in

Review Film Cinta Itu Buta (2019), Kisah Cinta yang Hangat dan Menghibur

Cinta Itu Buta

Film Cinta Itu Buta yang dirilis pada 10 Oktober 2019 ini mengusung genre drama komedi yang penuh dengan emosi dan tawa. 

Kisahnya berfokus pada Diah (Shandy Aulia), seorang wanita yang berusaha untuk move on setelah patah hati karena tunangannya, Jun-Ho, selingkuh dengan teman dekatnya menjelang pernikahan mereka. 

Setelah kejadian tragis itu, Diah mengalami kebutaan sementara yang semakin memperumit perjalanan hidupnya. 

Di tengah kesedihannya, Diah bertemu dengan Nik (Dodit Mulyanto), yang juga sedang mengalami patah hati, dan mereka saling menghibur dalam proses penyembuhan.

Kisah yang Menggelitik dan Menghibur

Dari awal, Cinta Itu Buta sudah menyuguhkan premis yang cukup mudah ditebak. Namun, dengan kepiawaian sutradara Rahmania Arunita, film ini mampu membawa kejutan-kejutan yang membuat penonton tetap betah mengikuti ceritanya. 

Film ini mengisahkan proses penyembuhan dua hati yang terluka. Meskipun jalan ceritanya cukup klise, penggarapan yang segar membuatnya berbeda. 

Seiring berjalannya waktu, penonton disuguhkan dengan adegan-adegan yang membuat hati hangat, terutama berkat humor khas yang dibawakan oleh Nik yang diperankan oleh Dodit Mulyanto.

Peran Dodit Mulyanto yang Memikat  

Tidak bisa dipungkiri, Dodit Mulyanto menjadi daya tarik utama dalam film ini. Kemampuan humornya yang khas berhasil membawa warna yang berbeda pada film ini. 

Meskipun sebagian besar humor yang disampaikan terasa segmented, tetap saja banyak yang menganggapnya lucu dan menghibur.

Saking ikoniknya, gombalan-gombalan ala Nik bisa saja menjadi pesaing gombalan ala Dilan yang populer. 

Peran Dodit pun tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga menghadirkan kehangatan dan simpati bagi penonton.

Shandy Aulia: Karakter yang Relatable  

Shandy Aulia, yang sering memerankan karakter wanita baik-baik di film-film sebelumnya, tampil berbeda dalam Cinta Itu Buta. 

Dalam film ini, ia memperlihatkan sisi yang lebih dewasa dan relatable. Karakternya yang patah hati namun berusaha bangkit dari kekecewaan bisa dengan mudah membuat penonton merasa terhubung. 

Keberhasilan Shandy dalam memerankan Diah membuat penonton bisa merasakan emosinya, baik saat sedih maupun ketika ia mulai membuka hati.

Sentuhan Korea yang Membuat Suasana Semakin Menarik  

Film ini juga menghadirkan nuansa Korea yang kental, baik dari segi latar tempat maupun visualnya. 

Jalanan di Busan, Korea, yang dipenuhi warna pastel dan gemerlap lampu kota di malam hari, membuat penonton merasa seolah-olah sedang berlibur ke Korea. 

Kehadiran aktor Korea, Chae In-woo, menambah kesan Korea yang lebih kuat dalam film ini. Meskipun perannya tidak banyak, kemunculannya cukup memberikan warna bagi cerita.

Pesan dan Makna di Balik Cerita  

Pada akhirnya, Cinta Itu Buta memberikan pesan yang cukup kuat tentang bagaimana kita harus bangkit setelah mengalami patah hati. 

Karakter Diah dan Nik menunjukkan bahwa meskipun kita terluka, masih ada banyak hal indah yang bisa terjadi jika kita mau membuka hati untuk orang lain. 

Film ini cocok ditonton oleh siapa saja yang sedang mencari hiburan ringan, terutama bagi mereka yang membutuhkan semangat untuk move on.

Secara keseluruhan, Cinta Itu Buta adalah film drama komedi yang menghibur, penuh dengan pesan positif, dan cocok untuk ditonton bersama orang-orang terdekat. 

Film ini menghadirkan cerita cinta yang hangat, humor segar serta akting yang menyenangkan dari para pemainnya. 

Meski premisnya terbilang klise, penggarapan yang segar dan alur cerita yang penuh warna membuatnya tetap menarik untuk disaksikan. 

Jika kamu mencari film ringan yang bisa memberikan hiburan sekaligus inspirasi, Cinta Itu Buta adalah pilihan yang tepat.