Untuk memulai pagi, orang sering minum kopi, teh hijau, dan minuman berkafein lainnya. Kafein tidak hanya memberikan energi yang sangat dibutuhkan banyak orang, tetapi juga dapat membantu kebugaran. Kafein dapat membantu orang berolahraga lebih keras, lebih lama, dan bahkan berkinerja lebih baik, menurut penelitian. Sebuah penelitian baru-baru ini di Universitas Granada menemukan bahwa mengonsumsi kafein setengah jam sebelum latihan aerobik dapat membantu membakar lemak.
Dalam penelitian tersebut, 15 pria (berusia sekitar 32 tahun) mengambil plasebo atau bubuk kafein (sekitar 3 miligram per kilogram massa tubuh) 30 menit sebelum berolahraga. Jumlah kafein yang dikonsumsi sama dengan kopi saring yang diseduh tinggi. Para peserta kemudian menyelesaikan empat percobaan secara keseluruhan. Mereka berolahraga setiap hari pada pukul 8 pagi atau 5 sore. Penelitian ini dilakukan dengan metode “triple-blind”, yang berarti bahwa selama setiap percobaan, peneliti, ahli statistik, dan peserta tidak mengetahui siapa yang mengonsumsi kafein.
Selama uji coba, para peserta bersepeda dengan intensitas yang semakin tinggi untuk mengukur puncak oksidasi lemak, yang merupakan proses pemecah lemak untuk menghasilkan energi, juga dikenal sebagai “pembakaran lemak”. Para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi kafein meningkatkan pembakaran lemak selama berolahraga dibandingkan dengan kelompok plasebo. Pembakaran lemak meningkat 11% di pagi hari dan 29% di sore hari setelah mengonsumsi kafein.
Konsentrasi adrenalin yang lebih tinggi dalam tubuh kita menyebabkan pembakaran lemak yang lebih besar di sore hari. Namun, jangan terlalu bersemangat: bahkan dengan pembakaran lemak yang lebih tinggi, yaitu 0,4 gram lemak per menit, seseorang harus berolahraga selama hampir 42 jam untuk menghilangkan 1 kg lemak tubuh.
Penemuan penelitian ini mengkonfirmasi temuan penelitian sebelumnya. Sebuah meta-analisis terbaru dari sembilan belas penelitian menemukan bahwa mengonsumsi kafein sebelum berolahraga dapat meningkatkan pembakaran lemak selama latihan aerobik, terutama setelah puasa selama setidaknya lima jam.
Penelitian juga menemukan bahwa, pada kelompok plasebo, oksidasi lemak meningkat sebesar 19 gram per jam, dan pada kelompok kafein, oksidasi lemak meningkat sebesar 25 gram saat bersepeda dengan pembakaran lemak tertinggi. Hasil ini sebanding dengan jumlah lemak yang dibakar selama studi baru-baru ini pada sore hari.
Kafein dan metabolisme lemak
Tubuh berinteraksi dengan kafein dan asam lemaknya, yang menyebabkan pembakaran lemak yang lebih besar setelah mengonsumsi kafein. Tubuh menggunakan asam lemak sebagai sumber energi.
Kafein meningkatkan pelepasan adrenalin, yang menyebabkan lipolisis, yang merupakan proses pemecahan lemak. Selanjutnya, lipolisis menyebabkan pembuatan asam lemak. Setelah itu, asam lemak ini dilepaskan ke dalam darah dan dibawa ke otot untuk digunakan sebagai energi.
Selain itu, ada korelasi antara kemampuan kafein untuk membakar lemak dan peningkatan pengeluaran energi. Dalam keadaan normal, senyawa adenosin meningkatkan kualitas tidur dan menekan gairah. Namun, kafein dan adenosin bersaing untuk mendapatkan reseptor otak yang sama, jadi ketika kafein tersedia, adenosin kurang mampu mengikat, yang menghasilkan stimulasi yang lebih besar pada sistem saraf pusat.
Minum kafein sebelum berolahraga juga terbukti membuat olahraga lebih menyenangkan. Ada kemungkinan bahwa kombinasi dari unsur-unsur ini akan memaksa kita untuk melakukan lebih banyak usaha saat berolahraga, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kita membakar lebih banyak lemak selama latihan.
Mengonsumsi kafein menurut beberapa penelitian dapat meningkatkan kinerja dalam berbagai jenis olahraga, termasuk olahraga yang membutuhkan konsentrasi dan keterampilan yang lebih besar, seperti tenis, golf, dan olahraga yang membutuhkan daya tahan dan intensitas tinggi dalam jangka pendek.
Namun, penting untuk diingat bahwa dampak dari penelitian terbaru ini mungkin lebih besar karena latihan ini dilakukan sambil berpuasa. Secara alami, tingkat oksidasi lemak meningkat saat berolahraga tanpa makan sebelumnya. Selain itu, para penulis mengakui bahwa penelitian ini hanya melibatkan kelompok kecil dan terbatas pada pria aktif yang biasanya hanya mengonsumsi jumlah kecil kafein. Untuk mengetahui apakah kafein memiliki efek pembakaran lemak yang serupa, penelitian ini harus dilakukan pada kelompok yang lebih luas yang mencakup wanita, orang yang kurang aktif, dan mereka yang secara teratur mengonsumsi kafein.
Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki respons yang sama terhadap kafein, dan konsumsi rutin kafein tidak berdampak positif pada kinerjanya.
Efek plasebo, atau bagaimana orang berharap untuk merasakan kafein, mungkin juga mempengaruhi hasil penelitian. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dan efek plasebo meningkatkan oksidasi lemak selama berolahraga dengan cara yang sama.
Jumlah peningkatan pembakaran lemak yang ditunjukkan dalam penelitian ini mungkin relatif kecil. Namun, seiring berjalannya waktu, hal ini dapat menjadi penting baik untuk menurunkan berat badan maupun untuk mempertahankan berat badan yang sama. Namun, penting untuk diingat bahwa penurunan berat badan hanya dapat terjadi ketika ada keseimbangan energi negatif; ketika ini terjadi, Anda membakar lebih banyak kalori daripada yang Anda konsumsi.