Real Madrid mengutuk keras tindakan rasisme dari beberapa pendukung mereka yang ditujukan kepada para pemain Barcelona, termasuk pemain muda Lamine Yamal, selama kekalahan 4-0 di El Clasico pada Sabtu 26 Oktober 2024 lalu.
La Liga menyatakan bahwa mereka akan melaporkan insiden tersebut ke otoritas Spanyol, sementara pemerintah Spanyol juga mengkritik keras pelecehan yang terjadi. “Real Madrid sangat mengutuk segala bentuk perilaku yang melibatkan rasisme, xenofobia, atau kekerasan dalam sepak bola dan olahraga, dan sangat menyesalkan penghinaan yang diucapkan oleh beberapa penggemar di salah satu sudut stadion,” kata Los Blancos dalam sebuah pernyataan pada Minggu.
Video yang beredar di media sosial setelah pertandingan menunjukkan pelecehan rasial yang ditujukan kepada para pemain Barcelona, termasuk Yamal. Bintang muda Spanyol berusia 17 tahun itu menjadi target saat merayakan golnya, yang menjadikannya pencetak gol termuda di sejarah El Clasico.
Real Madrid mengumumkan bahwa mereka telah “membuka investigasi untuk menemukan dan mengidentifikasi pelaku penghinaan yang tercela ini.” La Liga mengatakan akan segera melaporkan penghinaan rasial tersebut ke unit kejahatan kebencian dari kepolisian nasional Spanyol.
Penyerang Real Madrid, Vinicius Junior, yang juga sering menjadi korban pelecehan rasial di Spanyol, memberikan dukungannya kepada Yamal dan pemain Barca lainnya yang dilecehkan. “Sangat disayangkan apa yang terjadi kemarin di Bernabeu dengan penghinaan rasial,” tulis Vinicius di media sosial X. “Tidak ada ruang untuk para kriminal ini dalam masyarakat kita. Semua dukungan saya untuk Lamine, Ansu (Fati), dan Raphinha. Saya yakin Madrid dan polisi akan bekerja untuk mengidentifikasi dan menghukum pelaku.”
Federasi Sepak Bola Spanyol mengungkapkan “kecaman mutlak” atas pelecehan tersebut. Dewan olahraga Spanyol (CSD) mengatakan bahwa Komisi mereka melawan Kekerasan, Rasisme, Xenofobia, dan Intoleransi dalam olahraga akan mengadakan pertemuan pada hari Senin untuk membahas kasus ini.
“El Clasico adalah salah satu tontonan terbesar di dunia, sebuah ekspresi sejati pentingnya sepak bola di negara kita,” kata CSD dalam pernyataan. “Dalam acara ini, seperti dalam acara olahraga lainnya, tidak boleh ada ruang untuk kekerasan, rasisme, xenofobia, kebencian, atau intoleransi.”
Pilar Alegria, menteri pendidikan, pengembangan profesional, dan olahraga Spanyol, menulis di X, “Rasisme, penghinaan, maupun kekerasan tidak memiliki tempat dalam olahraga di negara kita.” Elma Saiz, menteri untuk inklusi dan migrasi Spanyol, juga memberikan dukungan kepada Yamal, menegaskan bahwa pemerintah akan melawan segala bentuk pelecehan rasis.
Sepak bola Spanyol terus berjuang melawan rasisme di stadion. Vinicius, yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap rasisme, telah sering menjadi target sejak bergabung di Spanyol pada 2018. Insiden besar sebelumnya termasuk pelecehan di stadion Mestalla Valencia pada Mei 2023, yang mengakibatkan tiga pendukung Valencia dijatuhi hukuman delapan bulan penjara.