in

Saving Private Ryan: Film Perang yang Menyentuh Hati dan Dinamis

saving private ryan

“Saving Private Ryan” (1998) adalah salah satu film perang berkualitas karya Steven Spielberg yang berhasil meraih 7 nominasi di Academy Awards ke-71, dengan lima di antaranya dimenangkan. 

Film ini bahkan menjadi inspirasi bagi banyak sutradara, termasuk Quentin Tarantino yang terpengaruh saat menggarap “Inglourious Basterds” (2009).

Misi Menyelamatkan Prajurit Ryan

Film ini mengisahkan tentang usaha penyelamatan seorang prajurit bernama James Francis Ryan (Matt Damon) oleh kapten John H. Miller (Tom Hanks) dan timnya. Misi ini berlangsung selama Perang Dunia II ketika pasukan Amerika sedang menyerang Jerman. 

Meskipun berlatar perang, film ini tidak terjebak dalam adegan perang yang berlebihan, tetapi lebih menekankan sisi humanis melalui hubungan antara Miller, anak buahnya, dan Ryan.

Pembukaan yang Menggugah

Film dimulai dengan adegan Ryan tua (Harrison Young) yang mengunjungi makam di Pemakaman Normandia. Adegan kemudian beralih ke tahun 1944, menampilkan pertempuran yang intens selama 24 menit pertama. 

Meski tensinya tinggi, tempo film tidak terlalu cepat, membuat penonton dapat mengikuti setiap adegan dengan baik. Suara tembakan dan ledakan yang realistis menambah keaslian suasana perang, berkat kerja keras tim sound department.

Sinematografi yang Menawan

Sinematografi film ini menggunakan teknik hand-held shooting dengan warna desaturasi, memberikan kesan realistis dan mencekam. 

Pendekatan ini memungkinkan pengambilan gambar dari berbagai sudut, termasuk angle yang ketat. Teknik ini juga memberikan nuansa dinamis yang menarik.

Pergantian Tensi yang Dinamis

Setelah adegan perang yang intens, film memasuki bagian dengan lebih banyak dialog yang menjelaskan misi penyelamatan Ryan. 

Tempo film kembali naik-turun, membuat alur cerita terasa dinamis dan menarik untuk diikuti. Metode ini juga diterapkan Spielberg dalam film “Catch Me If You Can” (2002) dengan cara yang berbeda.

Akhir yang Menyentuh

Sepuluh menit sebelum film berakhir, adegan kembali ke masa kini dengan Ryan tua yang mengunjungi makam. 

Dialog yang menyentuh hati di akhir film menambah kedalaman emosional dan memberikan penonton gambaran jelas tentang makam siapa yang dikunjungi.

Penampilan Memukau Para Aktor

Tom Hanks berhasil memerankan kapten Miller dengan tegas namun humanis, yang membuatnya mendapatkan nominasi Academy Awards untuk kategori Best Actor. 

Matt Damon, meskipun tampil selama satu jam, berhasil membangun chemistry yang kuat dengan Hanks. 

Jeremy Davies juga tampil mengesankan sebagai Timothy Upham, kopral yang tampak canggung namun menunjukkan keberanian di akhir film.

Kekurangan yang Tertutupi

Satu-satunya kekurangan film ini adalah music scoring yang kurang istimewa, sangat kontras dengan sound effect yang menonjol. 

Namun, kekurangan ini tertutupi oleh kualitas aspek lain yang unggul, sehingga tidak mengurangi kehebatan film ini.

Dengan tensi naik-turun yang dinamis dan sisi humanis yang menonjol, “Saving Private Ryan” berhasil menjadi film perang yang menyentuh hati dan berbeda dari yang lain. 

Film berdurasi lebih dari 2 jam ini bisa disaksikan kembali di Netflix, dan pasti akan memberikan pengalaman menonton yang tak terlupakan.