“The Princess Bride” adalah sebuah film yang dimulai dengan seorang kakek yang membacakan cerita untuk cucunya.
Namun, film ini langsung menunjukkan twist yang berbeda karena kakek tersebut diperankan oleh Peter Falk.
Dengan suara khasnya, Falk membawa nuansa sinis terhadap dongeng, menyadari bahwa ada banyak hal di dunia ini yang lebih kompleks daripada yang diceritakan oleh para pengarang dongeng.
Cerita yang diceritakan adalah tentang Buttercup, seorang putri cantik (Robin Wright), yang awalnya meremehkan seorang petani (Cary Elwes).
Namun, suatu hari, ia tersadar bahwa ia sebenarnya jatuh cinta pada pria tersebut. Mereka pun ingin hidup bahagia bersama.
Sayangnya, keharmonisan mereka terganggu oleh kejahatan, dan Buttercup diculik oleh pasukan jahat yang dipimpin oleh Pangeran Humperdinck (Chris Sarandon), sementara sang petani terbunuh.
Parodi Petualangan yang Cerdas
Begitu Buttercup diculik, “The Princess Bride” segera mengungkapkan dirinya sebagai parodi dari film-film petualangan pedang dan sihir.
Meskipun film ini cocok untuk penonton muda yang akan terpesona dengan alur cerita yang penuh aksi, orang dewasa akan menemukan banyak lelucon tersembunyi yang membuatnya sangat menghibur.
Rob Reiner, sang sutradara, berhasil membuat film ini seperti cerita epik fantasi klasik, tetapi dengan bumbu humor yang cerdas, mirip dengan gaya film sebelumnya, This Is Spinal Tap.
Karakter yang Menggelikan
Salah satu daya tarik utama dalam film ini adalah para karakter unik yang ditemui oleh sang pahlawan dalam perjalanannya.
Sebagai contoh, ada sekelompok perampok yang dipimpin oleh Wallace Shawn yang memerankan Vizzini, seorang penipu kecil yang licik, serta Andre the Giant yang memerankan Fezzik, seorang raksasa dengan kekuatan luar biasa namun hati yang belum tentu sebaik yang kita kira.
Ada juga karakter Inigo Montoya (Mandy Patinkin), seorang pendekar pedang yang memiliki misi balas dendam terhadap orang yang telah membunuh ayahnya.
Salah satu adegan terbaik dalam film ini adalah ketika Inigo bertarung dengan seorang lawan yang tangguh, namun dengan dialog yang mengundang tawa.
Humor yang Tak Terduga
Bagian yang paling menggelikan adalah penampilan Billy Crystal dan Carol Kane yang berperan sebagai penyihir tua yang dapat menghidupkan orang mati.
Kedua aktor ini, yang tidak bisa dikenali berkat makeup mereka, berhasil mencuri perhatian dengan humor yang sangat segar dan tak terduga. Sebuah adegan penuh tawa yang pasti membuat penonton tidak bisa menahan senyum.
Adaptasi yang Menghibur
Film ini diadaptasi dari novel William Goldman yang terinspirasi oleh buku masa kecilnya. Namun, Goldman tidak hanya membawa elemen-elemen petualangan, tetapi juga mengolahnya dengan imajinasi dewasa yang lebih jahat, menciptakan humor yang menarik.
Meskipun terdapat banyak satire dalam cerita ini, “The Princess Bride” tetap menyuguhkan kesederhanaan dan kepolosan yang menyentuh hati, dengan sentuhan canda tawa yang tak terduga.
“The Princess Bride” adalah film yang tidak hanya cocok untuk anak-anak, tetapi juga menyuguhkan banyak lelucon untuk orang dewasa.
Dengan perpaduan antara kisah cinta, petualangan, dan parodi, film ini berhasil menghibur berbagai kalangan.
Tentu saja, ada banyak adegan ciuman yang manis, tapi yang membuat film ini lebih dari sekadar cerita cinta adalah kemampuan sutradara Rob Reiner dalam menghadirkan humor yang segar dan karakter-karakter yang tak terlupakan.
Dengan humor yang mengalir begitu alami dan alur cerita yang menyenangkan, “The Princess Bride” tetap menjadi salah satu film klasik yang wajib ditonton.