Ayrton Senna da Silva lahir di São Paulo, Brasil, pada 21 Maret 1960. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia balap.
Ayahnya, Milton, bahkan membangunkan gokart untuknya, yang menjadi langkah awal Senna mengenal dunia motorsport.
Saat menginjak usia 13 tahun, Senna mulai balapan secara profesional di ajang gokart dan langsung memenangkan balapan pertamanya.
Kemenangan demi kemenangan pun diraihnya, termasuk gelar juara Karting Amerika Selatan pada tahun 1977.
Tak puas hanya di level regional, ia kemudian hijrah ke Eropa untuk mengikuti kejuaraan gokart yang lebih kompetitif.
Langkah ke Formula 1
Senna terus menunjukkan bakatnya di dunia balap. Setelah sukses di ajang Formula Ford dan Formula 3, namanya mulai diperhitungkan oleh tim-tim besar di Formula 1. Pada tahun 1984, ia akhirnya bergabung dengan tim Toleman.
Salah satu momen yang membuat namanya dikenal dunia adalah ketika ia hampir menang di GP Monaco 1984 dalam kondisi hujan deras.
Meskipun balapan dihentikan lebih awal, performanya yang luar biasa membuat banyak tim mulai meliriknya.
Tahun berikutnya, ia pindah ke Lotus dan berhasil meraih kemenangan pertamanya di GP Portugal 1985.
Rivalitas dengan Alain Prost
Pada tahun 1988, Senna bergabung dengan McLaren dan menjadi rekan setim Alain Prost, yang saat itu sudah memiliki reputasi sebagai salah satu pembalap terbaik.
Rivalitas antara keduanya menjadi salah satu yang paling terkenal dalam sejarah F1. Senna akhirnya meraih gelar juara dunia pertamanya pada tahun itu, mengungguli Prost.
Namun, ketegangan antara mereka terus meningkat, terutama setelah insiden kontroversial di GP Jepang 1989 dan 1990. Meskipun begitu, di luar lintasan, mereka tetap saling menghormati.
Aksi Legendaris di Donington 1993
Salah satu momen paling ikonik dalam karier Senna adalah penampilannya di GP Eropa 1993 di Donington Park.
Dalam kondisi hujan, ia melakukan start yang luar biasa dan berhasil melewati empat mobil dalam satu lap, yang kemudian dikenal sebagai “Lap of the Gods”.
Ia akhirnya memenangkan balapan dengan keunggulan besar, membuktikan kehebatannya dalam kondisi sulit.
Warisan Senna
Meskipun sudah meninggal, warisan Senna tetap hidup. Ia dikenang sebagai salah satu pembalap terbaik sepanjang masa, dengan tiga gelar juara dunia dan banyak momen spektakuler.
Selain itu, ia juga dikenal karena kebaikan hatinya, sering membantu mereka yang membutuhkan di Brasil.
Hingga kini, nama Ayrton Senna tetap menjadi inspirasi bagi banyak pembalap muda yang bermimpi menaklukkan dunia Formula 1.