in

Nostalgia dengan Film The Godfather: Mahakarya Mafioso

the godfather

The Godfather mungkin sudah jarang dibicarakan di tengah gegap gempita film bergenre horor dan superhero yang mendominasi saat ini. 

Namun, bagi para penggemarnya, film ini tetap menjadi salah satu karya terbaik yang pernah ada. Akting Marlon Brando dan Al Pacino yang luar biasa dalam film ini tak akan pernah terlupakan. 

Sebagai pengantar, mari kita simak ulasan santai dan mendalam tentang The Godfather, film mafia legendaris yang dirilis pada tahun 1972.

Sinopsis The Godfather (1972)

The Godfather mengisahkan tentang keluarga mafia paling kuat di New York yang dipimpin oleh Vito Corleone, atau yang lebih dikenal sebagai Don Corleone. 

Di bawah kepemimpinannya, keluarga Corleone menjadi penguasa bayangan kota New York. Meskipun terkenal kejam, Don Corleone adalah sosok penyayang bagi keluarganya. 

Dia percaya bahwa siapapun yang tidak bisa menghabiskan waktu bersama keluarga tidak akan menjadi orang yang nyata.

Don Corleone juga dikenal sebagai pribadi yang suka menolong, tetapi dengan satu syarat: persahabatan. Sebagai seorang Sicilian, ia selalu membuka rumahnya bagi siapa pun yang membutuhkan bantuan, bahkan di tengah perayaan keluarga. 

Hidupnya menjadi semakin lengkap ketika putri bungsunya, Connie, menikah. Namun, setelah pernikahan tersebut, keluarga Corleone harus menghadapi badai baru. Mampukah Vito Corleone mempertahankan keluarganya?

Alur Cerita yang Beragam namun Terhubung

Cerita The Godfather tidak hanya berfokus pada Don Corleone, tetapi juga mengangkat kisah anak-anaknya, seperti Santino “Sonny” Corleone dan Michael Corleone. 

Meskipun alur ceritanya terbagi menjadi beberapa bagian, semuanya tetap terhubung dengan baik. Durasi film yang mencapai tiga jam tidak terasa membosankan karena setiap adegan memiliki peran penting dalam perkembangan cerita.

Salah satu elemen menarik dalam film ini adalah penggunaan buah jeruk sebagai simbol pertanda buruk. Adegan yang melibatkan jeruk sering kali diikuti oleh kejadian buruk yang menimpa tokoh-tokohnya. 

Setiap detail dalam film ini terhubung dengan baik, menciptakan plot twist yang mengejutkan dan memukau penonton.

Soundtrack yang Pas dan Khas Mafia

Penggunaan musik dalam The Godfather sangat mendukung suasana dan jalan cerita. Musik khas Italia tahun 40-an dan alunan klasik berhasil menghidupkan suasana mafia Italia-Amerika. 

Setiap alunan musiknya begitu khas dan mampu membuat penonton tetap terjaga serta terhanyut dalam cerita.

Minim Aksi, Penuh Intrik Menegangkan

Berbeda dengan film kriminal modern yang sering menonjolkan koreografi bela diri, The Godfather lebih fokus pada intrik dan tensi melalui dialog dan strategi. 

Pertarungan fisik bukanlah fokus utama, melainkan konflik antar karakter yang membuat cerita ini sulit ditebak namun sangat menarik untuk diikuti. Intrik-intrik keluarga, pengkhianatan, dan negosiasi menjadi bagian penting yang membuat film ini semakin menegangkan.

Akting yang Luar Biasa

Akting para aktor dalam The Godfather sangat luar biasa. Marlon Brando sebagai Don Corleone berhasil menampilkan karakter mafioso yang kuat dan karismatik. Keputusan Brando untuk menggunakan kapas sebagai improvisasi memberikan kesan yang sangat ikonik. 

Adegan-adegan yang melibatkan reaksi spontan para aktor juga menambah keaslian film ini. Salah satunya adalah adegan kepala kuda yang membuat aktor John Marley benar-benar terkejut karena kepala kuda tersebut asli.

The Godfather adalah mahakarya film bertema mafia yang tidak pernah kehilangan pesonanya. Plot yang rapi, akting yang memukau, properti yang totalitas, dan musik yang mendukung tema membuat film ini layak mendapat penghargaan tinggi. 

Jika The Shawshank Redemption tidak ada, mungkin The Godfather akan menduduki peringkat pertama sebagai film terbaik sepanjang masa. 

Mahakarya sutradara Francis Ford Coppola dan penulis Mario Puzo ini memang layak diacungi dua jempol. Salute!