Sejarah sepak bola Spanyol adalah kisah yang kaya dan penuh warna, yang mencerminkan perkembangan olahraga ini dari permainan sederhana di akhir abad ke-19 hingga menjadi salah satu kekuatan dominan di dunia. Sepak bola diperkenalkan di Spanyol oleh para pekerja Inggris yang bekerja di tambang besi di Huelva pada tahun 1880-an. Klub sepak bola pertama di Spanyol, Recreativo de Huelva, didirikan pada tahun 1889 oleh Dr. Alexander Mackay dan beberapa pekerja Inggris. Ini menandai awal dari apa yang akan menjadi salah satu tradisi sepak bola paling bergengsi di dunia.
Pada awal abad ke-20, sepak bola mulai menyebar ke kota-kota besar lainnya di Spanyol. Klub-klub seperti FC Barcelona, didirikan pada tahun 1899 oleh sekelompok ekspatriat Swiss, Inggris, dan Spanyol yang dipimpin oleh Joan Gamper, serta Real Madrid, yang didirikan pada tahun 1902, menjadi simbol awal dari pertumbuhan olahraga ini di Spanyol. Klub-klub ini segera membentuk basis penggemar yang kuat dan mulai mengembangkan identitas mereka sendiri yang khas.
Kompetisi domestik pertama, Campeonato de España (Piala Raja), diadakan pada tahun 1903. Turnamen ini awalnya hanya terdiri dari beberapa klub regional, tetapi segera berkembang seiring dengan meningkatnya popularitas sepak bola di seluruh negeri. Pada tahun 1929, La Liga, liga nasional Spanyol, dibentuk dengan sepuluh klub berpartisipasi dalam musim perdananya. La Liga segera menjadi pusat perhatian sepak bola Spanyol, dengan persaingan sengit antara Real Madrid dan Barcelona yang menjadi daya tarik utama.
Periode setelah Perang Saudara Spanyol (1936-1939) dan Perang Dunia II melihat pertumbuhan pesat dalam popularitas dan profesionalisasi sepak bola di Spanyol. Pada tahun 1950-an, Real Madrid mulai membangun reputasi internasional dengan memenangkan lima Piala Eropa berturut-turut dari tahun 1956 hingga 1960. Pemain legendaris seperti Alfredo Di Stéfano dan Ferenc Puskás menjadi ikon global dan membantu mengukuhkan status Real Madrid sebagai salah satu klub terbesar di dunia.
Sementara itu, FC Barcelona juga menikmati kesuksesan, terutama pada era 1990-an di bawah manajer Johan Cruyff yang mempromosikan filosofi “Total Football”. Cruyff memperkenalkan gaya permainan yang mengandalkan penguasaan bola dan kreativitas, yang kemudian dikenal sebagai “tiki-taka”. Filosofi ini mencapai puncaknya pada era Pep Guardiola sebagai pelatih pada akhir 2000-an, di mana Barcelona mendominasi sepak bola domestik dan Eropa dengan pemain bintang seperti Lionel Messi, Xavi Hernández, dan Andrés Iniesta.
Di tingkat tim nasional, Spanyol memiliki sejarah yang berliku. Tim nasional Spanyol, La Furia Roja, mengalami berbagai pasang surut selama bertahun-tahun. Mereka memenangkan gelar besar pertama mereka di Kejuaraan Eropa 1964, tetapi kemudian mengalami periode panjang tanpa kesuksesan besar di panggung internasional. Titik balik datang pada awal abad ke-21, ketika Spanyol memenangkan Kejuaraan Eropa 2008 di bawah pelatih Luis Aragones, memulai era kejayaan mereka.
Puncak dari dominasi sepak bola Spanyol terjadi antara 2008 dan 2024, ketika tim nasional memenangkan beberapa gelar besar berturut-turut: Euro 2008, Piala Dunia 2010, Euro 2012 dan 2024. Gaya permainan tiki-taka yang diterapkan oleh Vicente del Bosque, yang melanjutkan warisan dari era Guardiola di Barcelona, menjadi identitas tim nasional Spanyol. Pemain seperti Iker Casillas, Sergio Ramos, Xavi, Iniesta, dan David Villa menjadi pahlawan nasional.