in

Review Film Sound of Metal, Menggugah Emosi Seorang Drummer

Sound of Metal

“Sound of Metal” menjadi salah satu film yang mendapat banyak perhatian sejak diputar pertama kali di Toronto Film Festival 2019. 

Awalnya dijadwalkan tayang di bioskop pada Agustus 2020, namun akhirnya film ini dirilis di Prime Video pada 4 Desember 2020. 

Disutradarai oleh Darius Marder, film ini mengangkat isu tentang kehilangan pendengaran, khususnya pada orang yang mengalami tuli mendadak.

Film ini menampilkan Riz Ahmed sebagai Ruben Stone, seorang drummer band metal yang mendadak kehilangan kemampuan mendengar. 

Sebagai seorang musisi, pendengaran sangatlah penting, dan kehilangan indera ini membuat Ruben merasa terperangkap dalam mimpi buruk dan keputusasaan. 

Melalui karakter Ruben, penonton diajak untuk menyelami bagaimana rasanya kehilangan salah satu indera yang paling vital dalam hidup, serta bagaimana Ruben berjuang mengatasi kondisi ini.

Pengalaman sinematik tunarungu yang mendalam

Film ini tidak hanya bercerita secara naratif, tetapi juga menyajikan pengalaman sinematik yang mendalam tentang kehidupan orang yang mengalami tuli. 

Efek suara dalam film ini dirancang sedemikian rupa untuk menggambarkan perbedaan dunia pendengaran Ruben yang awalnya normal hingga akhirnya mengalami keheningan yang luar biasa. 

Dengan cara ini, penonton bisa merasakan apa yang didengar oleh karakter Ruben, memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

“Sound of Metal” mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan pendengaran, karena sekali hilang, sangat sulit untuk mengembalikannya. 

Film ini tidak hanya menyoroti perjuangan fisik Ruben, tetapi juga perjalanan mental dan emosionalnya dalam menghadapi kenyataan baru.

Riz Ahmed dan performa gemilangnya

Riz Ahmed memerankan Ruben dengan sangat baik, menghadirkan emosi yang mendalam dari frustasi hingga penerimaan. 

Penampilannya yang penuh dedikasi dalam memerankan karakter yang mengalami disabilitas ini mendapatkan banyak pujian. 

Ahmed berhasil membuat penonton percaya bahwa ia benar-benar tuli dalam film ini, tidak hanya melalui dialog, tetapi juga dari ekspresi dan bahasa tubuhnya.

Riz Ahmed telah menunjukkan bakat aktingnya dalam beberapa proyek sebelumnya, seperti di “Nightcrawler” (2014) dan “The Night Of” (2016). 

Namun, melalui “Sound of Metal”, ia benar-benar mencapai puncak kariernya, dengan kemungkinan besar akan masuk nominasi penghargaan bergengsi seperti Oscar.

Efek suara yang mendalam

Efek suara menjadi elemen kunci dalam film ini. Dengan desain suara yang cermat, penonton bisa merasakan perubahan dari pendengaran normal menuju distorsi hingga keheningan total. 

Setiap transisi suara disajikan dengan halus dan menciptakan kontras yang kuat antara dunia orang yang dapat mendengar dan dunia Ruben yang tuli. 

Tanpa banyak musik latar, film ini lebih fokus pada pengalaman auditori yang mendalam, membuat penonton benar-benar memahami dunia Ruben.

“Sound of Metal” bukan hanya sekadar film tentang seorang musisi yang kehilangan pendengarannya, tetapi juga sebuah karya seni yang menggugah kesadaran dan memberikan pengalaman mendalam tentang disabilitas. 

Dengan penampilan kuat dari Riz Ahmed, naskah yang menyentuh, dan efek suara yang mendalam, film ini berhasil menghadirkan cerita yang tak hanya menyentuh emosi, tetapi juga memberikan pemahaman baru kepada penonton tentang pentingnya pendengaran.