Bagel, roti berbentuk cincin yang punya tekstur kenyal dan rasa unik, ternyata menyimpan sejarah panjang yang seru untuk disimak.
Kalau kamu pernah menikmati bagel hangat dengan krim keju atau topping favoritmu, tahukah kamu kalau makanan ini punya perjalanan dari Eropa Timur sampai menjadi ikon kuliner di New York?
Yuk, kita bahas lebih dalam!
Awal Mula Bagel di Eropa Timur
Bagel pertama kali muncul di Eropa Timur, tepatnya di kalangan komunitas Ashkenazi. Konon, bagel sudah ada sejak abad ke-17.
Saat itu, bagel menjadi salah satu makanan yang cukup populer karena sederhana dan mudah dibuat.
Roti ini dibuat dari adonan gandum yang difermentasi, direbus sebentar, lalu dipanggang hingga menghasilkan tekstur khas: renyah di luar, lembut dan kenyal di dalam.
Bagel juga punya makna simbolis, lho.
Bentuknya yang melingkar dianggap sebagai lambang kehidupan dan kontinuitas. Nggak heran kalau bagel sering disajikan di acara-acara spesial.
Perjalanan Bagel ke Amerika
Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, banyak imigran dari Eropa Timur yang pindah ke Amerika Serikat, khususnya ke New York.
Mereka membawa resep dan tradisi membuat bagel ke sana. Bagel perlahan-lahan menarik perhatian masyarakat luas.
Di New York, bagel mulai diproduksi secara besar-besaran. Pada tahun 1900-an, para pembuat bagel membentuk serikat pekerja yang dikenal dengan nama Bagel Bakers Local 338.
Serikat ini membantu menjaga kualitas bagel dengan memastikan setiap pembuat bagel menggunakan teknik tradisional.
Bagel dan Budaya New York
New York dikenal sebagai pusat budaya bagel. Kalau kamu jalan-jalan ke sana, pasti gampang banget menemukan toko bagel di setiap sudut kota.
Yang bikin bagel New York istimewa adalah proses pembuatannya. Air yang digunakan di kota ini, katanya, punya mineral yang membuat tekstur bagel jadi lebih sempurna.
Bagel New York biasanya disajikan dengan berbagai topping. Yang paling klasik adalah bagel dengan krim keju dan smoked salmon.
Tapi, ada juga yang suka menambahkan sayuran, selai buah atau bahkan telur dan keju sebagai isian.
Bagel di Masa Kini
Sekarang, bagel sudah dikenal di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Banyak toko roti atau kafe yang menawarkan berbagai jenis bagel dengan isian dan rasa yang unik.
Mulai dari bagel klasik hingga yang diberi rasa tambahan seperti cinnamon raisin atau garlic. Bagel juga menjadi pilihan sarapan yang praktis dan mengenyangkan.
Kamu bisa menikmati bagel dengan topping sederhana atau mengkreasikannya sesuai selera.
Bagel bukan sekadar roti, tapi juga simbol perjalanan budaya dan adaptasi kuliner yang menarik.
Dari Eropa Timur hingga New York, dan sekarang ke seluruh dunia, bagel membuktikan bahwa makanan bisa menjadi jembatan antarbudaya.
Jadi, kalau kamu menikmati bagel hari ini, ingatlah bahwa kamu juga sedang menikmati sepotong sejarah yang panjang. Selamat mencoba berbagai kreasi bagel dan temukan favoritmu!