Thor: Love and Thunder menceritakan perjalanan Thor yang memutuskan untuk pensiun dari kehidupan sebagai superhero.
Namun, rencana pensiunnya terganggu oleh kemunculan Gorr the God Butcher yang membantai para dewa di alam semesta.
Hal ini memaksa Thor keluar dari masa pensiunnya untuk menghentikan Gorr, dibantu oleh mantan kekasihnya, Jane Foster, yang kini dikenal sebagai Mighty Thor.
Ulasan Film Thor: Love and Thunder
Film yang menghibur, namun kurang istimewa
Disutradarai oleh Taika Waititi, Thor: Love and Thunder kembali menghadirkan nuansa komedi seperti yang terlihat dalam Thor: Ragnarok (2017).
Film ini dipenuhi dengan momen-momen komedi yang lebih banyak dibandingkan film MCU lainnya, dengan konflik cerita yang tidak terlalu berat.
Meskipun porsi komedinya cukup pas dan tidak mengganggu adegan emosional, beberapa celetukan konyol dari Thor dan karakter lainnya berhasil membuat penonton tertawa terbahak-bahak.
Di sisi lain, film ini juga memiliki momen-momen yang menghangatkan hati dan membuat terharu.
Namun, Thor: Love and Thunder tampaknya tidak meninggalkan kesan yang istimewa sebagai film MCU.
Meskipun menyenangkan untuk ditonton, film ini tidak memberikan perasaan spesial yang membekas setelah berakhir.
Ini adalah masalah yang juga dirasakan oleh beberapa proyek MCU Phase 4 lainnya, yang sering kali terasa seperti film standalone tanpa kontribusi besar terhadap masa depan dunia perfilman superhero.
Hubungan Thor dan Jane Foster
Thor: Love and Thunder menghadirkan unsur romansa yang cukup kental untuk sebuah film MCU, tetapi tidak terasa cheesy seperti film romansa pada umumnya.
Kehadiran romansa dalam film ini bertujuan untuk memberikan kejelasan terkait hubungan Thor dengan Jane Foster yang tidak terlalu terungkap dalam Thor: Ragnarok.
Film ini menampilkan adegan flashback yang memperlihatkan masa lalu Thor dan Jane serta alasan mereka berpisah.
Selain itu, penonton juga bisa melihat bagaimana perasaan mereka satu sama lain sejak berpisah.
Chemistry antara Chris Hemsworth dan Natalie Portman sebagai Thor dan Jane Foster masih terlihat solid meski terakhir kali berakting bersama dalam Thor: The Dark World (2014).
Gorr: Villain yang menimbulkan simpati dan kengerian
Seluruh pemain dalam Thor: Love and Thunder memberikan performa yang memukau, termasuk karakter cameo.
Namun, Christian Bale sebagai Gorr the God Butcher berhasil mencuri perhatian. Bale tampil maksimal sebagai Gorr sehingga mampu menjadi villain yang berkesan.
Gorr bukan tipe villain yang membuat penonton kesal karena kejahatannya. Sejak awal, penonton dibuat bersimpati terhadap Gorr karena latar belakangnya yang tragis.
Hal ini membuat alasan Gorr menjadi villain terasa wajar. Selain menimbulkan simpati, Gorr juga sukses membuat penonton merasa ngeri dengan kekejamannya dan beberapa momen jumpscare yang melibatkan dirinya.
Kengerian ini mengingatkan pada nuansa horor yang dirasakan saat menonton Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022).
Soundtrack seru namun CGI kurang memuaskan
Seperti Thor: Ragnarok, Love and Thunder juga memiliki soundtrack bergenre rock, kali ini didominasi oleh lagu-lagu dari Guns N’ Roses. Lagu-lagu ini membuat adegan pertarungan dalam film terasa lebih seru dan menyenangkan.
Sayangnya, adegan pertarungan dalam film ini tidak didukung dengan CGI yang mumpuni. Beberapa momen pertarungan terlihat seperti sekuens animasi yang belum diproduksi dengan rapi.
Hal ini semakin menguatkan komentar bahwa kualitas CGI film MCU semakin menurun dari tahun ke tahun.
Demikianlah sinopsis dan ulasan tentang Thor: Love and Thunder. Sebelum menonton film ini di bioskop, pastikan kamu sudah mengetahui apa yang bisa diharapkan dari kisah Thor yang penuh aksi, komedi, dan sedikit romansa ini.