in

Gen Z Sering Mengalami Masalah Mental, Inilah Alasannya!

Alasan Mengapa Gen Z Sering Mengalami Masalah Mental(Freepik)

Masalah mental merupakan isu penting yang harus diperhatikan oleh setiap individu. Saat ini, Generasi Z sering mengalami masalah mental ini.  Hal ini karena mereka tumbuh bersama dengan teknologi dan internet yang berkembang pesat, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka sehari-hari. Paparan teknologi yang terus-menerus ini memengaruhi kesejahteraan emosional mereka, membuat mereka lebih sensitif dan rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Selain dampak dari media sosial, ada juga berbagai faktor lain yang membuat kesehatan mental Generasi Z mudah terganggu. Berbagai tekanan hidup dan tantangan yang mereka hadapi semakin mempengaruhi kondisi mental mereka. Untuk lebih memahami alasan lainnya, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Terlalu sering bermain media sosial

Ilustrasi Generasi Z (Freepik)

Generasi Z adalah generasi pertama yang tumbuh dengan akses ke media sosial sejak usia dini. Penggunaan media sosial yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan perasaan kesepian, depresi, dan kecemasan.

Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak waktu anak muda bermain media sosial, semakin rendah kesehatan mentalnya. Hal ini terjadi karena akses mudah terhadap konten di media sosial, memungkinkan individu terpapar lebih banyak konten negatif. Selain itu, kehadiran influencer di media sosial sering kali menyebabkan perbandingan fisik dan sosial yang dapat meningkatkan perasaan rendah diri.

Media sosial dapat menyebabkan perbandingan sosial yang tidak sehat, cyberbullying, dan gangguan tidur, semuanya berkontribusi pada kesehatan mental yang buruk​

2. Mengalami berbagai tekanan hidup

Alasan generasi Z lebih rentang mengalami masalah mental selanjutnya adalah adanya berbagai tekanan hidup yang dirasakannya. Generasi Z menghadapi tekanan yang lebih besar untuk berprestasi secara akademis dan profesional dibandingkan generasi sebelumnya.

Harapan yang tinggi dari orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk mencapai kesuksesan akademis dan karier dapat menyebabkan stres berlebihan. Selain itu, ketidakstabilan ekonomi dan pasar kerja yang kompetitif juga menambah tekanan hidup dan menghadapi tantangan mental yang lebih besar.

3. Merasa terisolasi dari lingkungan

Banyak anggota Generasi Z merasa terisolasi dalam lingkungan sosial, terutama karena mereka menghabiskan hingga 10 jam atau lebih setiap hari di internet. Kebiasaan ini mengurangi waktu mereka untuk berinteraksi secara langsung dengan orang di sekitar mereka, yang dapat menyebabkan mereka merasa lebih terisolasi dan kesepian. Akibatnya, mereka menjadi lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Perasaan terasing yang muncul dari kurangnya interaksi secara langsung berdampak serius pada emosional mereka. Ketergantungan yang berlebihan pada media sosial mengurangi kualitas hubungan pribadi dan menambah tekanan psikologis. Dengan rutinitas yang sering kali hanya melibatkan interaksi secara online yang dangkal, Generasi Z menghadapi tantangan mental yang semakin besar, memperburuk kondisi psikologis mereka dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental.

4. Mementingkan isu yang terjadi

Ilustrasi Stres (Freepik)

Generasi Z cenderung lebih rentan terhadap gangguan mental karena perhatian mereka yang mendalam terhadap berbagai isu sosial dan lingkungan. Dengan kesadaran tinggi terhadap tantangan-tantangan seperti keadilan iklim, kesetaraan gender, dan hak asasi manusia, mereka sering kali terlibat aktif dalam upaya advokasi untuk perubahan sosial.

Meskipun sikap peduli terhadap isu yang terjadi  ini mencerminkan kepedulian mereka terhadap dunia, keterlibatan yang mendalam ini juga dapat memicu kecemasan dan stres yang lebih besar. Hal ini disebabkan oleh beban tanggung jawab yang mereka rasakan serta kekhawatiran yang mendalam mengenai masa depan dunia yang mereka perjuangkan untuk perbaiki.

5.  Kekhawatiran akan masa depan

Kekhawatiran tentang masa depan telah menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kecemasan  di kalangan Generasi Z. Generasi ini sering kali merasa cemas tentang isu-isu besar seperti perubahan iklim, kestabilan ekonomi, serta ketersediaan pekerjaan di masa depan. Ketidakpastian mengenai kualitas hidup yang akan datang juga menambah beban mental mereka
Perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat dan teknologi, khususnya kemajuan dalam bidang Artificial Intelligence (AI), semakin memperburuk situasi. Kemajuan ini mengancam keberlanjutan pekerjaan tradisional dan membuat mereka yang baru memulai karir menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan pekerjaan yang stabil, sehingga menambah tekanan psikologis yang cukup berat.

Selain faktor-faktor tersebut, lonjakan biaya perumahan dan kebutuhan dasar juga memperburuk kondisi finansial mereka. Dengan meningkatnya biaya hidup yang tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh, Generasi Z menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan merencanakan masa depan mereka. Ketidakpastian yang dihadapi serta perubahan yang terus menerus dalam lingkungan sosial dan ekonomi sering kali memicu tingkat stres yang tinggi di kalangan mereka.