in

Mengulas Film The Tomorrow War, Pertarungan Melawan Invasi Alien

The Tomorrow War

“The Tomorrow War” adalah film aksi fiksi ilmiah yang menggugah, disutradarai oleh Chris McKay. 

Film ini mengikuti kisah Dan Forester, yang diperankan oleh Chris Pratt, seorang mantan militer yang terjebak dalam konflik luar angkasa setelah manusia di masa depan menghadapi ancaman invasi alien yang mematikan. 

Cerita dimulai saat pasukan dari tahun 2051 muncul dan memperingatkan umat manusia tentang serangan alien yang dikenal sebagai Whitespikes.

Ketegangan Sejak Awal

Sejak awal, film ini langsung menyajikan nuansa mendesak. Pasukan dari masa depan memberi tahu bahwa hanya 20% tentara yang berhasil selamat dari pertempuran melawan Whitespikes. 

Ketika warga sipil mulai dikirim ke masa depan untuk membantu, pertanyaan etis muncul: “Apakah kita perlu mempertaruhkan nyawa untuk perang yang bukan milik kita?” Pertanyaan ini mengajak penonton merenungkan nilai-nilai kemanusiaan.

Karakter yang Menarik

Karakter utama, Dan Forester, berjuang dengan keputusan untuk meninggalkan istri dan putrinya demi misi berbahaya. 

Konflik emosional ini menambah kedalaman pada karakternya. Hubungannya dengan ayahnya, James (diperankan oleh J. K. Simmons), yang merupakan veteran perang, juga memberikan dinamika yang menarik. 

Meskipun mereka terpisah, kehadiran James dalam cerita menambah warna pada perjalanan Dan.

Aksi yang Memukau

Setibanya di masa depan, Dan dan timnya tidak punya waktu untuk beristirahat. Mereka segera terlibat dalam pertempuran yang penuh aksi melawan Whitespikes. 

Chris Pratt tampil sangat meyakinkan sebagai pemimpin tim. Bersama karakter pendukung seperti Charlie (Sam Richardson) yang berfungsi sebagai penghibur dan Dorian (Edwin Hodge) yang misterius, film ini menyajikan berbagai interaksi yang menarik.

Aksi dalam film ini disajikan dengan intensitas tinggi. Dari misi pencarian dan penyelamatan hingga pertempuran melawan alien, setiap adegan dipenuhi ketegangan. 

Musik latar yang menggugah, karya Lorne Balfe, semakin memperkuat nuansa berbahaya di setiap pertempuran.

Menghadapi Masa Lalu

Salah satu momen paling emosional terjadi saat Dan bertemu dengan Muri, putrinya yang sudah dewasa dan kini menjadi seorang kolonel. 

Pertemuan ini menggambarkan kerinduan akan masa lalu dan perasaan kehilangan. Muri merindukan sosok ayah yang dikenalnya saat kecil, memberikan dimensi emosional yang kuat dalam cerita.

Meskipun film ini sukses dalam membangun ketegangan dan menghadirkan aksi yang memukau, intensitasnya sedikit menurun di babak ketiga. 

Pertarungan menjadi kurang dinamis dan tidak sebaik yang diharapkan setelah pengalaman sebelumnya. 

Namun, “The Tomorrow War” tetap menjadi salah satu blockbuster yang memuaskan di tahun ini, mengajak penonton untuk merenungkan pilihan sulit dalam situasi yang tidak biasa.

Dengan tema yang kuat dan karakter yang mendalam, film ini menawarkan lebih dari sekadar aksi. 

“The Tomorrow War” bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga tentang apa yang kita lakukan untuk orang-orang yang kita cintai di saat-saat terberat.