in

Pennyworth: Kisah Muda Alfred di Balik Layar Batman

Pennyworth

Alfred Pennyworth, karakter ikonik dari semesta Batman, kembali dengan kisah yang lebih segar dan penuh aksi. 

Biasanya digambarkan sebagai seorang pelayan tua yang bijaksana, Alfred dalam serial baru berjudul “Pennyworth” di Epix, justru tampil sebagai pria muda berusia 26 tahun yang penuh semangat dan berusaha menghindari jejak ayahnya sebagai pelayan. 

Alfred yang muda dan tangguh

Dalam serial ini, Alfred, atau yang akrab dipanggil Alfie, digambarkan sebagai mantan anggota pasukan khusus Inggris yang tangguh dan sedikit trauma dengan pengalaman pertempurannya. 

Berbeda dengan karakter tradisionalnya yang lebih damai, Alfred dalam “Pennyworth” menunjukkan sisi yang lebih keras dan penuh konflik, terutama ketika ia menghadapi ketidakadilan. 

Karakter ini mengingatkan kita pada Batman di masa depan, yang juga sering berjuang dengan pergulatan batin dan keinginan untuk memberantas kejahatan.

Dunia alternatif London 1960-an

Serial “Pennyworth” menawarkan latar yang unik dengan visi London tahun 1960-an yang berbeda dari yang biasa kita lihat. 

Dengan atmosfer yang suram dan penuh intrik, serial ini menyajikan dunia alternatif di mana balon-balon besar masih menghiasi langit, dan eksekusi ditayangkan di televisi. 

Ada juga kelompok rahasia bernama Raven Society, yang ingin menggulingkan pemerintah Inggris. Setting yang gelap ini membawa nuansa steampunk yang khas, dengan desain produksi yang kreatif dari Mark Scruton.

Petualangan baru Alfred

Alfred, yang baru saja kembali ke kehidupan sipil, berharap bisa memulai bisnis keamanan bersama teman-teman komandannya, Dave Boy dan Bazza. 

Namun, untuk sementara waktu, ia bekerja sebagai penjaga di klub malam mewah. Di sinilah ia bertemu dengan Thomas Wayne, seorang pengusaha Amerika yang nantinya akan menjadi ayah dari Bruce Wayne, alias Batman. 

Tanpa disadari, Alfred dan teman-temannya terlibat dalam konspirasi besar yang melibatkan Raven Society.

Kisah cinta yang menyentuh

Jack Bannon, yang memerankan Alfred, berhasil menampilkan karakter yang penuh kharisma dan pesona. 

Salah satu aspek yang menarik dari serial ini adalah kisah cinta Alfred dengan Esme, seorang penari dan aktris yang bercita-cita tinggi, diperankan oleh Emma Corrin. 

Adegan-adegan awal mereka bersama membawa kehangatan yang jarang ditemukan dalam drama televisi, memberikan sentuhan emosional yang mendalam di tengah kisah penuh aksi.

Tantangan dalam pengembangan cerita

Meskipun “Pennyworth” memiliki awal yang kuat dengan setup yang menarik, serial ini terkadang kesulitan untuk mempertahankan intensitasnya. 

Heller dan Cannon, kreator di balik serial ini, berusaha menyajikan drama serius dengan konflik sosial dan politik, namun juga merasa perlu memasukkan elemen-elemen dari dunia komik yang lebih besar dari kehidupan nyata. 

Kombinasi ini, meskipun menarik di atas kertas, terkadang membuat alur cerita terasa sedikit tidak seimbang.

Karakter-karakter antagonis dalam serial ini, seperti Jason Flemyng yang berperan sebagai aristokrat dengan ambisi besar, dan Paloma Faith sebagai asistennya yang sadis, sayangnya tidak sebarok karakter-karakter di “Gotham” seperti Penguin atau Riddler. 

Hal ini membuat serial terasa kurang mendalam dalam hal dinamika antar-karakter. Meski begitu, Jack Bannon memberikan performa yang solid sebagai Alfred, meskipun kali ini Batman tidak akan datang untuk menyelamatkannya.

“Pennyworth” adalah tontonan yang menarik bagi penggemar Batman yang ingin melihat sisi lain dari cerita Alfred. 

Dengan latar yang unik, karakter yang kuat, dan kisah cinta yang menyentuh, serial ini menawarkan sesuatu yang berbeda dari adaptasi komik pada umumnya. 

Meskipun ada beberapa tantangan dalam pengembangan ceritanya, “Pennyworth” tetap menjadi tontonan yang layak diikuti.