Serial “Tales from the Loop” yang diadaptasi dari kumpulan cerita pendek karya seniman asal Swedia, Simon Stålenhag, menghadirkan nuansa misterius dari dunia yang berbeda.
Di pusat cerita, terdapat sebuah alat besar bernama “The Eclipse,” yang terletak di bawah tanah dan menyerupai pusat sains.
Alat ini menjadi inti dari The Loop, sebuah mesin besar yang dirancang untuk menjelajahi dan mengungkap misteri alam semesta yang paling membingungkan.
Dunia yang Terhubung dalam Dimensi Paralel
Dengan premis yang menjanjikan keajaiban luar biasa, serial ini mengeksplorasi konsep dunia paralel.
Meski hanya tiga dari delapan episode yang disediakan untuk ulasan awal, kesamaan tema dengan film “Arrival” karya Denis Villeneuve terasa kuat.
Mulai dari suasana suram hingga palet warna yang gelap, serial ini menyajikan pemandangan yang mencolok—di mana objek-objek alien bersinggungan dengan lanskap biasa.
Serial ini juga menampilkan motif berulang yang mencerminkan sifat melingkar dari keberadaan, yang tercermin dalam struktur naratif, hubungan karakter, desain produksi, dan dialog yang kembali muncul.
Cerita yang Menggugah Emosi
Diciptakan dan ditulis oleh Nathaniel Halpern, produser “Legion,” “Tales from the Loop” mencoba mereplikasi visi Stålenhag tentang Swedia beberapa dekade lalu yang dihuni oleh robot.
Namun, apa yang terlihat memukau di halaman, terkadang kurang terasa menarik di layar. Episode pertama, yang disutradarai oleh Mark Romanek, merupakan yang paling menarik dan penuh ketegangan.
Adegan pembuka yang sebagian besar tanpa kata ini mengandalkan ekspresi Abby Ryder Fortson, yang dengan sempurna memerankan karakter yang penuh misteri.
Konflik dan Pertanyaan Eksistensial
Serial ini lebih tertarik pada dampak emosional dari berbagai peristiwa dibandingkan dengan konsekuensi ilmiahnya.
Pertanyaan-pertanyaan mendalam seperti apakah ada dimensi lain, atau apa yang akan terjadi jika bertemu dengan diri kita sendiri dari dimensi lain, menjadi inti dari cerita.
Meski episode-episode yang ada tidak selalu mengejutkan dengan plot twist, tujuan utamanya adalah menyentuh hati penonton, didukung oleh musik indah dari Philip Glass dan Paul Leonard-Morgan.
Penyutradaraan yang Beragam dan Cerita yang Saling Terhubung
Dari segi penyutradaraan, “Tales from the Loop” menampilkan beragam sutradara tamu yang memberikan sentuhan unik pada setiap episode.
Andrew Stanton, yang terkenal dengan karyanya di “Finding Nemo” dan “WALL-E,” menyutradarai episode keempat dengan sangat baik, menampilkan cerita yang menggugah hati tentang hubungan seorang kakek dan cucunya.
Sementara itu, episode keenam, yang disutradarai oleh Charlie McDowell, membawa unsur komedi dalam cerita yang penuh kejutan tentang dimensi paralel.
Secara keseluruhan, “Tales from the Loop” menawarkan cerita yang penuh misteri dan emosional, dengan karakter yang saling terhubung dalam dunia yang melampaui realitas kita.
Meski tidak semua episode berhasil memenuhi ekspektasi, serial ini memberikan pengalaman menonton yang unik dan mendorong kita untuk merenungkan makna dari keberadaan kita.
Bagi mereka yang mencari cerita yang dalam dan mengharukan, serial ini mungkin menjadi pilihan yang tepat.