Baguette, roti panjang dan tipis yang menjadi simbol kuliner Prancis, telah mendapatkan tempat istimewa di hati pecinta roti di seluruh dunia. Dengan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, baguette tidak hanya menjadi bagian penting dari budaya makan di Prancis, tetapi juga telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Artikel ini akan mengulas sejarah, cara pembuatan, dan popularitas baguette di kancah internasional.
Sejarah Singkat Baguette
Baguette pertama kali muncul di Prancis pada awal abad ke-20. Meskipun asal-usul pastinya masih diperdebatkan, banyak yang percaya bahwa baguette dikembangkan sebagai solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan roti yang mudah dibawa dan dikonsumsi. Bentuknya yang panjang dan tipis memungkinkan roti ini untuk dipanggang lebih cepat dibandingkan roti tradisional lainnya.
Pada tahun 1920, undang-undang di Prancis menetapkan bahwa pekerja roti tidak boleh bekerja sebelum pukul 4 pagi, yang mendorong para pembuat roti untuk mencari cara baru dalam memproduksi roti dengan cepat. Baguette, dengan waktu pemanggangan yang lebih singkat, menjadi pilihan yang ideal dan segera mendapatkan popularitas di kalangan masyarakat Prancis.
Proses Pembuatan Baguette
Pembuatan baguette memerlukan bahan-bahan sederhana seperti tepung, air, garam, dan ragi. Namun, teknik dan keterampilan dalam mengolah adonan adalah kunci untuk menghasilkan baguette yang sempurna. Proses fermentasi yang tepat dan teknik pengulenan yang benar akan menghasilkan tekstur yang diinginkan.
Setelah adonan siap, baguette dibentuk menjadi panjang dan tipis, kemudian dibiarkan mengembang sebelum dipanggang dalam oven dengan suhu tinggi. Proses pemanggangan ini memberikan baguette kulit yang renyah dan warna keemasan yang khas. Salah satu ciri khas baguette adalah potongan diagonal di permukaannya, yang tidak hanya menambah estetika tetapi juga membantu dalam proses pemanggangan.
Baguette di Kancah Internasional
Baguette telah melampaui batas-batas geografis dan menjadi salah satu jenis roti yang paling dikenal di dunia. Di banyak negara, baguette dapat ditemukan di supermarket, toko roti, dan restoran. Popularitasnya tidak lepas dari fleksibilitasnya dalam berbagai hidangan, mulai dari sandwich hingga pendamping sup dan salad.
Di Amerika Serikat, baguette sering digunakan sebagai bahan dasar untuk sandwich seperti “submarine” atau “hoagie”. Sementara itu, di Vietnam, baguette menjadi elemen penting dalam “bánh mì”, sandwich yang menggabungkan cita rasa Asia dan Prancis. Keberagaman penggunaan baguette menunjukkan bagaimana roti ini dapat beradaptasi dengan berbagai budaya kuliner.
Baguette dan Budaya Prancis
Di Prancis, baguette lebih dari sekadar roti, ia adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Setiap pagi, orang Prancis berbondong-bondong ke boulangerie (toko roti) untuk membeli baguette segar. Tradisi ini mencerminkan pentingnya roti dalam budaya makan Prancis, di mana baguette sering disajikan dengan keju, charcuterie, atau hanya dengan mentega.
Baguette juga memiliki tempat dalam perayaan dan acara khusus di Prancis. Misalnya, pada Hari Bastille, baguette sering menjadi bagian dari piknik dan perayaan di seluruh negeri. Keberadaan baguette dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Prancis menunjukkan betapa pentingnya roti ini dalam budaya mereka.