in

Howl’s Moving Castle, Pesona Fantasi yang Menawan

Howl's Moving Castle

Tahun 2004 adalah tahun yang luar biasa bagi animasi Jepang, dengan berbagai film menarik yang dirilis. Salah satunya adalah Howl’s Moving Castle (Hauru no Ugoku Shiro), yang merupakan film lanjutan dari Spirited Away yang memenangkan Oscar. 

Meskipun Howl’s Moving Castle menghadapi beberapa kekecewaan di antara banyaknya rilisan film pada tahun tersebut, menonton kembali film ini beberapa tahun kemudian memberikan pengalaman yang positif, dengan harapan yang telah lebih realistis. 

Setelah menontonnya lagi, saya masih memiliki beberapa keraguan, tetapi saya jelas menikmati film ini lebih daripada sebelumnya.

Konteks dan pengaruh film

Spirited Away adalah film yang mengukuhkan nama Hayao Miyazaki dan Studio Ghibli di kancah internasional. 

Meskipun penggemar anime sudah sangat mengenal studio ini, keberhasilan internasional yang besar tidak benar-benar terwujud sebelum kemenangan Oscar Miyazaki. 

Kesuksesan besar ini memberikan dorongan bagi seluruh industri anime, yang secara tidak langsung menempatkan Miyazaki dalam posisi yang sedikit kurang menguntungkan. 

Sementara studio-studio lain mendapatkan anggaran yang lebih besar untuk bereksperimen, Miyazaki tetap dengan gaya khasnya dan tidak bisa menghindar dari pengulangan tema dalam film berikutnya.

Miyazaki memang memiliki kecintaan yang kuat terhadap budaya Eropa. Film-filmnya seperti Kiki’s Delivery Service, Porco Rosso, dan Castle in the Sky menunjukkan pengaruh Eropa yang jelas. 

Setelah Spirited Away, yang merupakan film dengan nuansa Jepang yang kental, Miyazaki memilih untuk beralih dengan adaptasi longgar dari novel Eropa karya Diana Wynne Jones. 

Meskipun saya belum membaca materi sumbernya, nuansa kota abad pertengahan, kastil besar, dan elemen fantasi bergaya Eropa dalam film ini jelas tidak sepenuhnya berasal dari pikiran penulis Jepang.

Sinopsis cerita

Film ini mengikuti kisah Sophie, seorang gadis muda yang menghabiskan sebagian besar waktunya membuat topi untuk tokonya yang kecil. 

Suatu hari, saat mengunjungi ibunya, dia bertemu dengan Howl, seorang penyihir misterius dengan reputasi buruk. 

Howl menyelamatkan Sophie dari beberapa penjaga jahat, namun tindakan tersebut membuat Sophie menjadi sasaran penyihir dari Tanah Sampah, salah satu musuh Howl. Penyihir tersebut mengubah Sophie menjadi seorang wanita tua. 

Sophie meninggalkan desanya untuk mencari seseorang yang bisa mematahkan kutukannya dan bertemu dengan Turnip Head, seorang boneka jerami yang membawanya ke kastil Howl.

Kualitas animasi dan musik

Salah satu hal yang pasti saat menonton film Miyazaki adalah animasinya yang hampir sempurna. 

Setiap detail, dari gerakan kecil hingga postur karakter, diperhatikan dengan seksama, dan ini adalah keahlian yang jarang dimiliki oleh studio animasi lain. 

Meskipun ada sedikit CGI untuk membantu desain yang lebih rumit (seperti kastil Howl), sebagian besar Howl’s Moving Castle adalah keajaiban animasi gambar tangan. 

Namun, gaya seni film ini mungkin terasa kurang variatif dibandingkan dengan film-film Miyazaki lainnya, dan bisa jadi sedikit mengecewakan bagi penggemar berat Ghibli.

Untuk musik, meskipun skor musik oleh Joe Hisaishi sangat baik dan mendukung suasana Eropa dalam film, tidak ada karya yang benar-benar menonjol dan mengangkat film ini ke level yang lebih tinggi. 

Musiknya menyusuri alur cerita dengan baik, tetapi tidak menambah sesuatu yang benar-benar baru. 

Untungnya, pengisi suara dalam versi Jepang sangat memuaskan, dengan bakat besar seperti Chieko Baishô sebagai Sophie dan Tatsuya Gashûin sebagai Calcifer, yang menambah daya tarik karakter-karakter dalam film ini.

Meskipun Howl’s Moving Castle tidak terasa seperti film Ghibli terbaik, film ini tetap menawarkan kualitas Ghibli yang klasik dan layak untuk ditonton. 

Animasi yang menakjubkan, karakter-karakter yang menarik, dan eksplorasi dunia fantasi yang menyenangkan adalah kelebihan utama film ini. 

Jika Anda penggemar film Ghibli, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati keindahan film ini, meskipun tidak terlalu menonjol dalam hal inovasi atau tema. 

Ini adalah kualitas Ghibli yang baik dan tidak mengecewakan mengingat hype yang harus dipenuhi oleh film ini.