“Princess Mononoke” adalah film animasi epik bergenre fantasi sejarah dari Jepang yang dirilis oleh Studio Ghibli pada 12 Juli 1997, dan baru tayang di Indonesia pada 1 Agustus 2017.
Film ini memiliki durasi 134 menit dan ditulis serta disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Berhasil meraih pendapatan box office sebesar 2,1 miliar yen, “Princess Mononoke” juga didubbing ke dalam bahasa Inggris dengan naskah oleh Neil Gaiman.
Cerita di balik “Princess Mononoke”
Film ini berlatar sekitar tahun 1336 hingga 1573 Masehi, mengisahkan perjalanan Ashitaka, seorang pangeran muda dari suku tua Emishi, yang terlibat dalam pertarungan antara dewa dan manusia.
Istilah Mononoke sendiri bukan nama seseorang, melainkan kata dalam bahasa Jepang untuk makhluk supernatural yang dapat berubah bentuk dan menyebabkan penderitaan, penyakit, atau kematian.
Meskipun terdengar menyeramkan, film ini bukanlah film horor. Jadi, jangan khawatir, ini adalah film animasi yang sangat menarik.
Sekilas cerita
Cerita dimulai dari desa Emishi yang diserang oleh dewa iblis yang menakutkan. Ashitaka, pangeran muda, berhasil membunuh dewa tersebut, namun harus mengorbankan tangan kanannya.
Tangan Ashitaka terkena kutukan dewa iblis, memberikan kekuatan magis tapi juga rasa sakit luar biasa yang pada akhirnya bisa membunuhnya.
Penduduk desa menemukan bahwa dewa iblis tersebut adalah dewa babi hutan yang berubah menjadi iblis setelah terkena tembakan bola besi yang bersarang di tubuhnya.
Seorang wanita bijak desa memberitahu Ashitaka bahwa ia mungkin bisa menemukan obat yang menyelamatkan nyawanya di tanah barat, tempat asal iblis tersebut.
Maka dimulailah perjalanan Ashitaka untuk mencari obat dan mengetahui penyebab sang dewa berubah menjadi iblis.
Pertemuan dengan San dan pertarungan besar
Dalam perjalanannya, Ashitaka bertemu dengan San, seorang gadis yang dibesarkan oleh serigala.
Ashitaka juga terjebak dalam pertempuran antara dewa dan manusia, di mana ia harus memanggil kekuatan roh dan semua keberaniannya untuk menghentikan konflik antara manusia dan alam.
Ada unsur horor yang lucu
Salah satu adegan menarik adalah saat Ashitaka menolong penggembala yang jatuh ke sungai. Ia bertemu dengan Kodama, roh pohon yang menandakan kesucian hutan tersebut.
Bentuknya sangat lucu, mirip anak-anak, namun jika kepala mereka berputar-putar, itu tanda mereka memanggil Dewa Rusa.
Dewa Rusa awalnya muncul sebagai raksasa seperti alien di film Evangelion, lalu mengecil menjadi bentuk rusa saat memasuki hutan.
Gambar animasi yang memukau
Hayao Miyazaki sekali lagi berhasil menciptakan dunia fantasi dengan hewan besar, hutan penuh kodama, dan dewa rusa yang unik.
Gambar-gambar dalam film ini sangat detail, bersih, dan halus, membuat penonton benar-benar terhanyut dalam dunia yang diciptakan.
Musik yang memikat
Musik latar dalam film ini juga tidak kalah menawan. Studio Ghibli selalu dikenal dengan soundtrack yang memorable dan pas dengan adegan-adegan yang sedang berlangsung, menambah kedalaman emosi dalam cerita.
Pesan moral: Menjaga keseimbangan alam
Dari film ini, Miyazaki berpesan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Di era teknologi yang semakin maju, manusia kadang lupa menjaga alam, padahal alam adalah warisan penting bagi generasi masa depan.
Secara keseluruhan, “Princess Mononoke” adalah film yang sangat memukau dengan desain yang detail, musik yang menggerakkan emosi, karakter yang unik, dan cerita yang mudah dipahami. Film ini sangat layak untuk ditonton.