Lanny Gumulya, sosok yang tak asing dalam dunia olahraga loncat indah Indonesia, adalah peraih medali emas pada Asian Games 1962 di Jakarta. Hingga kini, mendiang Lanny tetap dikenang sebagai satu-satunya atlet loncat indah Indonesia yang berhasil meraih medali emas di ajang tersebut.
Nama Gumulya ternyata memiliki cerita menarik di baliknya. Nama ini diberikan oleh Presiden Soekarno saat berkunjung ke Training Center di Bandung, Jawa Barat. Gumulya merupakan singkatan dari “Goei yang Mulya,” yang merupakan nama asli dari legenda loncat indah ini, Goei Giok Lan.
Penghargaan dari Sang Proklamator
Presiden Soekarno memberikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Lanny Gumulya atas prestasinya. “Lanny, terima kasih, kamu telah mempersuntingkan bunga melati di sanggul Ibu Pertiwi,” ungkap Sang Proklamator di Istana Negara. Pada kesempatan itu, Lanny juga diminta untuk menari lenso bersama para pejabat negara dalam acara perpisahan dengan para atlet seusai Asian Games IV 1962.
Pembawa Obor Asian Games 2018
Sebagai penghormatan atas prestasinya, Lanny Gumulya turut menjadi pembawa obor Asian Games ke-18 pada tahun 2018 di Jakarta. Ia membawa obor tersebut di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), tempat yang sama di mana ia meraih medali emas untuk Indonesia pada Asian Games 1962.
Kehidupan Pribadi dan Kecintaan pada Olahraga
Lanny Gumulya lahir di Solo pada 13 November 1944. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat yang besar terhadap berbagai cabang olahraga. Saat bersekolah di SMP di Bandung, Lanny belajar judo dan berhasil mencapai tingkat ban cokelat. Keberanian dan keseimbangan yang diperolehnya dari judo kemudian membawanya menekuni loncat indah.
Perjalanan Karier di Dunia Loncat Indah
Pada tahun 1959, Lanny mulai fokus pada loncat indah di bawah bimbingan pelatih M. Jasin. Melihat bakatnya yang luar biasa, Lanny diarahkan untuk mengikuti Asian Games 1962, di mana Indonesia menjadi tuan rumah. Sebelumnya, ia juga meraih kesuksesan di PON VI 1961 Bandung dengan memenangkan medali emas.
Puncak Kesuksesan di Asian Games 1962
Asian Games 1962 di Jakarta menjadi puncak karier Lanny sebagai atlet loncat indah. Selain meraih emas untuk papan tiga meter, ia juga memenangkan perunggu untuk nomor terjun menara 10 meter. Kesuksesan ini diulanginya pada GANEFO 1963 di Jakarta, di mana ia kembali meraih emas untuk papan tiga meter dan perunggu untuk menara 10 meter.
Pensiun Dini dan Karier Baru
Pada tahun 1964, Lanny memutuskan untuk pensiun dari dunia olahraga pada usia yang sangat muda, yaitu 20 tahun. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan menikah dengan Charlie Kartadinata, putra pemilik pabrik kecap Cap Bango, pada tahun 1966. Lanny sempat menekuni bisnis restoran sebelum beralih ke percetakan.
Meskipun beralih menjadi pengusaha, nama Lanny Gumulya tetap dikenang sebagai atlet legendaris yang telah mengharumkan nama Indonesia di cabang olahraga loncat indah. Dedikasi dan prestasinya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang dan meraih impian di dunia olahraga. Dengan semangat dan kerja keras, Lanny telah membuktikan bahwa prestasi gemilang dapat dicapai dengan usaha yang tak kenal lelah.