Menengok kembali kebangkitan komedi romantis tahun 1990-an, ada satu film yang menandai awal zaman keemasan ini, yaitu When Harry Met Sally… karya Rob Reiner.
Film ini adalah surat cinta kepada New York, persahabatan, dan kedewasaan, dihidupkan melalui naskah Nora Ephron dan diperankan oleh Billy Crystal dan Meg Ryan. Selain itu, film ini juga dibintangi oleh Carrie Fisher, Bruno Kirby, dan Michelle Nicastro.
Bisakah Pria dan Wanita Hanya Berteman?
When Harry Met Sally… mencoba menjawab pertanyaan lama: Bisakah pria dan wanita berteman tanpa tidur bersama?
Film ini menggambarkan dinamika gender dan pencarian cinta yang relevan dalam kehidupan kita. Jawabannya dicari melalui persahabatan selama satu dekade antara Harry Burns dan Sally Albright.
Harry yang skeptis dan cerewet bertolak belakang dengan Sally yang optimis dan tahu apa yang dia inginkan.
Meski awalnya mereka berselisih, keduanya memulai perjalanan bersama untuk memahami kehidupan dan cinta di Big Apple.
Keajaiban Dialog Nora Ephron
Apa yang menjadikan komedi romantis ini sebagai cetak biru bagi film-film berikutnya adalah suara khas Nora Ephron. Karakter yang dia ciptakan terasa familiar namun unik.
Harry dan Sally memiliki keunikan masing-masing yang membuat mereka mudah dipahami. Dialog realistis Ephron terasa nikmat ketika diucapkan oleh Crystal dan Ryan.
Ceritanya autentik dengan tahapan kehidupan yang dilalui oleh Harry dan Sally. Tak heran jika Ephron mendapatkan nominasi Oscar untuk Skenario Original Terbaik.
Chemistry yang Tak Terbantahkan
Chemistry antara Billy Crystal dan Meg Ryan sangat memukau. Dari candaan hingga karisma alami mereka, sulit untuk mengalihkan pandangan dari dua sahabat yang perlahan jatuh cinta ini.
Sinisme Harry mencair oleh antusiasme Sally; kenaifan Sally menjadi sedikit lelah karena hubungan yang gagal. Ini adalah kisah klasik yang dilakukan dengan sangat baik dalam When Harry Met Sally….
Persahabatan yang Mendasar
Persahabatan adalah inti dari kisah cinta ini. Selain hipotesis bahwa teman lawan jenis tidak bisa berteman jika ada ketertarikan, dinamika persahabatan sesama jenis juga ditampilkan.
Marie (Carrie Fisher) dan Jess (Bruno Kirby) melengkapi Sally dan Harry, menawarkan nasihat dan menemukan cinta satu sama lain.
Kostum yang Tak Lekang oleh Waktu
Kostum dalam When Harry Met Sally… juga menjadi sorotan. Dari jaket korduroi hingga turtleneck netral, Gloria Gresham menciptakan lemari pakaian musim gugur yang sempurna untuk Sally.
Sebelum Chris Evans terkenal dengan sweater rajutan putihnya di Knives Out, Billy Crystal telah mengenakan sweater nelayan putih yang tebal. Mode dalam film ini memiliki kualitas yang tak lekang oleh waktu, memicu tren mode selama bertahun-tahun.
Testimoni Cinta yang Tak Lekang oleh Waktu
Testimoni dari pasangan-pasangan tua yang tersebar di seluruh film ini menawarkan kisah-kisah manis tentang cinta yang tak lekang oleh waktu.
Meskipun mungkin terasa ketinggalan zaman di era kencan daring, testimoni ini menangkap esensi cinta yang abadi. Mereka adalah “tujuan hubungan” yang diinginkan banyak orang.
When Harry Met Sally… mungkin tidak memberikan jawaban pasti untuk pertanyaan universal tentang persahabatan pria dan wanita, tetapi bagi Harry dan Sally, jawabannya jelas. Keduanya tidak mungkin hanya berteman selamanya.
Pada akhirnya, Harry mengungkapkan perasaannya pada Sally dengan salah satu pernyataan cinta terbaik di pesta Malam Tahun Baru.
Film ini adalah salah satu kisah cinta New York yang hampir sempurna dan tetap klasik hingga beberapa dekade kemudian.