Paralimpiade, kompetisi olahraga empat tahunan yang paling bergengsi bagi penyandang disabilitas, telah digelar di Paris, Perancis, pada 28 Agustus hingga 9 September 2024. Ajang ini menjadi panggung bagi atlet disabilitas dari seluruh dunia untuk menunjukkan kemampuan dan semangat juang mereka.
Fauzi Purwo Laksono: Atlet Lempar Lembing dari Indonesia
Salah satu atlet yang mewakili Indonesia di Paralimpiade 2024 adalah Fauzi Purwo Laksono. Atlet dari cabang olahraga para atletik nomor lempar lembing ini memiliki latar belakang yang inspiratif. Fauzi adalah salah satu dari 35 atlet yang dikukuhkan oleh National Paralympic Committee (NPC) Indonesia untuk berlaga di Paris.
Debut di Paralimpiade: Mimpi yang Menjadi Kenyataan
“Ini pertama kalinya saya bisa lolos ke kualifikasi Paralimpiade 2024 Paris. Rasanya seperti mimpi bisa sampai di sini, luar biasa,” ujar Fauzi dengan penuh kebahagiaan saat ditemui di Paralympic Training Center (PTC) Karanganyar, Jawa Tengah.
Perjalanan Fauzi menuju Paralimpiade bukanlah hal yang mudah, namun semangat dan tekadnya membawanya hingga ke titik ini.
Perjuangan Seorang Petugas Kebersihan
Fauzi, yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan honorer di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, harus membagi waktu antara pekerjaan dan latihan. Meski masih berstatus pegawai kontrak, Fauzi tidak pernah menyerah untuk mengejar mimpinya menjadi atlet Paralimpiade.
“Sampai saat ini saya masih bekerja sebagai honorer di Dinas Kebersihan. Saya mendapat dispensasi dari dinas untuk pelatnas, dan jika pulang, saya kembali bekerja membersihkan sampah,” ungkapnya.
Jatuh Bangun Menuju Pelatnas dan Paralimpiade
Fauzi menceritakan bagaimana ia harus berjuang keras untuk lolos seleksi Pelatnas di Solo dan akhirnya berhasil memenuhi kualifikasi Paralimpiade 2024 Paris. Meski perjalanan ini penuh tantangan, Fauzi merasa bersyukur atas pencapaian yang diraihnya, berkat dukungan dan doa dari keluarga serta kerabat terdekat.
Pada tahun 2007, Fauzi mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki kanannya patah. Setelah masa penyembuhan, ia bekerja sebagai tukang sampah honorer di Dinas PU dan Penataan Ruang Kabupaten Kubu Raya. Namun, semangatnya untuk berprestasi tidak pernah padam.
Semangat Juang dan Prestasi di Asean Para Games
Fauzi mulai mengikuti tes untuk Peparnas 2012 di Riau dan terus berjuang hingga bergabung dengan NPC Indonesia pada 2018. Meski sempat merasa minder, semangatnya tumbuh setelah melihat video teman-teman disabilitas lainnya yang berjuang untuk Merah Putih. Fauzi berhasil meraih dua medali emas di Asean Para Games, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk berprestasi.