Pertarungan antara Rick Roufus, seorang petinju kickboxing asal Amerika Serikat, dan Changpuek Kiatsongrit, seorang petarung Muay Thai dari Thailand, pada tahun 1988 menjadi salah satu momen bersejarah dalam dunia seni bela diri.
Laga ini dianggap sebagai konfrontasi antara dua gaya bertarung berbeda: kickboxing ala barat dan Muay Thai.
Pertarungan awal
Pada awalnya, Rick Roufus mendominasi dengan teknik tendangan dan pukulannya yang cepat. Ia bahkan sempat menjatuhkan Kiatsongrit beberapa kali dengan tendangan yang kuat ke kepala. Namun, Kiatsongrit yang berpengalaman dalam Muay Thai, menggunakan taktik yang berbeda. Dia terus menyerang kaki Roufus dengan tendangan keras ke bagian betis dan paha.
Meskipun Roufus terlihat unggul di awal, serangan kaki Kiatsongrit mulai memperlambat gerakannya. Serangan low kick tersebut akhirnya merusak mobilitas Roufus, membuatnya kesulitan bergerak.
Kiatsongrit terus memanfaatkan kelemahan ini, hingga akhirnya Roufus tak mampu melanjutkan pertarungan karena luka parah pada kakinya. Kiatsongrit memenangkan pertarungan melalui TKO pada ronde keempat.
Kemenangan pertarungan
Kemenangan ini tidak hanya memamerkan superioritas teknik low kick dari Muay Thai, tetapi juga memperkenalkan serangan kaki yang efektif dalam kickboxing yang saat itu lebih terfokus pada pukulan dan tendangan tinggi.
Pertarungan ini mengubah cara pandang banyak praktisi kickboxing terhadap Muay Thai dan teknik low kick, yang sebelumnya kurang dihargai di dunia kickboxing Barat. Hasil laga tersebut memberikan dampak besar pada evolusi seni bela diri, karena banyak petarung kickboxing mulai mempelajari teknik Muay Thai untuk memperkuat pertahanan mereka dari serangan kaki yang brutal.
Pertarungan ini menjadi salah satu momen yang paling dikenang dalam sejarah kickboxing dan Muay Thai, memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara dua gaya bertarung yang berbeda, sekaligus menunjukkan pentingnya adaptasi teknik dalam dunia seni bela diri.