Marc Marquez mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap penanganan tim marshal di lintasan saat GP Mandalika 2024, terutama terkait penggunaan alat pemadam api ketika motornya terbakar. Kesalahan utama yang ia soroti adalah penggunaan alat pemadam yang justru memperparah kondisi motor yang digunakannya.
Menurut Marquez, cara penanganan api oleh marshal kurang tepat, dan kemungkinan penggunaan alat pemadam malah membuat lebih banyak kerusakan pada bagian motor yang seharusnya bisa diselamatkan atau ditangani dengan lebih hati-hati.
Dilansir dari situs Motociclismo penanganan api pada motor terbakar di MotoGP harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan menggunakan alat yang sesuai untuk meminimalkan kerusakan pada motor serta melindungi keselamatan pembalap dan petugas. Berikut adalah langkah-langkah yang tepat dalam menangani motor terbakar di lintasan MotoGP:
1. Identifikasi dan penilaian awal
Ketika sebuah motor mengalami kebakaran, tim marshal harus segera menilai sumber api dan tingkat kebakaran. Penilaian awal ini penting untuk menentukan metode pemadaman yang akan digunakan, apakah dengan alat pemadam api biasa atau alat yang lebih spesifik seperti alat pemadam berbasis busa atau CO2.
2. Pemadam kebakaran yang tepat
Alat pemadam kebakaran yang digunakan harus sesuai dengan jenis api yang terjadi. Pada motor balap seperti di MotoGP, kebakaran sering kali disebabkan oleh kebocoran bahan bakar, minyak, atau listrik. Alat pemadam yang umum digunakan termasuk:
- Pemadam busa (Foam): Biasanya digunakan untuk kebakaran bahan bakar atau minyak. Busa dapat membungkus bahan yang terbakar dan menghentikan akses oksigen, yang secara efektif memadamkan api.
- CO2 (Karbon dioksida): Digunakan untuk kebakaran listrik atau elektronik. CO2 tidak meninggalkan residu sehingga tidak akan merusak komponen elektronik pada motor.
Dalam kasus Marc Marquez di GP Mandalika 2024, ada kemungkinan kesalahan dalam penggunaan alat pemadam yang tidak sesuai dengan jenis api atau cara penggunaannya yang tidak tepat, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada motor.
3. Penanganan cepat dan terkoordinasi
Waktu reaksi sangat penting dalam situasi kebakaran di lintasan. Tim marshal harus dilatih untuk bertindak cepat dan efisien dalam memadamkan api serta mengevakuasi pembalap jika diperlukan. Koordinasi yang baik antara marshal, tim medis, dan tim balap juga diperlukan untuk memastikan semua tindakan penanganan kebakaran berjalan lancar dan aman.
4. Menghindari kerusakan lebih lanjut
Penggunaan alat pemadam yang tidak tepat atau penanganan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada motor.
Misalnya, dalam situasi kebakaran yang melibatkan sistem kelistrikan, penggunaan air dapat memperparah situasi karena air dapat merusak sistem elektronik dan menyebabkan korsleting. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan alat pemadam yang tidak meninggalkan residu seperti CO2 atau serbuk kimia kering yang aman untuk digunakan di sekitar komponen elektronik.
5. Prosedur pasca-pemadaman
Setelah api berhasil dipadamkan, motor harus segera dipindahkan dari lintasan untuk mencegah kecelakaan lebih lanjut.
Motor yang sudah terbakar mungkin masih memiliki komponen yang panas atau tidak stabil, sehingga harus ditangani dengan hati-hati. Setelah motor dibawa ke area aman, teknisi akan melakukan pemeriksaan mendalam untuk menilai kerusakan dan menentukan apakah motor masih bisa digunakan atau tidak.