in

Profil Diah Permatasari, Atlet Anggar Indonesia yang Berprestasi

Melalui keterampilannya dalam mengayunkan pedang, Diah Permatasari telah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, bahkan hingga pernah merasakan pengalaman bertanding di Olimpiade, puncak tertinggi dalam karir seorang atlet.

Terjun ke dunia anggar

Menjadi atlet anggar sebenarnya tidak pernah terlintas dalam benak Diah Permatasari ketika masih kecil. Ketertarikannya pada olahraga anggar bermula dari pamannya, Bagong, yang kebetulan bekerja di kantor yang sama dengan pelatih Anggar Kota Probolinggo, Fatullah.

Pada saat itu, Fathullah, yang akrab disapa Kang Tole, masih bekerja di kantor Pemkab Probolinggo bersama Bagong. Tole sering berkunjung ke rumah Diah di Perumahan Sumber Taman. Karena sering bertemu, pada suatu hari ketika Diah masih duduk di bangku kelas 3 SMP, Bagong mengajaknya untuk ikut latihan anggar di kantor lama Pemkab Probolinggo di Dringu (yang sekarang menjadi Mall Pelayanan Publik). Diah pun setuju.

Prestasi nasional

Setelah beberapa bulan berlatih anggar di MPP, pelatih Diah mulai menyadari potensi besar yang dimilikinya. Diah pun diikutsertakan dalam seleksi dan berhasil lolos untuk mengikuti Kejurnas di Jakarta pada tahun 2005. Karir Diah mulai menanjak dengan cepat. Pada turnamen nasional pertamanya, Diah berhasil meraih juara pertama di kategori Kadet Sabel Putri, membawa pulang medali emas setelah mengalahkan perwakilan dari Sumatera Selatan di final.

Prestasinya terus berlanjut, ia berhasil mengulangi prestasi itu pada kejurnas tahun 2006, 2007, dan 2008. Pada tahun 2005 dan 2006, saya juga berkompetisi di nomor junior putri, meskipun hanya meraih medali perunggu.

Pada tahun 2008, Diah mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) di Samarinda, Kalimantan Timur. Sekali lagi, debutnya di ajang ini langsung membuahkan hasil dengan meraih satu medali emas dan satu perunggu di nomor sabel putri.

Prestasi internasional

Keberhasilan Diah di PON membuka jalan baginya untuk mengikuti kejuaraan Singapore Open pada tahun 2009, atas dukungan dari PB IKASI (induk cabang olahraga anggar nasional). Dalam turnamen internasional pertamanya ini, Diah berhasil meraih medali perak.

Pada tahun 2010, Diah ikut serta dalam Asian Games di Tiongkok, meskipun langkahnya terhenti di babak 16 besar setelah kalah dari wakil tuan rumah. Namun, kegagalan ini berhasil ia tebus setahun kemudian di ajang SEA Games. Di pesta olahraga Asia Tenggara ini, Diah sukses meraih satu medali emas di nomor sabel beregu dan satu medali perak di nomor sabel perorangan.

Setelah meraih sukses di SEA Games, Diah melanjutkan perjalanannya dengan mengikuti Kualifikasi Olimpiade 2012 di Jepang. Keberhasilannya dalam kualifikasi ini membuat Diah mendapatkan tiket untuk tampil di Olimpiade London 2012. Ini adalah pencapaian luar biasa, karena tampil di Olimpiade merupakan impian terbesar bagi banyak atlet, termasuk Diah.

Sayangnya, Diah harus mengakhiri perjalanannya lebih awal di Olimpiade setelah kalah di babak 32 besar melawan peringkat 1 dunia asal Amerika Serikat. Meskipun gagal melangkah lebih jauh, Diah tetap merasa bangga telah mencapai level tertinggi dalam karirnya sebagai seorang atlet. Baginya, kesempatan untuk berlaga di Olimpiade adalah pencapaian puncak yang membuktikan dedikasi dan kerja kerasnya selama bertahun-tahun di dunia anggar.