in

Doping di Sepanjang Sejarah Olimpiade

Ilustrasi logo olimpiade. Foto: AFP

Doping adalah penggunaan zat atau metode terlarang oleh atlet untuk meningkatkan performa fisik dan daya tahan mereka di luar kemampuan alami. Istilah ini sering dikaitkan dengan olahraga kompetitif di mana penggunaan substansi tertentu dapat memberikan keuntungan tidak adil. Doping melanggar prinsip-prinsip fair play dan integritas olahraga.

Kontroversi doping telah menjadi bagian yang signifikan dari sejarah Olimpiade, mengancam integritas dan semangat olahraga yang adil. Berikut adalah beberapa kasus doping paling terkenal yang telah mengguncang dunia olahraga Olimpiade:

  1. Ben Johnson (Seoul 1988)

Salah satu kasus doping yang paling terkenal terjadi pada Olimpiade Seoul 1988 ketika pelari Kanada Ben Johnson memenangkan medali emas di nomor 100 meter putra dengan catatan waktu rekor dunia 9,79 detik. Namun, beberapa hari kemudian, Johnson dinyatakan positif menggunakan stanozolol, sejenis steroid anabolik. Medali emasnya dicabut, dan rekor dunia tersebut dibatalkan, memberikan medali emas kepada Carl Lewis dari Amerika Serikat.

  1. Tim Angkat Besi Bulgaria (Sydney 2000)

Pada Olimpiade Sydney 2000, seluruh tim angkat besi Bulgaria dikeluarkan dari kompetisi setelah beberapa anggota tim dinyatakan positif menggunakan furosemide, sebuah diuretik yang sering digunakan untuk menutupi penggunaan zat terlarang lainnya. Ini merupakan salah satu tindakan pencekalan terbesar terhadap satu negara di Olimpiade dan menjadi peringatan keras bagi negara lain.

  1. Marion Jones (Sydney 2000)

Marion Jones, atlet Amerika Serikat yang memenangkan lima medali di Olimpiade Sydney 2000, termasuk tiga medali emas, akhirnya mengakui penggunaan steroid setelah beberapa tahun menyangkal tuduhan tersebut. Pada tahun 2007, dia mengaku telah menggunakan zat terlarang sebelum dan selama Olimpiade Sydney. Semua medali Olimpiade Jones kemudian dicabut, dan dia dijatuhi hukuman enam bulan penjara karena memberikan kesaksian palsu kepada penyidik federal.

  1. Lance Armstrong

Meskipun tidak pernah berkompetisi di Olimpiade dengan hasil positif yang terbukti, skandal doping Lance Armstrong yang melibatkan penggunaan obat peningkat performa selama karirnya di Tour de France mempengaruhi reputasinya sebagai salah satu atlet terbesar sepanjang masa. Armstrong akhirnya mengaku menggunakan doping dalam sebuah wawancara pada tahun 2013, dan sebagai hasilnya, dia dicabut dari medali perunggu yang dimenangkannya di Olimpiade Sydney 2000.

  1. Tim Rusia (Rio 2016 dan Tokyo 2020)

Kontroversi doping terbesar dalam sejarah modern melibatkan tim Rusia, yang didiskualifikasi dari Olimpiade Rio 2016 dan Tokyo 2020. Investigasi yang dilakukan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mengungkapkan program doping yang disponsori negara dan manipulasi sampel yang melibatkan ratusan atlet Rusia. Akibatnya, banyak atlet Rusia diizinkan berkompetisi di bawah bendera netral sebagai “Atlet Olimpiade dari Rusia” (OAR) di Olimpiade 2018 dan sebagai “Komite Olimpiade Rusia” (ROC) di Olimpiade Tokyo 2020.

  1. Sun Yang (Tokyo 2020)

Sun Yang, perenang Tiongkok yang merupakan salah satu atlet renang paling terkenal di dunia, diskors selama delapan tahun pada Februari 2020 oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) karena menghancurkan sampel darahnya dengan palu saat inspeksi doping pada 2018. Keputusan ini menghalangi Sun untuk berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020 dan merusak reputasinya sebagai juara Olimpiade.

Kontroversi-kontroversi ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman doping terhadap integritas Olimpiade. Meskipun banyak upaya yang dilakukan untuk memberantas penggunaan zat terlarang, tantangan tetap ada dalam menjaga olahraga tetap adil dan kompetitif.