Indonesia telah mencatatkan berbagai prestasi gemilang dalam ajang Olimpiade sejak pertama kali ikut berpartisipasi pada Olimpiade Melbourne 1956. Prestasi Indonesia di ajang ini tidak hanya mencerminkan kemampuan atletik bangsa, tetapi juga semangat pantang menyerah dan kebanggaan nasional.
Salah satu momen paling bersejarah adalah pada Olimpiade Barcelona 1992, di mana Indonesia berhasil meraih medali emas pertamanya melalui cabang bulu tangkis. Alan Budikusuma dan Susi Susanti menjadi pahlawan nasional setelah mereka masing-masing memenangkan medali emas di tunggal putra dan putri. Keberhasilan ini menandai era kejayaan bulu tangkis Indonesia di kancah internasional, dan menjadi inspirasi bagi generasi atlet berikutnya.
Sejak saat itu, bulu tangkis terus menjadi andalan Indonesia di setiap Olimpiade. Pada Olimpiade Atlanta 1996, Rexy Mainaky dan Ricky Subagja menambah koleksi medali emas untuk Indonesia di ganda putra. Prestasi ini terus berlanjut dengan medali emas yang diraih oleh Tony Gunawan dan Candra Wijaya di Sydney 2000. Di Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat melanjutkan tradisi emas di nomor tunggal putra.
Tidak hanya di bulu tangkis, Indonesia juga mencatatkan prestasi di cabang angkat besi. Pada Olimpiade Sydney 2000, Raema Lisa Rumbewas meraih medali perak, yang kemudian diikuti oleh medali perak Eko Yuli Irawan di Beijing 2008. Eko Yuli bahkan berhasil meraih medali di empat Olimpiade berturut-turut, dengan tambahan perunggu di London 2012, perak di Rio de Janeiro 2016, dan perak lagi di Tokyo 2020. Prestasi ini menjadikannya salah satu atlet angkat besi paling konsisten dan berprestasi dalam sejarah Indonesia.
Olimpiade Rio 2016 menjadi salah satu ajang yang sangat berkesan bagi Indonesia. Pasangan ganda campuran bulu tangkis, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan pasangan dari Malaysia di partai final. Kemenangan ini sangat berarti karena diraih tepat pada Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus, sehingga menambah kebanggaan dan kegembiraan seluruh rakyat Indonesia.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, di tengah tantangan pandemi COVID-19, Indonesia kembali menunjukkan taringnya. Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mencetak sejarah dengan meraih medali emas di ganda putri bulu tangkis, yang merupakan medali emas pertama bagi Indonesia di nomor tersebut. Prestasi ini disambut dengan antusiasme luar biasa di tanah air, menjadi simbol harapan dan ketangguhan di masa sulit.
Pada Olimpiade Paris 2024, Indonesia akan mengirim 29 atlet, jumlah yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Mereka akan bertanding dalam 12 cabang olahraga, termasuk bulu tangkis, panahan, angkat besi, panjat tebing, balap sepeda, renang, judo, dayung, menembak, selancar, senam, dan atletik.
Bulu tangkis menjadi andalan dengan sembilan atlet, termasuk Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Cabang panjat tebing mengirim empat atlet, seperti Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rahmad Adi Mulyono, sedangkan angkat besi diwakili oleh Eko Yuli Irawan, yang akan tampil di Olimpiade keempatnya, bersama Nurul Akmal dan Rizki Juniansyah.
Persiapan intensif dilakukan melalui pemusatan latihan dan partisipasi dalam kompetisi internasional. Dukungan penuh diberikan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk memastikan kebutuhan atlet terpenuhi, mulai dari fasilitas latihan hingga dukungan teknologi dan finansial. Dukungan masyarakat diharapkan memberi semangat tambahan bagi para atlet untuk meraih prestasi terbaik di Paris.