Tahukah kamu, dalam dunia parenting tak kenal lelah dalam belajar agar terus dapat menciptakan pola asuh yang sesuai untuk anak, oleh orang tua.
Ada beberapa tipe basic atau dasar pola asuh dalam dunia parenting, yang nanti akan dijelaskan oleh psikolog.
Pentingnya untung mengetahui tipe pola asuh yang tepat, apakah parenting yang demokrasi, otoriter, permisif, maupun neglectful. Ternyata, keempat tipe ini akan menghasilkan situasi yang berbeda untuk anak nantinya, menurut psikolog.
Psikolog yang mempelajari parenting pun menyimpulkan bahwa dalam parenting ada yang disebut konsistensi.
“Batasan parenting itu ada konsistensi,” ucap Samanta Elesner seorang Psikolog pada Podcast YouTube channel Coach Tom.
Kuncinya untuk menciptakan parenting yang berhasil adalah konsistensi.
“Konsistensi dalam parenting itu sangat mahal,” lanjutnya.
Empat pola asuh atau parenting yang basic perlu untuk kita ketahui, simak penjelasannya di bawah ini.
1. Pola Asuh Otoritatif atau Demokrasi
Yup, demokrasi dalam parenting itu sulit menurut psikolog, karena ada peran besar dari dua orang yang berbeda yaitu orang tua, terdiri dari bapak dan ibu.
Keduanya dari latar belakang yang berbeda, sudut pandangnya, dan bahkan value atau nilai budayanya juga bisa berbeda.
Efeknya ketika ada ibu yang memarahi anak, bapak malah belain anak atau sebaliknya.
Yup, dalam parenting demokrasi penting agar orang tua yang berbeda ini untuk mau bekerja sama agar anak tidak kebingungan dan berat sebelah.
2. Pola Asuh Ototiter
Menurut Psikolog Samantha Elenor, di beberapa anak pola asuh otoriter ini bisa berhasil. Alasannya karena anak terbiasa dari kecil untuk diatur oleh orang tua, sehingga saat dewasa pun disiplin itu bisa dibawa olehnya.
Namun, dilemanya adalah tidak semua anak cocok dengan pola asuh otoriter. Justru cocoknya dengan pola asuh demokrasi, di mana anak lebih suka ada kebebasan.
Untuk pola asuh otoriter, biasanya dilatarbelakangi keluarga yang terbiasa dengan disiplin.
3. Pola Asuh Permisif

Hasil dari pola asuh permisif biasanya bikin anak jadi manja, insecure, dan apapun itu bergantung pada orang tuanya.
Penyebabnya karena segala sesuatu itu dibiasakan untuk dibolehin oleh orang tua, sehingga anak tidak kenal batasan.
Ini penyebabnya karena orang tua lemah menghadapi anak.
4. Pola Asuh Neglectful
Hasilnya anak terluka dan terabaikan karena kurangnya kehadiran orang tua secara emosional.
Mungkin ada fasilitas yang diberikan oleh orang tua untuk anak, tapi kehadiran emosional perhatian itu tidak didapatkan.
Sehingga, anak merasa terabaikan, insecure, dan takut terhadap penolakan atau pengabaian.
Itulah empat pola asuh dasar yang dijelaskan oleh psikolog.