Sejak didirikan pada tahun 1930, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah melalui banyak era dan dipimpin oleh tokoh-tokoh yang beragam. Setiap Ketua Umum PSSI memainkan peran penting dalam perkembangan sepak bola di tanah air, menghadapi berbagai tantangan dan meraih pencapaian yang mewarnai perjalanan organisasi ini. Mari kita melihat jajaran Ketua Umum PSSI dari masa ke masa hingga sekarang.
Masa-masa awal PSSI
PSSI didirikan oleh Soeratin Sosrosoegondo, seorang insinyur sipil yang memiliki visi besar untuk mempersatukan bangsa melalui sepak bola. Pada masa kepemimpinannya dari tahun 1930 hingga 1940, Soeratin berhasil menanamkan dasar yang kuat bagi PSSI, menjadikan sepak bola sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Sosoknya dihormati sebagai pendiri sekaligus bapak sepak bola Indonesia.
Setelah Soeratin, posisi Ketua Umum PSSI diisi oleh berbagai tokoh penting. Salah satunya adalah Maladi, yang menjabat pada tahun 1950 hingga 1959. Maladi dikenal sebagai sosok yang tegas dan berpengaruh dalam memperkuat posisi PSSI di kancah internasional. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mulai diperhitungkan dalam dunia sepak bola Asia, termasuk dengan partisipasi di Olimpiade Melbourne 1956.
Pada tahun 1983, jabatan Ketua Umum PSSI dipegang oleh Kardono. Ia memimpin selama hampir satu dekade, dari 1983 hingga 1991. Masa kepemimpinannya dikenal dengan upaya memperbaiki manajemen sepak bola nasional, termasuk memperkenalkan program pembinaan pemain muda yang lebih sistematis. Namun, PSSI juga menghadapi tantangan internal yang cukup berat, termasuk masalah perpecahan di antara para pengurus.
Era 1990-an hingga awal 2000-an diwarnai oleh kepemimpinan Azwar Anas dan Agum Gumelar. Azwar Anas menjabat dari 1991 hingga 1999, di mana ia berusaha memodernisasi PSSI dan memperbaiki struktur liga. Sementara itu, Agum Gumelar, yang menjabat pada 1999 hingga 2003, dikenal sebagai tokoh yang berusaha menjaga stabilitas PSSI di tengah perubahan politik di Indonesia pasca reformasi.
Tahun 2000-an
Memasuki era 2000-an, Nurdin Halid menjadi salah satu Ketua Umum PSSI yang kontroversial. Menjabat dari 2003 hingga 2011, masa kepemimpinan Nurdin diwarnai berbagai konflik, termasuk skandal yang membuatnya harus menjalani hukuman penjara. Meski menghadapi banyak kritik, Nurdin tetap mempertahankan posisinya hingga akhirnya digantikan oleh Djohar Arifin pada 2011.
Djohar Arifin memimpin PSSI hingga 2015, dengan upaya melakukan reformasi internal di tengah situasi yang penuh ketegangan antara PSSI dan pemerintah. Namun, masa jabatannya tidak berjalan mulus, dan pada 2015, La Nyalla Mattalitti terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Sayangnya, masa jabatan La Nyalla tidak berlangsung lama karena ia terjerat kasus hukum.
Setelah La Nyalla, Edy Rahmayadi menjabat sebagai Ketua Umum PSSI dari 2016 hingga 2019. Di bawah kepemimpinannya, PSSI berusaha membangun kembali kepercayaan publik, meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Pada tahun 2019, Mochamad Iriawan, yang akrab disapa Iwan Bule, terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Kepemimpinan Iwan Bule membawa harapan baru bagi sepak bola Indonesia, terutama dengan fokus pada pembinaan usia dini dan perbaikan manajemen liga. Di tengah tantangan pandemi, Iwan Bule terus mendorong agar sepak bola Indonesia bisa bangkit dan berprestasi di tingkat internasional.
Ketum PSSI kini
Pada Februari 2023, tongkat estafet kepemimpinan PSSI beralih ke tangan Erick Thohir. Terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir membawa optimisme baru dengan latar belakangnya sebagai pengusaha sukses dan pemilik klub internasional seperti Inter Milan. Erick berkomitmen untuk melakukan reformasi besar-besaran dalam tubuh PSSI, mulai dari perbaikan tata kelola organisasi hingga pengembangan infrastruktur sepak bola nasional.
Ia juga berjanji untuk membawa sepak bola Indonesia menuju era baru yang lebih profesional dan transparan, dengan target meningkatkan prestasi tim nasional dan memperkuat kompetisi domestik. Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, banyak yang berharap PSSI dapat meraih prestasi yang lebih baik dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap sepak bola Indonesia.
Jajaran Ketua Umum PSSI dari masa ke masa menunjukkan bagaimana setiap pemimpin membawa tantangan dan visi masing-masing. Meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi, semangat untuk memajukan sepak bola Indonesia tetap menjadi benang merah dalam setiap kepemimpinan. PSSI, dengan segala dinamika dan perubahan, terus berupaya untuk membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi.