Maria Yuryevna Sharapova, lahir pada 19 April 1987 di Nyagan, Rusia, adalah salah satu pemain tenis paling ikonik dan sukses di dunia. Kariernya dimulai pada usia dini ketika dia pindah ke Amerika Serikat untuk berlatih di Nick Bollettieri Tennis Academy, sebuah langkah yang membuktikan komitmen dan dedikasinya terhadap olahraga ini.
Sharapova pertama kali menarik perhatian dunia tenis pada tahun 2004, saat dia memenangkan Wimbledon pada usia 17 tahun, mengalahkan juara bertahan Serena Williams di final. Kemenangan ini bukan hanya membuka jalan bagi kariernya yang cemerlang, tetapi juga menempatkannya di peta tenis dunia sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan. Prestasinya terus berlanjut dengan memenangkan US Open pada tahun 2006, Australian Open pada tahun 2008, dan French Open pada tahun 2012 dan 2014, menjadikannya salah satu dari sedikit pemain yang telah memenangkan semua gelar Grand Slam.
Di luar lapangan, Sharapova juga menjadi ikon global, dikenal karena kecantikan dan kepribadiannya yang menarik. Dia menandatangani banyak kontrak sponsor dengan merek-merek besar seperti Nike, Porsche, dan Evian, yang semakin mengukuhkan statusnya sebagai salah satu atlet wanita dengan pendapatan tertinggi di dunia. Selain itu, dia meluncurkan bisnis permen yang sukses bernama “Sugarpova,” yang menunjukkan bakatnya dalam berwirausaha dan memperluas pengaruhnya di luar tenis.
Namun, perjalanan karier Sharapova tidak selalu mulus. Cedera bahu berulang dan berbagai masalah kesehatan lainnya sering kali menghambat performanya di lapangan. Pada tahun 2016, dia menghadapi tantangan besar ketika dinyatakan positif menggunakan meldonium, sebuah zat yang baru saja dilarang oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Sharapova mengklaim bahwa dia tidak mengetahui bahwa zat tersebut telah dilarang dan bahwa dia telah menggunakannya selama bertahun-tahun untuk alasan medis. Akibatnya, dia dikenai larangan bermain selama 15 bulan.
Setelah menjalani suspensi, Sharapova kembali ke dunia tenis, namun dia kesulitan untuk mengembalikan performanya ke puncak. Meskipun berusaha keras, dia tidak lagi bisa mencapai level yang sama seperti sebelum suspensi. Cedera yang berulang dan usia yang semakin bertambah juga menjadi faktor yang memperberat usahanya untuk kembali ke puncak permainan.
Pada 26 Februari 2020, Maria Sharapova mengumumkan pensiun dari tenis profesional melalui sebuah esai yang diterbitkan di majalah Vogue dan Vanity Fair. Dalam esai tersebut, dia menyatakan rasa terima kasihnya kepada para penggemar dan mengenang perjalanan kariernya yang luar biasa. Sharapova juga mengungkapkan bahwa meskipun cintanya terhadap tenis tidak pernah pudar, tubuhnya tidak lagi mampu menanggung beban kompetisi di level tertinggi.
Selama kariernya, dia meraih lima gelar Grand Slam, menjadi pemain nomor satu dunia, dan menginspirasi banyak atlet muda dengan determinasi dan dedikasinya. Warisannya dalam tenis akan terus dikenang, tidak hanya karena prestasi di lapangan, tetapi juga karena pengaruhnya di luar lapangan sebagai seorang ikon global dan pengusaha sukses.
Sharapova kini melanjutkan kehidupannya dengan fokus pada bisnis dan berbagai kegiatan amal. Meskipun tidak lagi berkompetisi, dia tetap menjadi figur penting dalam dunia olahraga dan terus menginspirasi generasi muda untuk mengejar impian mereka dengan penuh semangat dan ketekunan.