in

Review Film “Joker”: Mengungkap Sisi Kelam dari Seorang Supervillain Ikonik

joker

Bagi para penggemar dunia superhero, terutama DC, pasti sudah tak asing dengan karakter supervillain bernama Joker. 

Musuh bebuyutan Batman ini dikenal sebagai otak kriminal yang sering menebar teror di kota Gotham. 

Setelah banyak tampil dalam berbagai seri dan film DC, kini Joker memiliki film solo yang mengisahkan kehidupannya sebelum menjadi sosok “Joker” yang kita kenal.

Kehidupan Arthur Fleck Sebelum Menjadi Joker

Dalam film ini, Joker diperkenalkan sebagai Arthur Fleck, seorang warga Gotham yang bekerja sebagai badut pesta di bawah agensi “Haha’s”. 

Kehidupan Arthur tampak biasa saja, namun penuh dengan masalah dan konflik. Gotham sedang dilanda berbagai ancaman, mulai dari hama tikus hingga situasi yang membuat kota semakin tidak aman. 

Di tengah kekacauan ini, Arthur juga harus berjuang dengan kondisi kesehatan mentalnya yang memerlukan terapi rutin dan obat-obatan.

Arthur hidup bersama ibunya di sebuah apartemen tua, merawatnya sendirian tanpa bantuan orang lain. Selain itu, ia juga bermimpi menjadi seorang komedian meski harus menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan setiap harinya.

Perjuangan yang Berakhir Tragis

Terlepas dari semua masalah yang dihadapi, Arthur tetap menjalani pekerjaannya sambil merawat ibunya. 

Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai menyadari kenyataan pahit dan memutuskan untuk berhenti berpura-pura. Keputusannya ini mengubah hidupnya dan membawa Arthur pada jalan menuju kegilaan.

Pengaruh “The Killing Joke” dalam Cerita

Secara konsep, cerita film ini mengingatkan kita pada komik DC “The Killing Joke” di mana Joker menjadi gila setelah mengalami “satu hari penuh keburukan” dan jatuh ke dalam limbah kimia. 

Namun, sutradara Todd Phillips menegaskan bahwa film ini tidak terkait langsung dengan komik DC, melainkan berdiri dengan universe-nya sendiri.

Film ini mengisahkan perjalanan Joker dengan plot dan perspektif yang berbeda, namun tetap memberikan pembangunan karakter yang kuat. 

Penonton diajak memahami alasan Arthur Fleck berubah menjadi Joker, meskipun proses kegilaannya berbeda dari yang digambarkan dalam komik.

Akting Memukau Joaquin Phoenix

Ketika diumumkan bahwa Joaquin Phoenix akan memerankan Joker, banyak yang meragukan pemilihan aktor ini. 

Namun, Phoenix berhasil membawa karakter Arthur Fleck yang penuh konflik, tragis, dan ironis dengan kondisi kesehatan mental yang semakin memburuk. 

Performa Phoenix dalam film ini sangat memukau, menunjukkan perkembangan karakter yang mendalam dan realistis.

Konflik Realistis dan Drama Kehidupan Gotham

Film “Joker” menyajikan elemen fantasi dan fiksi dengan bumbu konflik yang lebih realistis. Fokus utamanya adalah drama kehidupan di Gotham yang penuh ketidakpastian. 

Penonton diajak menyelami pikiran Arthur dan melihat dunia dari sudut pandangnya, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mentalnya. 

Konflik yang dihadirkan lebih bisa dipahami, membuat kita turut merasakan kegilaan yang dialami Arthur sepanjang film.

Kesan dan Pesan Film

Sejak awal, suasana kelam sudah terasa dan terus berkembang sepanjang film. Scoring yang tepat sasaran menambah kesan mencekam, membuat film ini memberikan dampak emosional yang kuat. Humor gelap yang ditawarkan lebih membuat penonton meringis daripada tertawa lebar.

Apakah Film Ini Wajib Ditonton?

Bagi penggemar berat DC dan karakter Joker, film ini wajib ditonton. “Joker” memberikan gambaran dan perkembangan karakter yang segar dan berbeda dari versi komiknya. 

Namun, perlu diingat bahwa film ini memiliki rating R atau Dewasa karena adegan kekerasan dan pembunuhan yang brutal.