Kalau kamu penggemar makanan pedas khas Tiongkok, pasti tidak asing dengan dua nama yang sering bikin lidah bergoyang yaitu malatang dan malaxiangguo. Dua jenis makanan ini memang punya cita rasa yang menggugah selera, terutama untuk kamu yang suka pedas, gurih, dan aroma khas rempah Sichuan. Tapi, apa sih sebenarnya perbedaan antara keduanya? Yuk, kita bahas tuntas supaya kamu nggak bingung lagi saat memilih menu!
Asal-Usul Malatang dan Malaxiangguo
Malatang berasal dari kawasan Sichuan, daerah yang terkenal dengan rempah-rempahnya yang pedas dan bikin lidah bergetar. Kata “malatang” sendiri terdiri dari dua kata “ma” yang berarti mati rasa (numbing) karena lada Sichuan, dan “la” yang artinya pedas. Tambahan “tang” berarti sup, jadi malatang adalah sup pedas dengan sensasi unik.
Malaxiangguo juga berasal dari Sichuan, tapi ini adalah versi kering dari malatang. Kata “xiangguo” artinya panci wangi, menggambarkan hidangan ini yang dimasak tanpa kuah.
Komponen Utama
Malatang disajikan sebagai sup dengan kuah berbasis kaldu ayam, sapi, atau sayuran, ditambah minyak cabai dan rempah Sichuan. Kamu bisa memilih bahan-bahan seperti daging, seafood, jamur, sayuran, dan mie, lalu semuanya direbus bersama dalam kuah yang super pedas.
Berbeda dengan malatang, malaxiangguo disajikan tanpa kuah. Semua bahan seperti daging, sayuran, dan tahu digoreng atau ditumis dengan minyak cabai dan rempah khas Sichuan hingga bumbu meresap. Hasilnya? Rasa yang lebih pekat dan tekstur bahan yang lebih kering.
Sensasi Rasa
Malatang punya rasa yang lebih ringan dan berkuah. Kamu bisa menikmati kombinasi rasa pedas, asin, dan gurih dalam tiap seruputannya. Kuahnya yang hangat juga cocok dinikmati saat cuaca dingin.
Sementara itu, malaxiangguo menawarkan rasa yang lebih intens. Karena bumbu langsung menempel pada bahan-bahan, rasa pedas dan gurihnya lebih terasa di setiap gigitan. Ini cocok buat kamu yang suka hidangan berbumbu kuat.
Cara Penyajian
Biasanya disajikan di dalam mangkuk besar, lengkap dengan sendok dan sumpit. Kamu bisa menikmatinya seperti makan mie kuah. Beberapa restoran bahkan menyediakan opsi self-service, di mana pengunjung bisa memilih bahan sendiri sebelum direbus dalam kuah pedas.
Malaxiangguo biasanya disajikan di atas piring besar atau wajan mini yang tetap panas. Malaxiangguo sering dinikmati bersama nasi putih untuk menyeimbangkan rasa pedasnya.
Keduanya menawarkan pilihan tingkat kepedasan yang bisa disesuaikan dengan selera. Kalau kamu suka tantangan, pilih level pedas tinggi untuk kedua hidangan ini. Tapi hati-hati, lada Sichuan bisa bikin lidah dan mulutmu terasa kebas, jadi pastikan kamu siap mental!
Karena malatang berkuah, kandungan kalorinya bisa lebih rendah jika kamu memilih bahan yang ringan seperti sayuran dan tahu. Sedangkan malaxiangguo yang digoreng atau ditumis cenderung memiliki kandungan minyak lebih tinggi, sehingga lebih banyak kalori yang masuk kedalam tubuh.
Namun, keduanya bisa jadi pilihan sehat selama kamu mengontrol porsi dan jenis bahan yang dipilih. Hindari terlalu banyak bahan olahan seperti sosis atau bakso, dan fokus pada sayuran serta protein berkualitas.
Cocok Untuk Momen Apa?
Malatang cocok untuk momen santai, terutama saat cuaca sedang dingin atau hujan. Kuah hangatnya bikin badan terasa nyaman. Sementara Malaxiangguo lebih pas untuk acara kumpul bareng teman atau keluarga. Rasanya yang intens dan tampilannya yang menggoda pasti bikin suasana makan makin seru.
Pilih Malatang atau Malaxiangguo?
Kalau kamu suka makanan berkuah dengan rasa yang nggak terlalu tajam, malatang bisa jadi pilihanmu. Tapi, kalau kamu penggemar makanan kering dengan rasa bumbu yang nendang, malaxiangguo adalah jawabannya.
Tidak ada yang salah dengan memilih salah satunya, atau bahkan mencoba keduanya. Yang pasti, baik malatang maupun malaxiangguo menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan, terutama buat para pecinta pedas.
Malatang dan malaxiangguo adalah dua hidangan khas Sichuan yang punya keunikan masing-masing. Meski terlihat mirip, sensasi rasa, tekstur, dan cara penyajiannya jelas berbeda. Jadi, kapan kamu mau mencoba keduanya? Pastikan lidahmu siap menghadapi sensasi pedas yang bikin nagih!