in

Bakteri dalam Usus dan Kesehatan Paru-Paru

Triliunan bakteri yang hidup di dalam usus kita sangat berpengaruh pada kesehatan kita. Bakteri ini bertanggung jawab atas pencernaan, memecah makanan, dan mengekstrak vitamin dan mineral dari makanan. Mikrobioma yang sehat dan seimbang juga melawan infeksi dan bahkan menurunkan risiko beberapa penyakit.

Mikrobioma usus memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesehatan kita, dan penelitian menunjukkan bahwa komunitas mikroba ini bahkan memengaruhi paru-paru kita.

Sumbu usus-paru terhubung antara usus dan paru-paru dan memainkan peran penting dalam kesehatan pernapasan kita, termasuk apakah seseorang mengembangkan berbagai penyakit paru-paru atau tidak. Dengan lebih memahami hubungan ini, kita dapat meningkatkan pengobatan penyakit paru-paru dan meningkatkan kesehatan pernapasan.

Sebagai contoh, anak-anak dengan asma sering kali memiliki tingkat bakteri bermanfaat seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli yang sangat penting untuk menjaga respons kekebalan tubuh yang sehat. Demikian pula, pasien dengan kanker paru-paru mungkin memiliki tingkat bakteri yang membantu melawan peradangan yang lebih rendah.

Ketidakseimbangan bakteri usus dapat memperburuk kondisi paru-paru karena meningkatkan peradangan dan memberikan kesempatan bagi patogen untuk berkembang.

Selain itu, infeksi pernapasan dapat mengubah mikrobiota usus, menyebabkan lingkaran setan yang lebih buruk untuk hasil kesehatan. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa infeksi virus syncytial pernapasan, virus flu, dan Sars-COV-2, atau virus yang menyebabkan COVID-19, masing-masing dapat mengubah bagaimana mikrobioma usus terdiri.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa mengembalikan keseimbangan mikrobioma usus dapat mengurangi gejala pernapasan. Asam lemak rantai pendek, seperti butirat dan propionat, dibuat oleh bakteri usus yang bermanfaat. Sifat anti-inflamasi zat-zat ini sangat kuat.

Asam lemak rantai pendek ditemukan memiliki kemampuan untuk mengalir melalui aliran darah dan mengurangi peradangan di paru-paru, meningkatkan pertahanan kita terhadap infeksi dan penyakit pernapasan.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan kadar asam lemak rantai pendek yang lebih tinggi dalam usus mereka memiliki risiko lebih rendah terkena asma. Asam lemak rantai pendek juga telah dikaitkan dengan lebih sedikit gejala PPOK pada orang dewasa.

Mengutamakan usus

Para peneliti sekarang mengeksplorasi apakah terapi yang menargetkan mikrobioma usus dapat meningkatkan kesehatan paru-paru, karena fakta bahwa usus dan paru-paru saling bergantung.

Penggunaan probiotik hidup, bakteri menguntungkan yang dapat mengembalikan keseimbangan mikrobioma usus, adalah salah satu pendekatan yang menjanjikan.

Mereka telah menunjukkan bahwa probiotik yang mengandung bakteri Lactobacillus rhamnosus dan Bifidobacterium lactis dapat mengurangi peradangan paru-paru dan meningkatkan kesehatan pernapasan. Sebuah studi yang melibatkan pasien asma menemukan bahwa orang yang menerima suplemen probiotik mengalami fungsi paru-paru yang lebih baik.

Probiotik dapat meningkatkan keseimbangan bakteri dalam usus, yang merupakan salah satu alasan mengapa mereka dapat menawarkan manfaat ini. Bakteri menghasilkan asam lemak rantai pendek saat keseimbangan sedang dicapai. Asam lemak rantai pendek membantu menjaga integritas penghalang luar paru-paru dan mencegah patogen melakukan kerusakan. Hal ini mengurangi peradangan paru-paru dan meningkatkan kesehatan pernapasan dengan mengontrol sistem kekebalan tubuh.

Sumbu dalam paru-paru

Jutaan orang yang mengalami masalah pernapasan dapat memperoleh pengobatan terobosan dengan memahami bagaimana poros usus-paru dapat dimanipulasi.

Dengan berkonsentrasi pada mikrobioma usus, kita berpotensi mencegah dan mengobati penyakit paru-paru secara lebih efektif dengan mengatasi penyebab utamanya, mengurangi peradangan, dan memodulasi cara sistem kekebalan tubuh berfungsi. Ini akan memberikan harapan bagi jutaan orang yang menghadapi kondisi paru-paru kronis.

Terapi yang sedang berkembang, seperti transplantasi mikrobiota, di mana mikrobiota sehat dari donor diberikan kepada pasien yang mengalami disbiosis, menunjukkan prospek yang baik untuk penelitian awal.

Penelitian menunjukkan bahwa terapi ini juga dapat mengobati infeksi pernapasan seperti PPOK, emfisema, memodulasi disbiosis pada fibrosis kistik, dan meningkatkan fungsi paru-paru pada sklerosis lateral amyotrofik. Ini terjadi meskipun terapi ini terutama digunakan untuk kondisi pencernaan.