in

Mengupas “Parasite”: Film Karya Bong Joon-ho yang Menggebrak Dunia

parasite

Film “Parasite,” yang ditulis oleh Han Ji-Won bersama sutradara Bong Joon-ho, pertama kali diputar pada 21 Mei 2019 di Festival Film Cannes. 

Setelah sukses di festival tersebut, film ini dirilis secara internasional dan hadir di bioskop Indonesia sekitar Juni 2019. 

Durasi film ini sekitar 130 menit, menghadirkan kisah yang menarik tentang dua keluarga dengan latar belakang ekonomi yang sangat berbeda.

Film ini menampilkan dua keluarga utama: keluarga Kim yang kesulitan ekonomi dan keluarga Park yang kaya raya. 

Di keluarga Kim, ada Ki-taek (Song Kang-ho), Chung-sook (Jang Hye-jin), Ki-woo (Choi Woo-shik), dan Ki-jeong (Park So-dam). 

Sementara di keluarga Park, ada Dong-ik (Lee Sun-kyun), Choong-sook (Jo Yeo-jeong), Da-hye (Jung Ji-so), dan Da-song (Jung Hyeon-jun). 

Keluarga Kim, yang tinggal di daerah kumuh, mencoba memanfaatkan peluang dengan berpura-pura menjadi staf rumah bagi keluarga Park yang kaya.

Simbolisme Buah Peach

Salah satu elemen menarik dalam “Parasite” adalah penampakan buah peach (persik) yang memikat perhatian. Buah peach dalam film ini ternyata berfungsi sebagai simbol kemewahan. 

Simbolisme ini digunakan untuk mengeksplorasi ketidaksetaraan sosial dan perbedaan kelas antara kedua keluarga. 

Buah persik menjadi metafora yang menggambarkan perbedaan besar dalam kehidupan antara mereka yang berada di puncak piramida sosial dan mereka yang berjuang di bawahnya. Simbol ini memberikan dimensi tambahan pada cerita yang mendalam.

Kritik Sosial dan Kesenjangan Ekonomi

“Parasite” dikenal kuat dalam menyampaikan kritik sosialnya. Film ini dengan cerdas menyoroti ketidaksetaraan sosial dengan menunjukkan kesenjangan ekonomi antara keluarga Kim dan keluarga Park. 

Kontras antara dua realitas ini memperlihatkan seberapa dalam kesenjangan ekonomi dapat memisahkan dan memengaruhi kehidupan dua keluarga yang sangat berbeda. 

Penonton diajak untuk merenungkan seberapa besar pengaruh ekonomi terhadap kehidupan dan hubungan antar manusia.

Unsur Genre yang Beragam

Salah satu keunikan “Parasite” adalah kemampuannya untuk memadukan berbagai elemen genre. Film ini menggabungkan drama, komedi, dan thriller dengan sangat efektif, menciptakan pengalaman menonton yang tidak terduga. 

Plot twist yang cerdas dan penuh ketegangan membuat penonton terus terlibat dan penasaran sepanjang cerita. 

Keberagaman genre ini membuat film ini menjadi sangat menarik dan sulit diprediksi, meningkatkan daya tariknya bagi audiens.

Keberhasilan Akting dan Moralitas Kompleks

Keberhasilan para pemeran dalam membawakan peran mereka menciptakan hubungan empati yang kuat dengan penonton. 

Kesulitan, kegembiraan, dan ketegangan yang dialami oleh setiap karakter terasa sangat nyata. Film ini juga tidak menghadirkan situasi hitam-putih; sebaliknya, Bong Joon-ho menunjukkan bahwa kedua keluarga memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. 

Ini menciptakan nuansa moralitas yang kompleks, di mana penonton dihadapkan pada pertanyaan tentang siapa yang benar dan salah dalam konteks ketidaksetaraan sosial.

“Parasite” adalah contoh luar biasa dari kemampuan sinema Korea untuk menembus batas budaya dan menyampaikan pesan universal. 

Film ini menawarkan kombinasi elemen yang menarik, dari simbolisme yang mendalam hingga kritik sosial yang tajam, serta penggabungan genre yang efektif. 

Meskipun ada beberapa kekurangan seperti ketidakseimbangan elemen genre dan ending yang brutal, film ini tetap layak ditonton.