in

Inilah Sederet Dampak Buruk Konsumsi Makanan Berminyak Bagi Kesehatan

Dampak Buruk Mengonsumsi Makanan Berminyak. Foto: Istock.

Makanan berminyak seperti gorengan menjadi camilan populer karena beragamnya kuliner di Indonesia. Dengan cita rasa yang gurih dan lezat, tak heran jika banyak orang sulit menolak godaan makanan yang digoreng ini. Makanan berminyak ini mengandung lemak jahat yang dapat menimbulkan berbagai efek samping bagi kesehatan yang perlu diwaspadai. Berikut adalah sederet dampak buruk konsumsi makanan berminyak bagi kesehatan.

1. Muncul jerawat

Ilustrasi Mengalami Jerawat. Foto: Freepik.

Terlalu sering mengonsumsi makanan berminyak bisa menimbulkan masalah kulit, terutama jerawat. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, yang seringkali dipicu oleh konsumsi makanan yang tinggi minyak. Makanan berminyak dapat merangsang produksi minyak berlebih oleh kelenjar minyak kulit, yang kemudian menyumbat pori-pori dan memicu munculnya jerawat. Selain itu, kandungan gula dalam makanan berminyak dapat memperburuk peradangan dalam tubuh, sehingga jerawat tidak hanya sulit sembuh, tetapi juga bisa menjadi lebih parah.

2. Mengalami masalah pencernaan

Ilustrasi Mengalami Masalah Pencernaan. Foto: Freepik.

Salah satu efek samping negatif dari konsumsi makanan berminyak adalah mengalami masalah pencernaan. Makanan yang mengandung banyak minyak memberi beban tambahan pada sistem pencernaan, membuatnya bekerja lebih keras untuk mencerna makanan tersebut. Akibatnya, Anda mungkin mengalami keluhan seperti perut kembung, mual, atau nyeri perut.

Selain itu, makanan berminyak dapat memperburuk gejala bagi mereka yang sudah memiliki masalah pencernaan, seperti sindrom iritasi usus (IBS), pankreatitis kronis, atau muntaber. Jadi, meski enak, makanan berminyak bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan pencernaan.

3. Mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus

Menjaga Kesehatan Usus. Foto: Istock.

Mengonsumsi makanan berminyak secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus. Lemak yang tinggi dalam makanan ini dapat membunuh bakteri baik, sehingga jumlah bakteri berbahaya menjadi lebih dominan. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada sistem pencernaan, tetapi juga mempengaruhi berbagai aspek kesehatan lainnya. Keseimbangan bakteri usus yang terganggu dapat memengaruhi kekebalan tubuh, kemampuan mencerna serat, kontrol berat badan, serta kesehatan jantung dan pencernaan secara keseluruhan.

4. Meningkatkan risiko penyakit diabetes dan jantung

Ilustrasi Serangan Jantung. Foto: Pixabay

Dampak buruk mengonsumsi makanan berminyak secara berlebihan berlebihan adalah dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Lemak dalam makanan ini dapat merusak kesehatan jantung dengan meningkatkan tekanan darah dan menurunkan kadar HDL (kolesterol baik). Akibatnya, penumpukan lemak menghambat aliran darah melalui arteri, yang berpotensi menyebabkan serangan jantung, stroke, atau penyakit arteri perifer.

Selain itu, makanan berminyak juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, terutama bila dikombinasikan dengan makanan cepat saji dan minuman manis. Asupan kalori yang tinggi dapat menyebabkan kenaikan berat badan, mengganggu pengendalian gula darah, dan meningkatkan peradangan. Kondisi ini memperburuk kesehatan secara keseluruhan dan memperbesar kemungkinan terjadinya diabetes tipe 2.

5. Menimbulkan risiko obesitas

Mengalami Obesitas. Foto: Pexels.

Efek lainnya dari makan makanan berminyak adalah menimbulkan risiko obesitas.Makanan yang digoreng umumnya mengandung lebih banyak kalori dibandingkan dengan makanan yang tidak digoreng, sehingga konsumsi berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kalori yang signifikan dan akhirnya berat badan meningkat.

Selain itu, makanan gorengan sering mengandung lemak trans, yang dapat mengganggu hormon pengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak. Efek ini bisa membuat seseorang makan lebih banyak dan mendorong penumpukan lemak tubuh, sehingga memperbesar risiko obesitas.

6. Merusak fungsi otak

Ilustrasi Otak Manusia. Foto: Freepik.

Mengonsumsi makanan tinggi lemak atau berminyak dapat berdampak negatif pada fungsi otak. Kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik, semua kondisi yang sering terkait dengan pola makan makanan berminyak yang dapat merusak struktur otak dan jaringan otak.

Selain itu, makanan yang mengandung lemak trans tinggi juga telah terbukti mengganggu fungsi otak, mempengaruhi memori dan kemampuan kognitif. Oleh karena itu, menjaga pola makan seimbang dan mengurangi konsumsi lemak trans sangat penting untuk kesehatan otak dan fungsi kognitif yang optimal.

7. Meningkatkan risiko kanker

Ilustrasi Pasien Kanker. Foto: Freepik.

Dampak lain yang perlu diwaspadai dari sering mengonsumsi makanan gorengan adalah meningkatnya risiko kanker. Memasak makanan pada suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang, dapat menghasilkan zat bernama akrilamida. Zat ini dihasilkan dari reaksi antara gula dan asam amino asparagin.

Makanan bertepung seperti kentang goreng dan ayam goreng cenderung mengandung akrilamida dalam jumlah tinggi jika dimasak pada suhu tinggi. Konsumsi berlebihan dari zat ini dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker ovarium, endometrium, dan ginjal. Mengurangi konsumsi makanan yang digoreng bisa membantu mengurangi risiko kesehatan ini.