Saat masa kecil, film “The Santa Clauses” yang dirilis pada tahun 1994 menjadi favorit setiap musim Natal.
Film yang dibintangi Tim Allen ini membawa cerita tentang sihir, perceraian, dan bagaimana menghadapi kenyataan hidup.
Bagi banyak orang, gambaran Kutub Utara dalam film ini dengan peri-perinya yang penuh semangat dan cokelat panas legendaris, menjadi representasi Natal yang sejati.
Kembalinya Sosok Santa dalam Serial Baru
Kini, Disney+ menghadirkan kembali sosok Santa yang diperankan oleh Tim Allen melalui serial “The Santa Clauses”.
Dalam serial ini, Allen kembali berperan sebagai Scott Calvin, bersama Elizabeth Mitchell yang memerankan Mrs. Claus.
Harapan besar digantungkan pada serial ini untuk dapat menarik perhatian baik anak-anak maupun orang dewasa yang tumbuh dengan mengenal sosok Santa sebagai Scott Calvin.
Setelah sukses dengan beberapa film sebelumnya, Disney memutuskan untuk membuat serial enam episode yang diharapkan dapat menghidupkan kembali keajaiban Natal.
Meski begitu, banyak yang merasa bahwa cerita ini lebih cocok jika disajikan dalam bentuk film daripada serial panjang.
Kisah Scott Calvin di Usia 65 Tahun
Dalam “The Santa Clauses”, Scott Calvin yang sudah menjalani 28 tahun sebagai Santa Claus kini berada di persimpangan hidupnya. Pada usia 65 tahun, ia merasa lelah dan menghadapi dilema besar.
Istrinya, Carol, yang dulunya seorang kepala sekolah yang ambisius, kini merasa bosan dengan perannya sebagai Mrs. Claus. Anak-anak mereka, Buddy dan Sandra, tumbuh dalam lingkungan Kutub Utara yang terisolasi, membuat mereka berbeda dari anak-anak lain.
Saat Scott mulai mempertimbangkan untuk pensiun, peri kepala Betty menemukan sebuah celah hukum yang memungkinkan Scott untuk melepaskan peran Santa dan kembali ke kehidupan biasa.
Akhirnya, Scott memutuskan untuk pensiun, membawa keluarganya kembali ke Chicago, dan menyerahkan tanggung jawab Santa kepada Simon, seorang ayah tunggal. Namun, Simon lebih melihat Kutub Utara sebagai peluang bisnis daripada tanggung jawab.
Tantangan dalam Menghidupkan Kembali Keajaiban Natal
Serial ini menghadirkan berbagai tema menarik yang disajikan dengan gaya khas Natal. Simon, dengan ambisinya untuk menciptakan sistem pengiriman global, mengingatkan kita pada dominasi perusahaan besar dalam kehidupan modern.
Di sisi lain, Carol mulai merasakan penyesalan karena telah meninggalkan kehidupan dan jati dirinya demi mendukung Scott sebagai Santa.
Namun, beberapa ide dalam serial ini terasa kurang matang, seperti kekhawatiran bahwa dunia mengalami penurunan semangat Natal yang mengancam keberlangsungan dunia.
Meskipun serial ini berusaha keras untuk memberikan suasana Natal yang ceria, beberapa bagian cerita terasa terlalu dipaksakan dan kurang efektif.
Kritik dan Harapan untuk “The Santa Clauses”
Meskipun memiliki potensi besar, “The Santa Clauses” kadang terasa lambat dan bertele-tele.
Beberapa adegan yang seharusnya dapat disampaikan dengan singkat justru diperpanjang, membuat alur cerita terasa melelahkan.
Menonton lebih dari satu episode sekaligus bisa membuat penonton merasa kewalahan, bukan terhibur.
Selain itu, serial ini tampaknya berusaha keras untuk memuaskan semua penonton, baik anak-anak maupun orang dewasa, namun pada akhirnya tidak benar-benar memuaskan keduanya.
Humor yang disajikan seringkali tidak berhasil menarik perhatian kedua kelompok penonton ini, sehingga terasa kurang tepat sasaran.
Meskipun begitu, jika “The Santa Clauses” disajikan sebagai film, mungkin pendekatan yang lebih ringan dan konyol bisa lebih diterima.
Namun, sebagai serial original Disney+, cerita ini mungkin terlalu panjang dan sulit untuk dinikmati sepenuhnya.
Secara keseluruhan, “The Santa Clauses” masih layak ditonton untuk mereka yang ingin merasakan kembali keajaiban Natal yang dibawa oleh Scott Calvin, meski dengan beberapa catatan.
Serial ini memberikan pandangan baru tentang Santa Claus, namun juga memperlihatkan tantangan dalam mempertahankan keajaiban Natal di tengah dunia modern.