Siapa yang tak tergoda untuk melihat langsung puncak tertinggi dunia, Gunung Everest, yang menjulang megah di perbatasan Nepal dan Tibet? Bagi para petualang, mencapai kaki Everest adalah impian yang menantang dan penuh keajaiban. Meski berasal dari Indonesia, kamu tetap bisa mengunjungi Everest, baik untuk trekking ke Base Camp atau hanya menikmati pemandangan spektakuler di sekitar Everest. Berikut panduan lengkap untuk berkunjung ke sana!
1. Mempersiapkan Dokumen dan Izin
Untuk mengunjungi Everest, kamu harus masuk melalui Nepal, karena akses utama ke Everest berada di negara ini. Jadi, pastikan untuk mengurus visa Nepal terlebih dahulu. Visa ini bisa didapatkan di bandara internasional Tribhuvan, Kathmandu, atau bisa juga diproses secara online. Jika kamu ingin trekking, pastikan kamu juga mengurus izin trekking yang diberikan oleh otoritas setempat.
2. Penerbangan ke Nepal
Penerbangan langsung dari Indonesia ke Nepal belum tersedia, jadi kamu harus transit di negara lain seperti Singapura, Malaysia atau Thailand. Penerbangan ke Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu adalah titik awal perjalananmu. Dari Jakarta, penerbangan internasional dengan satu kali transit biasanya memakan waktu sekitar 10-12 jam. Setelah tiba di Kathmandu, kamu akan disambut oleh keindahan kota yang menjadi gerbang menuju petualanganmu.
3. Menentukan Rute Ke Everest
Ada beberapa cara menuju ke Everest, tergantung pada seberapa dekat kamu ingin mendekati puncak. Rute utama adalah melalui Lukla, sebuah desa kecil di kaki Himalaya yang bisa dijangkau dengan penerbangan domestik dari Kathmandu. Penerbangan ini cukup menantang karena bandara Lukla terkenal dengan landasannya yang pendek dan cuaca yang sering berubah. Namun, perjalanan dari Lukla ke Everest Base Camp (EBC) adalah salah satu trekking terindah di dunia, meski membutuhkan waktu sekitar 8 hingga 14 hari untuk menyelesaikan perjalanan pulang-pergi.
4. Trekking ke Everest Base Camp
Setelah tiba di Lukla, perjalanan ke Everest Base Camp dimulai. Trekking ini memakan waktu sekitar 12-14 hari dan mencakup perjalanan melewati desa-desa Sherpa, melewati Namche Bazaar, yang terkenal sebagai pusat perdagangan dan persiapan pendaki. Kamu juga akan melintasi Tengboche, tempat monastik terkenal dengan pemandangan Everest yang menakjubkan. Trekking ini cukup menantang, dengan rute yang memerlukan stamina fisik yang baik, jadi pastikan kamu telah mempersiapkan diri dengan baik sebelum memulai perjalanan.
5. Alternatif: Penerbangan Everest
Jika trekking terlalu berat bagi kamu, jangan khawatir. Kamu tetap bisa menikmati keindahan Everest melalui penerbangan pemandangan Everest. Dari Kathmandu, kamu bisa naik pesawat kecil yang akan terbang melintasi Pegunungan Himalaya, termasuk Gunung Everest. Penerbangan ini memberikan pengalaman luar biasa melihat Everest dari udara dalam waktu sekitar 1 jam.
6. Persiapan Fisik dan Mental
Mendaki ke Everest Base Camp bukanlah perjalanan yang mudah. Meski tidak membutuhkan keterampilan mendaki gunung profesional, perjalanan ini menuntut ketahanan fisik dan mental. Oksigen di ketinggian membuat tubuh lebih cepat lelah, jadi kamu harus menjaga kebugaran tubuh dengan latihan fisik sebelum berangkat. Selain itu, perlu persiapan mental, karena perjalanan ini bisa melelahkan dan menantang.
7. Waktu Terbaik untuk Berkunjung
Waktu terbaik untuk mendaki ke Everest adalah pada musim pancaroba, yaitu musim semi (Maret hingga Mei) atau musim gugur (September hingga November), ketika cuaca lebih stabil dan pemandangan Himalaya lebih jelas.
Dengan persiapan matang dan sedikit tekad, perjalanan ke Gunung Everest dari Indonesia bisa menjadi petualangan tak terlupakan yang akan menguji fisik dan memberi kamu pandangan spektakuler tentang keindahan dunia yang luar biasa. So, siap untuk menjelajah ke atap dunia?