Ballon d’Or, penghargaan sepak bola paling bergengsi di dunia, telah menjadi simbol supremasi individu di lapangan sejak didirikan pada tahun 1956. Diciptakan oleh majalah Prancis France Football, penghargaan ini awalnya ditujukan untuk pemain terbaik Eropa, namun kemudian meluas menjadi penghargaan global yang diberikan kepada pemain terbaik di dunia, tanpa memandang kebangsaan.
Awal mula dan dominasi Eropa
Pada tahun 1956, Ballon d’Or pertama kali diberikan kepada Stanley Matthews, pemain sayap asal Inggris yang kala itu bermain untuk Blackpool. Pemilihan Matthews sebagai pemenang perdana menandai dimulainya era penghargaan ini sebagai pengakuan atas prestasi individu yang luar biasa di sepak bola.
Selama dekade berikutnya, Ballon d’Or didominasi oleh pemain-pemain Eropa seperti Alfredo Di Stéfano dari Spanyol dan Johan Cruyff dari Belanda. Pemain-pemain ini membawa inovasi dan keindahan ke permainan, dan penghargaan Ballon d’Or menjadi cara untuk merayakan bakat luar biasa mereka.
Era Pele dan Maradona: Pengecualian legendaris
Selama bertahun-tahun, penghargaan ini hanya terbuka untuk pemain asal Eropa, yang menyebabkan dua legenda besar, Pele dan Diego Maradona, tidak pernah memenangkannya selama karier mereka.
Meski demikian, France Football kemudian memberikan Ballon d’Or kehormatan kepada Pele pada tahun 2013, mengakui bahwa jika tidak ada batasan geografis, Pele kemungkinan besar akan memenangkannya beberapa kali. Diego Maradona, bintang Argentina yang memimpin negaranya meraih Piala Dunia 1986, juga menerima penghargaan kehormatan sebagai pengakuan atas kontribusinya yang tak terlupakan dalam sepak bola.
Globalisasi penghargaan dan pemain terbaik dunia
Pada tahun 1995, Ballon d’Or diperluas untuk mencakup pemain dari seluruh dunia, dengan George Weah dari Liberia menjadi pemain non-Eropa pertama yang memenangkan penghargaan ini. Kemenangan Weah menunjukkan globalisasi sepak bola dan pengakuan terhadap talenta dari semua benua. Sejak saat itu, Ballon d’Or tidak hanya menjadi milik pemain-pemain Eropa tetapi juga bintang-bintang dari Amerika Selatan dan Afrika.
Rivalitas abadi: Messi dan Ronaldo
Era modern Ballon d’Or sangat dipengaruhi oleh dua nama besar: Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Keduanya mendominasi penghargaan ini selama lebih dari satu dekade, dengan Messi memenangkannya sebanyak tujuh kali (2009, 2010, 2011, 2012, 2015, 2019, dan 2021) dan Ronaldo lima kali (2008, 2013, 2014, 2016, dan 2017). Rivalitas mereka tidak hanya membawa persaingan sengit di lapangan tetapi juga perdebatan tanpa henti di kalangan penggemar sepak bola tentang siapa yang lebih pantas disebut sebagai yang terbaik sepanjang masa.
Pemenang lain yang ikonik
Selain Messi dan Ronaldo, beberapa pemain lain yang juga layak disebut adalah Ronaldinho, Kaka, dan Luka Modric. Ronaldinho, dengan senyum khas dan gaya bermain flamboyannya, memenangkannya pada tahun 2005. Kaka, playmaker Brasil, mengangkat trofi ini pada tahun 2007, dan Luka Modric, gelandang Kroasia, meraihnya pada 2018 setelah memimpin Kroasia ke final Piala Dunia dan mengakhiri dominasi Messi-Ronaldo selama satu dekade.
Ballon d’Or tetap menjadi impian tertinggi bagi para pesepakbola di seluruh dunia. Lebih dari sekadar trofi, Ballon d’Or adalah pengakuan tertinggi atas kerja keras, dedikasi, dan bakat luar biasa yang ditampilkan di lapangan hijau. Sejarahnya yang panjang dan penuh dengan bintang-bintang sepak bola terbaik menjadikannya lambang kehebatan dalam dunia sepak bola.