Pecel Semanggi
in

Pecel Semanggi, Makanan Tradisional Surabaya yang Sulit Ditemukan

Kalau bicara soal kuliner khas Surabaya, pasti banyak yang langsung kepikiran rujak cingur atau lontong balap. 

Tapi, ada satu makanan tradisional yang nggak kalah enak dan unik, yaitu pecel semanggi. Sayangnya, makanan ini sekarang semakin langka dan sulit ditemukan. Penasaran kenapa? Yuk, kita kenalan lebih dekat sama kuliner khas Surabaya ini!

Apa Itu Pecel Semanggi?

Pecel semanggi adalah hidangan tradisional yang menggunakan daun semanggi sebagai bahan utamanya. Daun semanggi sendiri adalah tumbuhan air yang bentuk daunnya menyerupai semanggi berdaun empat. 

Biasanya, daun semanggi ini direbus sampai empuk, lalu disajikan dengan bumbu kacang khas pecel yang agak berbeda dari pecel biasanya.

Bumbu pecel semanggi ini lebih kental dan punya cita rasa gurih serta manis. Hal yang bikin spesial, bumbu ini biasanya dicampur dengan ubi jalar, sehingga teksturnya lebih lembut dan ada sedikit rasa manis alami. 

Hidangan ini biasanya dilengkapi dengan kerupuk puli (kerupuk berbahan dasar nasi) sebagai pelengkap.

Asal-Usul Pecel Semanggi

Pecel semanggi sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi makanan sehari-hari masyarakat Surabaya, terutama di daerah perkampungan. 

Semanggi tumbuh liar di area persawahan dan rawa-rawa, jadi dulunya nggak sulit untuk mendapatkannya. Biasanya, para ibu-ibu menjual pecel semanggi keliling sambil membawa dagangannya di atas kepala atau menggunakan pikulan. 

Hal ini menjadi ciri khas tersendiri.

Namun, seiring perkembangan zaman dan semakin sempitnya lahan untuk menanam semanggi, hidangan ini pun semakin jarang ditemui. 

Selain itu, generasi muda sekarang mungkin lebih tertarik dengan makanan cepat saji dibandingkan makanan tradisional.

Kenapa Pecel Semanggi Sulit Ditemukan?

Unik dan Enak! Pecel Semanggi di Surabaya Pakai Kerupuk Uli

Ada beberapa alasan kenapa pecel semanggi semakin langka. Pertama, bahan utamanya, yaitu daun semanggi, sudah sulit ditemukan karena lahan persawahan di sekitar Surabaya semakin berkurang. 

Semanggi memang butuh lingkungan yang lembab untuk tumbuh, seperti sawah atau rawa, yang kini banyak beralih fungsi menjadi pemukiman atau kawasan industri.

Kedua, penjual pecel semanggi tradisional juga semakin sedikit. Banyak generasi muda yang enggan melanjutkan usaha ini karena dianggap kurang menguntungkan. Padahal, pecel semanggi punya cita rasa yang khas dan nggak bisa digantikan.

Menikmati Pecel Semanggi di Surabaya

Meskipun sulit ditemukan, bukan berarti kamu nggak bisa menikmati pecel semanggi sama sekali. Beberapa penjual masih setia menjajakan makanan ini, terutama di area wisata atau pasar tradisional di Surabaya. 

Kalau kamu lagi main ke Surabaya, coba cari penjual pecel semanggi di sekitar Taman Bungkul, Pasar Genteng, atau acara kuliner khas Jawa Timur.

Rasanya yang unik, perpaduan daun semanggi yang empuk dengan bumbu kacang manis-gurih, dijamin bikin lidah kamu ketagihan. Jangan lupa tambahkan kerupuk puli biar sensasi makan pecel semangginya semakin nikmat!

Jaga Kuliner Tradisional Kita

Sebagai generasi muda, kita punya peran penting untuk menjaga keberadaan makanan tradisional seperti pecel semanggi. 

Kamu bisa mulai dengan mengenalkan kuliner ini ke teman-teman atau keluarga, atau bahkan mencoba membuatnya sendiri di rumah. 

Semakin banyak yang tertarik, semakin besar peluang kuliner ini untuk tetap bertahan di tengah arus modernisasi.

Jadi, kalau suatu saat kamu ketemu penjual pecel semanggi, jangan ragu untuk mencobanya. 

Selain bisa menikmati makanan enak, kamu juga ikut membantu melestarikan salah satu warisan kuliner khas Surabaya. Selamat berburu pecel semanggi!