Serena Williams of the US celebrates beating Romania's Simona Halep during their women's singles quarter-final match on day nine of the Australian Open tennis tournament in Melbourne on February 16, 2021. (Photo by David Gray / AFP) / -- IMAGE RESTRICTED TO EDITORIAL USE - STRICTLY NO COMMERCIAL USE -- (Photo by DAVID GRAY/AFP via Getty Images)
in

Legenda Tenis Serena Williams yang Menginspirasi Dunia

Serena Williams lahir pada 26 September 1981 di Saginaw, Michigan. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara yang dibesarkan oleh Richard Williams dan Oracene Price. 

Bersama kakaknya, Venus Williams, Serena memulai latihan tenis sejak kecil. Ayah mereka, yang belajar tenis secara otodidak dari buku dan video, melihat potensi besar dalam olahraga ini.

Demi mengasah kemampuan anak-anaknya, Richard membawa keluarga pindah ke Compton, California. 

Di sana, Serena dan Venus berlatih keras di lapangan tenis umum dengan kondisi seadanya. Meski berada di lingkungan yang penuh tantangan, semangat dan kerja keras mereka tak pernah padam.

Karier Profesional dan Prestasi Gemilang

Serena mulai menapaki dunia tenis profesional pada usia 14 tahun. Meski debutnya tidak berjalan mulus, dia terus berlatih dan akhirnya menembus peringkat 20 besar dunia pada 1998. 

Tahun berikutnya, dia meraih gelar Grand Slam pertamanya di US Open dengan mengalahkan Martina Hingis.

Pada tahun 2002, Serena mencetak sejarah dengan memenangkan tiga turnamen Grand Slam berturut-turut, yaitu French Open, Wimbledon, dan US Open. Keberhasilan ini membawanya ke peringkat satu dunia pada Juli 2002. 

Tak berhenti di situ, dia kembali meraih gelar juara Australian Open pada 2003 dan melengkapi koleksi kemenangannya di semua turnamen Grand Slam, yang kemudian dikenal sebagai “Serena Slam.”

Selain sukses di nomor tunggal, Serena juga membangun dinasti bersama Venus di nomor ganda. 

Mereka memenangkan 14 gelar Grand Slam ganda serta tiga medali emas Olimpiade, menjadikan mereka salah satu pasangan ganda terbaik sepanjang masa.

Tantangan dan Kebangkitan

Karier Serena sempat mengalami kendala karena cedera lutut pada 2003. Tak hanya itu, dia juga harus menghadapi kehilangan kakaknya, Yetunde Price, yang meninggal dunia akibat kejadian tragis di Los Angeles. 

Setelah melewati masa sulit, Serena kembali ke lapangan dan meraih gelar Australian Open pada 2005 dan 2007.

Pada 2008, dia mulai bangkit dan kembali mendominasi dunia tenis. Dia memenangkan US Open tahun itu, disusul dengan kemenangan di Australian Open dan Wimbledon pada 2009. 

Perjalanannya kembali ke puncak tidaklah mudah, terutama setelah mengalami masalah kesehatan serius pada 2011. 

Namun, semangat juangnya membawanya meraih medali emas Olimpiade London 2012 di nomor tunggal.

Rekor dan Warisan Serena Williams

Serena Williams (denverpost.com)

Serena terus mencetak sejarah dengan memenangkan Australian Open 2017, menjadikannya juara Grand Slam terbanyak di era modern dengan 23 gelar. 

Saat itu, dia tengah mengandung anak pertamanya, Alexis Olympia Ohanian Jr. Setelah melahirkan, Serena mengalami komplikasi kesehatan yang cukup serius, namun tetap berjuang kembali ke dunia tenis.

Keberhasilannya dalam dunia tenis juga membawa perubahan besar dalam aturan Women’s Tennis Association (WTA). 

Berkat perhatiannya terhadap isu peringkat bagi atlet yang cuti melahirkan, WTA akhirnya menerapkan kebijakan baru yang lebih adil bagi atlet perempuan.

Lebih dari Sekadar Atlet

Serena tidak hanya dikenal sebagai petenis legendaris, tetapi juga sebagai pengusaha dan aktivis. Dia mendirikan brand fesyen “S by Serena” serta lini perhiasan yang sukses di pasaran. 

Selain itu, dia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti membangun sekolah di Afrika dan menjadi duta UNICEF.

Dedikasinya terhadap dunia tenis dan kontribusinya di luar lapangan menjadikannya inspirasi bagi banyak orang. 

Dengan kerja keras, keberanian, dan semangat juang yang tinggi, Serena Williams telah membuktikan bahwa dia bukan hanya legenda tenis, tetapi juga ikon bagi generasi mendatang.