Dunia anak-anak semakin dekat dengan teknologi. Bagaimana jika kita menggabungkan keceriaan dunia kartun dengan kecerdasan buatan atau AI? Hasilnya? Sebuah metode pembelajaran yang revolusioner!
Artikel ini akan menunjukkan bagaimana AI (Artificial Intelligence) dan karakter kartun dapat bekerja sama untuk meningkatkan minat belajar anak-anak dan membantu mereka mencapai potensi maksimal.
Ide besar
Ketika karakter utama acara televisi dapat mendengarkan dan merespons pemirsa menggunakan kecerdasan buatan yang canggih, anak-anak akan belajar lebih banyak dari program tersebut. Itu adalah hasil penelitian yang saya dan rekan saya lakukan, ditinjau oleh rekan sejawat.
Kami bekerja sama dengan PBS Kids untuk memasukkan AI percakapan ke dalam acara sains populer untuk anak-anak usia prasekolah yang disebut “Elinor Wonders Why”.
Anak-anak diberi pertanyaan oleh karakter utama, kelinci yang selalu ingin tahu bernama Elinor, dalam versi interaktif yang kami buat. Dia kemudian mendengarkan tanggapan mereka dan memberikan umpan balik khusus untuk jawaban mereka atau, jika diperlukan, memberikan arahan tambahan.
Sebagai contoh, dalam episode tentang kekentalan cairan atau viskositas, Elinor dan teman-temannya mencoba meremas dan mengocok saus tomat dari botol, tetapi saus tomat tetap tersangkut di dalamnya. “Menurut kalian, mengapa saus tomatnya tidak bisa keluar?” tanya Elinor kepada penonton. Banyak anak-anak dalam penelitian kami hanya mengatakan, “Tersangkut”, tanpa menjawab alasan mengapa mereka melakukannya. Dalam hal ini, Elinor bertanya, “Ya, saya ingin tahu mengapa saus tomatnya tersangkut di botol.” Menurut Anda, apakah terlalu kental atau terlalu encer?
Kami menyelidiki apakah format interaktif ini benar-benar membantu anak-anak belajar. Kami membagi 240 anak ke dalam tiga kelompok, masing-masing dengan 80 anak, dalam penelitian yang kami presentasikan pada konferensi tahunan American Educational Research Association tahun 2023.
Kelompok pertama menonton versi interaktif dari episode “Elinor Wonders Why” yang kami buat, sedangkan kelompok kedua menonton siaran asli tanpa pertanyaan atau tanggapan Elinor. Kelompok ketiga menonton versi semi-interaktif dari episode “Dora the Explorer”, di mana karakter utama mengajukan pertanyaan, berhenti sejenak seolah-olah dia mendengarkan, dan memberikan umpan balik umum. Kami menilai pemahaman anak-anak tentang konsep sains seperti aerodinamika dan pelepasan reptil setelah mereka menonton episode tersebut.
Anak-anak yang menonton episode dengan sepenuhnya interaktif menjawab 63% pertanyaan penilaian dengan benar, dibandingkan dengan 56% untuk anak-anak yang menonton versi noninteraktif. Anak-anak yang menonton episode yang semi-interaktif juga tampil baik, menjawab 61% pertanyaan penilaian dengan benar.
Selama menonton video, kami juga melihat bagaimana anak-anak menanggapi pertanyaan Elinor. Kami menemukan bahwa anak-anak mulai tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan Elinor begitu mereka menyadari versi semi-interaktif.
Mengapa penting
Sebuah survei nasional menunjukkan bahwa anak-anak di Amerika Serikat rata-rata menghabiskan hampir dua jam setiap hari untuk menonton televisi atau video online. Meskipun platform seperti PBS Kids menawarkan program TV pendidikan gratis, interaksi dengan konten mungkin mengurangi manfaat pendidikannya. Acara seperti “Dora the Explorer” dan “Mickey Mouse Clubhouse” masih menggunakan teknik semi-interaktif, tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa, karena tidak ada umpan balik yang responsif dari karakter, metode ini kurang efektif daripada program interaktif berbasis AI.
Dengan kemajuan terbaru dalam kecerdasan buatan, terutama dalam teknologi untuk menerjemahkan bahasa yang diucapkan oleh manusia sungguhan, anak-anak dan karakter dalam acara televisi anak-anak dapat berinteraksi satu sama lain secara langsung. Hal ini dapat membuat menonton TV menjadi cara yang lebih aktif dan menarik bagi anak-anak untuk belajar sains.
Penelitian lain yang sedang dilakukan
AI diintegrasikan ke dalam berbagai produk media, seperti robot sosial, mainan pintar, dan e-book. Sementara itu, kemajuan teknologi AI mungkin akan membuat interaksi antara anak-anak dan AI menjadi lebih alami, sehingga para peneliti harus mempelajari etika penggunaan AI dalam media untuk anak-anak agar konten yang dikembangkan oleh AI tidak disalahgunakan.
Selanjutnya
Kami juga sedang mempertimbangkan untuk membuat karakter acara televisi untuk anak-anak yang dapat memahami penggunaan bahasa Inggris dan bahasa ibu mereka saat berinteraksi. Sebuah penelitian sedang dilakukan pada anak-anak yang berbicara bahasa Spanyol dan Inggris.
Kami juga berencana untuk memasukkan AI ke dalam lebih banyak acara PBS Kids, seperti serial mendatang “Lyla in the Loop,” yang berfokus pada pemecahan masalah inovatif untuk anak-anak berusia empat hingga delapan tahun.
Dengan menggabungkan teknologi AI dan karakter kartun, kita tidak hanya mengubah cara anak-anak belajar, tetapi juga membuat prosesnya menjadi lebih menyenangkan dan penuh imajinasi. Mari bersama-sama menciptakan generasi yang lebih cerdas dan kreatif melalui pendekatan inovatif ini sesuai dengan porsinya!