in

“Normal People”: Drama Kehidupan Remaja Penuh Gejolak

Drama Kehidupan Remaja yang Menguras Emosi dalam "Normal People"

Masa remaja selalu menjadi topik menarik dalam dunia film dan serial, terutama saat menggambarkan lika-liku percintaan dan tantangan hidup di tengah gejolak emosi yang tidak stabil. Salah satu serial yang berhasil mengangkat tema ini dengan apik adalah Normal People. Diadaptasi dari novel karya Sally Rooney, serial ini memiliki 12 episode yang mengisahkan hubungan rumit antara Marianne (Daisy Edgar-Jones) dan Connel (Paul Mescal).

Serial ini dapat disaksikan secara eksklusif di CATCHPLAY+ dan telah mendapatkan sambutan hangat, terbukti dengan rating 90% di Rotten Tomatoes dari 79 ulasan. 

Normal People tidak hanya menawarkan cerita percintaan biasa, tetapi juga mengajak penontonnya merenungkan apa sebenarnya arti menjadi “normal”.

Perjalanan hidup Marianne dan Connel

Marianne adalah seorang putri pengacara kaya yang merasa tidak cocok dengan lingkungan sekolahnya. Dia cenderung menjauh dari pergaulan sosial dan memilih untuk mengungkapkan pemikirannya secara terbuka. 

Di sisi lain, Connel adalah seorang cowok pemalu yang populer di sekolah. Meskipun mereka sangat berbeda, hubungan mereka justru saling melengkapi.

Kisah mereka berlanjut ke dunia perkuliahan, di mana Connel yang terbiasa mengikuti arus, mulai merasakan tantangan saat harus berperan aktif dalam lingkungan kampus yang menuntut pendapat. 

Sebaliknya, Marianne justru menemukan dirinya dalam kehidupan kampus yang lebih bebas dan terbuka.

Apakah “normal” itu penting?

Serial ini menyajikan pertanyaan mendasar: apa itu normal? Apakah berusaha menjadi “normal” adalah hal yang penting? Normal People menggambarkan betapa kehidupan yang tampaknya normal pun bisa menjadi sumber kegelisahan. 

Pertanyaan-pertanyaan ini dihadirkan dalam rangkaian episode yang dikemas dengan manis, sehingga penonton mungkin tidak langsung menyadarinya, namun tetap terhanyut dalam ceritanya.

Konflik dan kesalahpahaman dalam hubungan

Marianne dan Connel sering kali terjebak dalam konflik yang seolah tidak ada habisnya. Mulai dari kesalahpahaman hingga keputusan-keputusan buruk yang mereka buat, semuanya menambah kompleksitas hubungan mereka. 

Meskipun seringkali terlihat tidak cocok, mereka tetap berusaha untuk kembali bersama, meskipun akhirnya mengulangi kesalahan yang sama.

Kisah ini bukan hanya tentang kecocokan atau ketidakcocokan. Marianne digambarkan sebagai sosok yang kuat namun rapuh, sementara Connel terlalu khawatir akan banyak hal, membuatnya sulit untuk mengungkapkan perasaannya. 

Hal ini menyebabkan mereka sering kali menyakiti diri sendiri tanpa disadari, yang kemudian berdampak pada hubungan mereka.

Perjalanan emosional yang menyentuh

Normal People tidak hanya mengajak penonton untuk merasakan kisah cinta Marianne dan Connel, tetapi juga menggambarkan betapa rumitnya perjalanan mereka dari SMA hingga lulus kuliah. 

Serial ini memperlihatkan bagaimana keputusan-keputusan yang mereka ambil, seringkali berakhir dengan penyesalan, namun tetap ada sisi manis yang terselip di antara kesulitan tersebut.

Dengan alur yang lambat namun penuh makna, Normal People menyajikan sebuah drama yang mungkin terasa suram, namun juga penuh keindahan. 

Soundtrack yang dipilih dengan cermat semakin menambah kedalaman emosi yang dirasakan penonton.

Pada akhirnya, Normal People membawa penonton kembali pada pertanyaan awal: apa itu normal? Dengan berbagai liku-liku hubungan yang mereka alami, serial ini menunjukkan bahwa normalitas adalah hal yang relatif, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. 

Meski mungkin terasa berat, Normal People adalah tontonan yang menggugah hati dan layak untuk dinikmati.