Susu kental manis (SKM) adalah produk susu yang dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi dan menambahkan banyak gula. Proses ini membuat kandungan protein dan lemak dalam susu berkurang, sementara kadar gulanya jadi sangat tinggi.
Banyak orang mengira SKM bisa diminum setiap hari seperti susu sapi biasa, padahal ada perbedaan besar di antara keduanya. Karena kandungan gula yang tinggi, konsumsi SKM secara rutin sering dipertanyakan keamanannya. Jadi, apakah aman mengonsumsi susu kental manis setiap hari? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Amankah mengonsumsi susu kental manis setiap hari?
Susu kental manis (SKM) adalah produk susu yang sering digunakan dalam berbagai makanan dan minuman. Namun, banyak yang bertanya-tanya, apakah aman untuk mengonsumsi SKM setiap hari? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, penting untuk memahami perbedaan nutrisi antara SKM dan susu sapi segar.
SKM memiliki kandungan gula yang jauh lebih tinggi dan rendah protein dibandingkan dengan susu sapi. Oleh karena itu, meskipun SKM masih disebut “susu,” fungsinya dalam pola makan sehari-hari berbeda dengan susu biasa. Mengonsumsi SKM setiap hari mungkin bukan pilihan terbaik untuk kesehatan, terutama jika kamu menggunakannya sebagai pengganti susu biasa.
Jadi, SKM tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari karena kandungan gulanya yang tinggi dan protein yang rendah. Mengonsumsi SKM setiap hari dalam jumlah banyak bisa meningkatkan kadar gula darah, yang dapat memicu masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes. Selain itu, rendahnya protein dan lemak sehat dalam SKM membuatnya tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi harian seperti susu sapi segar, baik untuk balita maupun orang dewasa..
Efek samping konsumsi susu kental manis
Adapun berbagai efek samping mengonsumsi susu kental manis antara lain:
1. Memicu obesitas
Susu kental manis mengandung kadar gula yang sangat tinggi, yang dapat memicu peningkatan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan. Ketika tubuh menerima terlalu banyak gula, kalori yang tidak terbakar akan disimpan sebagai lemak. Ini dapat menyebabkan penumpukan lemak di tubuh, yang pada akhirnya memicu obesitas. Obesitas sendiri merupakan kondisi serius yang dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
2. Metabolisme tubuh terganggu
Kandungan gula yang tinggi dalam susu kental manis juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Ketika tubuh terus-menerus menerima asupan gula yang berlebihan, respons insulin dapat terganggu, yang menyebabkan metabolisme tidak bekerja dengan efisien. Ini dapat mengakibatkan penumpukan lemak, serta mengurangi kemampuan tubuh untuk membakar kalori dengan efektif, yang pada akhirnya memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.
3. Terjadi kerusakan gigi
Selain mengganggu metabolisme tubuh, SKM juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan gigi. Kandungan gula yang tinggi dalam SKM menjadi makanan bagi bakteri di mulut, yang kemudian memproduksi asam. Asam ini bisa merusak enamel gigi, lapisan pelindung terluar pada gigi, dan menyebabkan gigi berlubang. Kerusakan gigi yang tidak diatasi dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mulut yang lebih serius, seperti infeksi dan gigi tanggal.
4. Merusak fungsi organ
Efek samping lainnya konsumsi susu kental manis secara berlebihan adalah dapat merusak fungsi organ tubuh. Misalnya, hati bisa terbebani oleh asupan gula yang terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan penyakit hati berlemak. Selain itu, pankreas juga bisa tertekan karena harus terus-menerus memproduksi insulin untuk mengontrol lonjakan gula darah. Jika fungsi organ-organ ini terganggu, kesehatan tubuh secara keseluruhan bisa menurun secara signifikan.
5. Meningkatkan risiko diabetes
Bahaya terakhir akibat terlalu sering mengonsumsi susu kental manis dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2. Kandungan gula yang tinggi dalam SKM dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik. Ini menyebabkan kadar gula darah tetap tinggi, yang merupakan ciri khas dari diabetes tipe 2. Risiko ini meningkat seiring dengan konsumsi jangka panjang dan pola makan yang tidak sehat.