in

Review Film Spirited Away: Perjalanan Fantasi yang Menginspirasi

spirited away

Lebih dari dua dekade berlalu sejak dirilis, “Spirited Away” (2001) karya Hayao Miyazaki tetap menjadi salah satu film animasi yang paling direkomendasikan. 

Film ini bukan hanya sekadar animasi, melainkan sebuah perjalanan fantasi dan spiritual seorang gadis kecil yang penuh dengan simbolisme kehidupan.

Petualangan menarik ke dunia misterius

Cerita “Spirited Away” dimulai dengan petualangan Chihiro (Rumi Hiiragi), seorang gadis kecil yang tersesat ke dunia misterius setelah memasuki terowongan di hutan. 

Kedua orang tuanya berubah menjadi babi karena keserakahan mereka melahap makanan dari tempat asing. 

Dalam usahanya untuk menyelamatkan orang tuanya, Chihiro bertemu Haku (Miyu Irino), seorang pemuda yang ternyata adalah roh Sungai Kohaku.

Dengan bantuan Haku, Chihiro bekerja di pemandian milik penyihir jahat Yubaba (Natsuki). Untuk bisa bertahan di dunia antah berantah ini dan mengembalikan orang tuanya ke wujud semula, Chihiro harus merelakan sebagian dari namanya dan mulai dikenal sebagai Sen. 

Petualangannya diisi dengan berbagai tantangan, termasuk melayani tamu-tamu aneh seperti Stink Spirit dan No-Face (Kaonashi).

Simbolisme kehidupan dalam setiap karakter

“Spirited Away” bukan sekadar dongeng tentang pahlawan cilik yang kuat dan pemberani. Film ini menghadirkan Chihiro sebagai gadis biasa yang tanpa kekuatan super, berusaha keras untuk tidak melupakan identitas dirinya dan tetap fokus pada tujuannya. 

Keberadaan Haku sebagai roh Sungai Kohaku adalah kiasan tentang kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. Ia melupakan jati dirinya karena sungainya telah diubah menjadi area gedung-gedung tinggi.

Stink Spirit, yang dapat menelan segala benda dari sampah hingga mobil, adalah simbol keserakahan dan kerusakan lingkungan. 

Berkat Chihiro, Stink Spirit akhirnya bisa membersihkan dirinya dari benda-benda tersebut, mengingatkan kita pada pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. 

No-Face, dengan penampilan ikoniknya, menggambarkan orang-orang yang mudah terpengaruh dan kehilangan arah.

Yubaba, dengan kerajaan bisnisnya, melambangkan kapitalisme dan kehidupan para pekerja yang terjebak dalam rutinitas tanpa harapan. 

Chihiro dan Haku harus bekerja keras setiap hari, hampir kehilangan identitas mereka di bawah kendali Yubaba. Ini mencerminkan realita banyak pekerja yang mengorbankan kehidupan mereka demi korporasi.

Fantasi yang penuh makna

“Spirited Away” adalah film yang memberikan makna berbeda setiap kali ditonton pada usia yang berbeda. Sebagai anak-anak, kita mungkin melihatnya sebagai petualangan seru di dunia fantasi. 

Namun, ketika ditonton di usia dewasa, film ini mengungkapkan banyak pelajaran hidup yang relevan, seperti pencarian arah hidup, dampak konsumerisme, kapitalisme, dan pentingnya menjaga lingkungan.

Film ini juga membawa kritik tajam terhadap kehidupan modern yang serakah dan abai terhadap alam. Selain itu, “Spirited Away” memperkenalkan filosofi kehidupan masyarakat Jepang kepada dunia dan menunjukkan bahwa film animasi tidak hanya milik Disney. 

Film ini memenangkan banyak penghargaan bergengsi, termasuk Best Animated Feature di Academy Awards ke-75, dan terus dikenang sebagai salah satu karya terbaik dalam dunia animasi.

“Spirited Away” bukan hanya sebuah film, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga identitas, menghargai alam, dan menemukan tujuan hidup. 

Film ini layak ditonton berulang kali, karena setiap kali kita menontonnya, ada saja pelajaran baru yang bisa kita petik.