in

Beda Tipe Mesin SOHC dan DOHC

Ilustrasi mesin motor bau sangit. Foto: Istimewa

Mesin SOHC (Single Overhead Camshaft) dan DOHC (Double Overhead Camshaft) adalah dua konfigurasi yang umum digunakan dalam mesin pembakaran internal, dan masing-masing memiliki karakteristik serta keunggulan yang berbeda. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada jumlah camshaft yang digunakan dan bagaimana camshaft tersebut mengatur katup masuk (intake) dan katup buang (exhaust).

Mesin SOHC menggunakan satu camshaft yang terletak di atas kepala silinder untuk mengontrol semua katup. Dalam konfigurasi ini, camshaft mengatur baik katup masuk maupun katup buang. Biasanya, mesin SOHC memiliki dua atau tiga katup per silinder, dengan satu camshaft yang menggerakkan rocker arms atau lifters untuk membuka dan menutup katup. Desain ini relatif sederhana dan lebih hemat biaya dalam produksi. Dengan hanya satu camshaft, mesin SOHC cenderung memiliki struktur yang lebih kompak dan lebih ringan. Hal ini dapat memberikan keuntungan dalam hal efisiensi bahan bakar dan biaya perawatan yang lebih rendah. Sederhananya desain SOHC juga mempermudah proses pemeliharaan dan perbaikan karena komponen yang lebih sedikit dan akses yang lebih mudah.

Namun, ada beberapa keterbatasan dalam desain SOHC. Karena hanya menggunakan satu camshaft, kemampuan untuk mengoptimalkan waktu pembukaan dan penutupan katup masuk dan buang secara terpisah lebih terbatas. Hal ini bisa membatasi performa mesin pada putaran tinggi karena katup mungkin tidak terbuka dan tertutup seefisien yang mungkin dicapai oleh desain yang lebih kompleks. Meskipun demikian, mesin SOHC tetap populer di banyak aplikasi otomotif karena keseimbangan yang baik antara efisiensi, biaya, dan performa yang cukup memadai untuk penggunaan sehari-hari.

Di sisi lain, mesin DOHC menggunakan dua camshaft yang terletak di atas kepala silinder. Satu camshaft mengatur katup masuk dan yang lainnya mengatur katup buang. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada mesin dengan empat atau lebih katup per silinder, memungkinkan kontrol yang lebih presisi terhadap waktu pembukaan dan penutupan katup. Dengan dua camshaft, mesin DOHC dapat mengatur katup masuk dan buang secara independen, memungkinkan pengaturan yang lebih optimal untuk meningkatkan aliran udara masuk dan keluar dari silinder. Hal ini bisa meningkatkan efisiensi pembakaran dan menghasilkan lebih banyak tenaga, terutama pada putaran mesin yang lebih tinggi.

Keuntungan utama dari mesin DOHC adalah kemampuan untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar dan kinerja yang lebih baik dibandingkan mesin SOHC. Mesin DOHC juga sering dilengkapi dengan teknologi variabel timing (pengaturan waktu katup variabel), yang memungkinkan penyesuaian waktu katup berdasarkan kondisi operasional mesin untuk meningkatkan efisiensi dan performa. Ini membuat mesin DOHC sangat cocok untuk kendaraan performa tinggi dan aplikasi yang membutuhkan respons cepat serta tenaga besar.

Namun, mesin DOHC memiliki kekurangan dalam hal kompleksitas dan biaya. Dengan dua camshaft, desain mesin menjadi lebih rumit, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan perawatan. Mesin DOHC juga cenderung lebih besar dan lebih berat dibandingkan mesin SOHC, yang bisa berdampak pada efisiensi bahan bakar dan distribusi berat kendaraan.

Dalam kesimpulannya, pilihan antara mesin SOHC dan DOHC sering kali bergantung pada prioritas dan kebutuhan spesifik kendaraan. Mesin SOHC menawarkan solusi yang lebih sederhana dan ekonomis dengan performa yang cukup baik untuk penggunaan umum, sementara mesin DOHC memberikan keuntungan dalam hal tenaga dan kinerja tinggi dengan biaya dan kompleksitas yang lebih besar. Kedua konfigurasi ini memiliki tempatnya masing-masing dalam industri otomotif, melayani berbagai jenis kendaraan dari yang efisien bahan bakar hingga mobil performa tinggi.