in

Formula E, Sejarah dan Perkembangannya

Formula E. Foto: Kompas.

Formula E adalah kejuaraan balap mobil listrik internasional yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2014 oleh Fédération Internationale de l’Automobile (FIA). Kejuaraan ini diciptakan untuk mempromosikan keberlanjutan dan inovasi dalam teknologi kendaraan listrik serta untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah lingkungan. Dalam waktu singkat, Formula E telah berkembang menjadi salah satu ajang balap paling menarik dan futuristik di dunia.

Formula E didirikan oleh Alejandro Agag dan Jean Todt, dengan tujuan untuk menciptakan ajang balap yang ramah lingkungan dan inovatif. Musim pertama Formula E dimulai pada tahun 2014-2015, dengan balapan yang berlangsung di pusat-pusat kota besar di seluruh dunia seperti Beijing, London, dan Buenos Aires. Ini berbeda dari balap tradisional yang biasanya diadakan di sirkuit tetap, karena balapan diadakan di jalanan kota untuk menyoroti mobilitas perkotaan yang berkelanjutan.

Mobil Formula E dikenal sebagai mobil generasi kedua atau Gen2, yang memiliki desain futuristik dan performa tinggi. Mereka ditenagai oleh baterai listrik yang kuat dan dapat mencapai kecepatan lebih dari 280 km/jam. Mobil-mobil ini dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih seperti sistem regeneratif yang memungkinkan mobil mengisi ulang baterai saat pengereman, serta peningkatan aerodinamika untuk efisiensi yang lebih baik.

Format balapan Formula E mencakup serangkaian sesi latihan, kualifikasi, dan balapan utama yang semuanya berlangsung dalam satu hari. Sistem poinnya mirip dengan Formula 1, dengan poin diberikan kepada sepuluh pembalap teratas. Selain itu, Formula E juga memperkenalkan elemen unik seperti Fanboost, yang memungkinkan penggemar memberikan dorongan daya tambahan kepada pembalap favorit mereka melalui voting online. Ini memberikan dimensi interaktif yang baru dalam olahraga balap.

Formula E menarik berbagai tim dan pembalap terkenal dari seluruh dunia, termasuk mantan pembalap Formula 1 dan tim-tim besar seperti Mercedes-Benz, Audi, BMW, dan Nissan. Kompetisi ini juga menjadi platform bagi pembalap muda berbakat untuk menunjukkan kemampuan mereka di kancah internasional. Beberapa pembalap terkenal yang telah berpartisipasi di Formula E termasuk Sébastien Buemi, Lucas di Grassi, dan Jean-Éric Vergne.

Salah satu misi utama Formula E adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang keberlanjutan dan mendorong adopsi kendaraan listrik. Kejuaraan ini bekerja sama dengan berbagai organisasi lingkungan dan menggunakan platformnya untuk mempromosikan solusi energi bersih dan teknologi ramah lingkungan. Setiap balapan diadakan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan, termasuk penggunaan energi terbarukan dan upaya mengurangi jejak karbon.

Sejak diluncurkan, Formula E telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dan menarik minat global. Dengan peningkatan jumlah balapan dan ekspansi ke kota-kota baru, kejuaraan ini terus berkembang. Masa depan Formula E tampak cerah dengan rencana untuk memperkenalkan mobil generasi ketiga (Gen3) yang lebih cepat dan efisien, serta penambahan lebih banyak tim dan teknologi baru.

Formula E bukan hanya sekadar ajang balap, tetapi juga simbol perubahan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Melalui inovasi dan kesadaran lingkungan, Formula E menunjukkan bahwa masa depan mobilitas bisa ramah lingkungan tanpa mengorbankan performa dan kegembiraan balap.