in

Simak 6 Bahaya Kesehatan Ini Akibat Jarang Ganti Bantal!

Bahaya Jarang Mengganti Bantal (Freepik)

Memilih bantal yang tepat akan mempengaruhi kualitas tidurmu menjadi lebih baik. Kamu bisa memilih bantal dengan memperhatikan bahan, tingkat keempukan, ketebalan, dan ukuran sehingga dapat membuat tidurmu semakin nyenyak.

Namun, kebanyakan orang lebih sering mengganti sarung bantal daripada harus membeli bantal. Sebaiknya, bantal diganti setiap 1-2 tahun karena seiring waktu, bantal bisa berubah bentuk dan kualitasnya menurun akibat kotoran dan kuman yang menumpuk. Berikut ini berbagai bahaya kesehatan akibat jarang ganti bantal yang harus kamu ketahui. Simak ulasannya di bawah ini!

1. Menurunnya kualitas tidur

Ilustrasi Pria Tidur (Freepik)

Bahaya yang dapat dirasakan akibat jarang ganti bantal adalah kualitas tidur akan menurun. Seiring waktu, bantal akan berubah bentuk, terutama jika tidak dicuci secara teratur. Ketika bantal mulai kempis, akan mempengaruhi kesehatan leher. Hal ini dapat menyebabkan otot leher tegang dan nyeri pada leher, bahu, dan punggung bagian atas.

Bantal yang jarang diganti ini akan menimbulan situasi yang tidak nyaman ini dapat mengganggu tidurmu dan membuat sulit untuk tidur nyenyak sepanjang malam. Oleh karena itu, penting untuk mengganti bantal secara teratur agar leher tetap sehat dan tidurmu tetap nyaman setiap malam.

2. Sistem pernapasan terganggu

Kesehatan pernapasan juga akan bermasalah akibat jarang ganti bantal. Berdasarkan penelitian hal ini dapat menyebabkan deviasi septum, di mana membran yang membagi rongga hidung tidak berada secara sempurna di tengah. Kondisi ini dapat menyebabkan hidung tersumbat, terutama saat berbaring.

Orang yang menderita deviasi septum, tidur dengan kepala sedikit terangkat dapat membantu pernapasan hidung. Sebaliknya, jika bantal terlalu datar, hidung dapat menjadi lebih tersumbat, menyebabkan kesulitan dalam bernapas. Hal ini dapat mengganggu tidurmu karena kamu mungkin sering terbangun pada malam hari akibat kesulitan bernapas yang dialami.

3. Timbul masalah kulit pada wajah

Bantal yang jarang dicuci atau diganti akan menjadi sarang untuk kotoran, minyak, rambut, dan berbagai bahan lainnya. Saat tidur, wajah sering kali bersentuhan langsung dengan bantal ini. Tidur dengan bantal yang kotor dapat meningkatkan risiko terkena masalah kulit seperti pori-pori tersumbat, jerawat, noda hitam, dan kulit yang terlihat kusam.

Masalah kulit ini tidak hanya mempengaruhi penampilan fisik, tetapi juga dapat mengurangi rasa percaya diri secara keseluruhan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan bantal dengan rajin mencuci atau menggantinya merupakan langkah penting untuk mencegah masalah kulit dan menjaga kesehatan kulit yang optimal.

4. Tempat berkembang biak untuk tungau debu dan kutu busuk

Tidak mengganti bantal secara teratur dapat membuatnya menjadi tempat yang ideal bagi tungau debu dan kutu busuk untuk berkembang biak karena penumpukan kotoran yang terjadi. Kehadiran tungau debu dan kutu busuk ini dapat berdampak negatif pada kesehatan, seperti meningkatkan risiko asma, eksim, dan rinitis. Jika kamu mengalami gejala seperti batuk, bersin yang tidak biasa, atau reaksi alergi lainnya, sebaiknya segera memeriksa keberadaan tungau debu dan kutu busuk di tempat tidur atau di kamarmu.

5. Memperburuk alergi

Ilustrasi Menderita Asma (Freepik)

Bahaya selanjutnya adalah dapat memperburuk alergi yang diderita seseorang. Bantal yang jarang diganti dapat menampung berbagai kotoran seperti bakteri, jamur, debu, dan tungau debu, termasuk kotoran dari tungau itu sendiri.

Saat tidur, kamu akan menghirup semua bahan ini, yang dapat memperburuk gejala alergi bagi mereka yang sensitif terhadap alergen tersebut. Selama tidur yang berlangsung sekitar delapan jam, paparan alergen ini dapat meningkatkan risiko reaksi alergi seperti eksim, asma, dan rinitis.

6. Mengganggu imunitas tubuh

Bantal yang jarang diganti atau dicuci, terutama setelah digunakan dalam waktu lama, dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan kuman. Paparan terhadap mikroorganisme ini dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, memperburuk kondisi bagi penderita asma, dan menimbulkan masalah kesehatan lainnya karena potensi infeksi bakteri yang terakumulasi di dalamnya.