Kedekatan antara Mike Tyson dan Muhammad Ali mencerminkan rasa hormat yang mendalam serta ikatan emosional yang kuat antara dua legenda tinju dunia. Meskipun mereka berasal dari era yang berbeda Ali memuncaki kariernya pada 1960-an dan 1970-an, sementara Tyson mencapai puncak pada akhir 1980-an hubungan mereka penuh dengan kekaguman, inspirasi, dan kesetiaan yang kuat.
Pengaruh Muhammad Ali terhadap Mike Tyson
Mike Tyson, yang tumbuh besar di lingkungan yang keras di Brooklyn, New York, menjadikan Muhammad Ali sebagai salah satu idolanya. Sebagai remaja yang berjuang dengan kehidupan sulit, Tyson menemukan inspirasi dalam ketangguhan Ali baik di dalam maupun di luar ring.
Ali, dengan karismanya, kemampuan bertarung yang luar biasa, dan keberanian politiknya, menjadi simbol bagi Tyson tentang apa yang dapat dicapai seseorang meskipun menghadapi rintangan besar.
Tyson sering menceritakan bahwa salah satu momen yang paling membekas dalam hidupnya adalah ketika ia menyaksikan pertarungan Muhammad Ali melawan Larry Holmes pada tahun 1980. Dalam pertarungan itu, Ali yang sudah berada di ujung kariernya mengalami kekalahan besar dari Holmes.
Tyson, yang saat itu masih muda, merasa sangat marah melihat idolanya dikalahkan dengan cara seperti itu. Dia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa suatu hari nanti ia akan membalas kekalahan Ali.
Persahabatan dan Kesetiaan Tyson kepada Ali
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, ketika Tyson meraih gelar juara dunia kelas berat, ia sering berbicara tentang penghormatannya kepada Ali. Keduanya akhirnya bertemu secara langsung dan mengembangkan hubungan yang kuat. Ali mengakui Tyson sebagai petinju muda yang luar biasa dan sering memberikan dorongan serta nasihat kepadanya.
Salah satu momen paling emosional yang menunjukkan kesetiaan Tyson terhadap Ali terjadi pada tahun 1988, saat Tyson berhadapan dengan Larry Holmes. Holmes adalah petinju yang mengalahkan Ali beberapa tahun sebelumnya, dan Tyson membawa rasa tanggung jawab pribadi untuk membalaskan kekalahan idolanya.
Dalam pertarungan itu, Tyson dengan brutal mengalahkan Holmes dalam empat ronde, dan setelah kemenangannya, ia mengungkapkan bahwa motivasinya adalah untuk menghormati Ali.
Tyson kemudian berkata, “Ali adalah alasan saya ada di sini. Saya ingin menjadi seperti dia. Saya ingin menjadi juara dunia seperti Ali.”
Kedekatan di Luar Ring
Ali dan Tyson tetap menjaga hubungan mereka bahkan setelah keduanya pensiun dari dunia tinju. Tyson sering kali tampil dalam berbagai acara penghormatan untuk Ali, termasuk dalam perayaan ulang tahun dan upacara penghargaan. Dalam berbagai kesempatan, Tyson selalu menekankan bahwa Ali adalah tokoh yang sangat ia hormati, bukan hanya sebagai petinju, tetapi juga sebagai manusia yang luar biasa.
Ketika Muhammad Ali meninggal pada tahun 2016, Tyson sangat terpukul. Ia menggambarkan Ali sebagai “manusia terbesar yang pernah hidup,” dan ia selalu menganggap Ali sebagai seorang mentor dan inspirasi, baik dalam kehidupan maupun dalam karier tinjunya.