in

Turgo, Desa Wisata di Lereng Merapi yang Menyimpan Keindahan dan Sejarah

Gunung Merapi (Wikimedia)

Ketika mendengar nama “Turgo,” banyak orang langsung teringat akan sebuah bukit di lereng Gunung Merapi yang memiliki daya tarik luar biasa. Bukit ini juga mengingatkan pada erupsi Merapi tahun 1994 yang membawa banyak perubahan bagi warga Padukuhan Turgo. Secara administratif, Turgo termasuk dalam Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, dengan luas sekitar 200 hektar.

Bukit Turgo, yang terletak enam kilometer barat daya dari puncak Gunung Merapi, dipercaya berasal dari nama yang berarti tempat untuk berdoa, terkait dengan Syekh Jumadil Kubra, tokoh legendaris yang konon memiliki petilasan di puncaknya. Penduduk awal yang menetap di kawasan ini adalah Cakrapada dan dua rekannya, yang menjadi cikal bakal warga Turgo. Mereka meyakini bahwa mereka adalah keturunan yang terhubung dengan sejarah dan tradisi lokal.

Keunikan Desa Turgo di Lereng Merapi

Desa Turgo, yang terletak di lereng Gunung Merapi, merupakan satu-satunya desa yang tersisa dari amukan Wedhus Gembel. Dengan jarak hanya 7 km dari puncak Merapi, desa ini menjadi kawasan tertinggi di daerah tersebut. Berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut, Turgo menawarkan udara yang sejuk dan suasana yang menenangkan. Desa ini memiliki berbagai potensi wisata, seperti hutan pinus, kebun bambu, kebun anggrek, serta rumah bekas bencana awan panas. Selain itu, pengunjung dapat menikmati pemandangan Merapi, sungai, dan galeri foto Merapi di Pondok Alam Desa.

Akses dan Keramahan Penduduk

Akses jalan yang baik memudahkan perjalanan menuju Turgo, yang berjarak 26 km dari Kota Yogyakarta. Keramahan penduduk setempat menambah kenyamanan wisatawan saat menjelajahi hutan dan jalan setapak menuju lokasi trekking. Penduduk Turgo sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, dan mereka dengan senang hati berbagi tradisi dan kehidupan sehari-hari dengan para pengunjung.

Paket Wisata Menarik di Turgo

Desa Turgo menawarkan berbagai paket wisata minat khusus yang dapat dipilih oleh wisatawan. Salah satu yang populer adalah trekking Merapi, di mana pengunjung diwajibkan membawa perlengkapan yang memadai seperti sepatu kuat, jaket pelindung, makanan, minuman, dan mantel hujan. Disarankan untuk memulai perjalanan sebelum jam 9 pagi agar dapat menikmati panorama indah yang dapat diabadikan dengan kamera.

Desa wisata Turgo juga menyediakan fasilitas teropong untuk melihat binatang dari jarak jauh. Pemandu yang menemani wisatawan selalu membawa P3K dan handy talkie untuk komunikasi yang terintegrasi. Setelah trekking, pengunjung dapat mencoba membuat teh asli Turgo. Menurut Triyanto, terdapat sekitar 60 jenis tanaman di desa ini, termasuk pohon cokelat, alpukat, nangka, dan kopi.

Pilihan Paket Wisata

Berikut adalah beberapa pilihan paket wisata yang dapat dipilih:

Paket 1 jam – Aktivitas trekking/pembuatan teh/pengamatan flora & fauna/berkebun (pilih salah satu). Harga Rp10.000,-/orang.

Paket 2 jam – Trekking & pengamatan flora & fauna. Harga Rp20.000,-/orang.

Paket 4 jam – Trekking & pengamatan flora & fauna plus metode pembuatan teh dan melihat video erupsi Merapi. Harga Rp20.000,-/orang.

Paket 6 jam – Trekking & pengamatan flora & fauna plus metode pembuatan teh dan melihat video erupsi Merapi, ditambah jarak trekking yang lebih jauh. Harga Rp60.000,-/orang.

Biaya handling pengantaran dari Yogyakarta sebesar Rp50.000,- untuk pengantaran ke alamat tujuan, tidak termasuk kendaraan (bisa menggunakan kendaraan sendiri).

Pengalaman Menjadi Petani dan Peternak

Dalam paket wisata yang ditawarkan, pengunjung juga dapat merasakan pengalaman menjadi petani dan peternak sapi dadakan. Wisatawan dapat belajar cara menanam, mencari rumput, dan memerah sapi. Yanto, pemandu yang juga fasih berbahasa Inggris, menyatakan bahwa terdapat 9 lokasi homestay yang disediakan dengan tarif menginap antara Rp30.000,- hingga Rp60.000,- per orang per malam, termasuk 3 kali makan. Paket menginap tanpa makan dikenakan biaya Rp12.500,- per orang per malam.

Desa Turgo kini menjadi destinasi wisata yang menawarkan panorama alam indah serta minuman tradisional berbahan rempah lokal yang berkhasiat. Masyarakat Turgo, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan peternak, tetap menjaga tradisi dan kekuyuban dalam kehidupan sosial mereka meskipun mengalami perubahan setelah erupsi Merapi. Bagi kamu yang ingin merasakan keindahan dan keunikan desa ini, datang dan berkunjunglah ke desa wisata Turgo Purwobinangun Pakem Kabupaten Sleman. Pastikan untuk melakukan konfirmasi minimal tiga hari sebelum kunjungan untuk pengaturan jadwal dan pemandu.