Deng Yawen, yang berusia 18 tahun, sebagai gen z, memenangkan medali emas dalam kompetisi BMX freestyle wanita pada 31 Juli di Olimpiade Paris. Beberapa hari kemudian, Liu Qingyi yang juga berusia 18 tahun, atau dikenal sebagai B-Girl 671, meraih medali perunggu saat breakdancing memulai debutnya di Olimpiade. Sementara itu, skateboarder berusia 11 tahun, Zheng Haohao, mengejutkan penonton dengan penampilan pertamanya di Olimpiade, menjadi atlet termuda yang berkompetisi di Olimpiade Paris.
Dilansir dari English news, kemunculan para atlet muda Tiongkok ini menunjukkan bagaimana generasi muda negara tersebut mulai merangkul berbagai jenis olahraga yang lebih luas, melampaui kekuatan tradisional Tiongkok di cabang seperti menyelam, angkat besi, dan menembak.
Kemunculan gen z
Dulu, banyak atlet Tiongkok dipilih dan dilatih di sekolah asrama untuk meraih sukses di olahraga tertentu. Namun, berkat pertumbuhan ekonomi dan pergeseran budaya, generasi Gen Z Tiongkok kini memiliki akses ke lebih banyak peluang olahraga yang sebelumnya tidak tersedia bagi generasi sebelumnya.
Di studio tari di Beijing, B-Girl Wang Yufan bergerak dengan mudah mengikuti irama yang berdenyut, gerakannya yang lembut dan putaran tajamnya memikat penonton. “Saya melakukan breakdancing karena itu keren,” kata Wang yang berusia 18 tahun.
Seperti breakdancing, panjat tebing juga semakin populer di kalangan pemuda Tiongkok. Kompetisi lokal dapat melibatkan ratusan anak-anak, dengan jumlah peserta yang meningkat setiap tahun. Skateboarding, yang dulunya dianggap sebagai olahraga pemberontak, juga mengalami lonjakan popularitas dalam beberapa tahun terakhir.
Pengaruh media sosial
Media sosial memainkan peran penting dalam mempromosikan olahraga ini di kalangan generasi muda, yang antusias mengekspresikan kepribadian mereka dengan berbagi pengalaman. Dukungan pemerintah juga sangat penting. Olahraga seperti panjat tebing dan skateboard telah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan di beberapa provinsi, mencerminkan penerimaan yang lebih luas terhadap olahraga ini dalam pendidikan anak-anak.
Minat yang semakin besar ini secara alami merangsang industri terkait, terutama dalam manufaktur peralatan dan pelatihan olahraga. Pada tahun 2023, jumlah gimnasium panjat tebing di daratan Tiongkok meningkat menjadi 636, meningkat 31 persen dari tahun sebelumnya.
Dua dekade lalu, Tiongkok sering disebut sebagai “gurun tenis,” tetapi hari ini jumlah penggemar tenis di Tiongkok telah meledak menjadi lebih dari 20 juta orang. Kenaikan bintang seperti Zheng Qinwen, yang memenangkan medali emas tunggal putri di Olimpiade Paris, semakin mendorong pertumbuhan pasar tenis di Tiongkok.
Dengan dukungan dari keluarga, pemerintah, dan industri yang berkembang, masa depan olahraga di Tiongkok tampaknya akan terus berkembang, baik di atas sepeda BMX, skateboard, atau lapangan tenis, generasi atlet berikutnya siap menapaki jalur baru—didukung oleh perpaduan gaya pribadi, dedikasi, dan sensasi mengejar batasan baru.