Candi Borobudur
Candi Borobudur, Foto: tourHQ
in

Misteri dan Sejarah Candi Borobudur yang Pernah Terkubur

Perjalanan Panjang Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah salah satu keajaiban dunia yang terletak di Indonesia. Dibangun sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi pada masa Dinasti Syailendra, candi ini menjadi simbol kejayaan agama Buddha Mahayana di Nusantara. 

Namun, siapa sangka bahwa monumen megah ini sempat terlupakan dan terkubur selama berabad-abad sebelum akhirnya ditemukan kembali?

Borobudur, Pusat Keagamaan dan Simbol Kebesaran

Sejarawan meyakini bahwa Borobudur bukan hanya sekadar candi, tetapi juga pusat ibadah dan kontemplasi.

Struktur bangunannya menggambarkan perjalanan menuju pencerahan, dengan relief yang menceritakan kisah kehidupan Buddha. Bahkan, candi ini dianggap sebagai penghubung antara raja dan rakyatnya.

Meskipun tidak ada catatan tertulis yang menyebutkan kapan persisnya candi ini dibangun, para ahli memperkirakan usianya berdasarkan pahatan aksara di relief Karmawibangga. 

Diperkirakan, Borobudur selesai dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dan putrinya, Pramudawardhani.

Arsitektur yang Memukau

Candi Borobudur terdiri dari sembilan tingkat berundak yang terbagi menjadi tiga bagian utama:

  • Kamadhatu: Bagian dasar yang menggambarkan kehidupan manusia penuh nafsu duniawi.
  • Rupadhatu: Bagian tengah yang melambangkan manusia yang mulai meninggalkan nafsu dunia tetapi masih terikat oleh bentuk dan rupa.
  • Arupadhatu: Bagian puncak yang mencerminkan kebebasan dari segala keterikatan duniawi.

Dengan lebih dari 2.500 panel relief dan 504 patung Buddha, keindahan arsitektur Borobudur menjadi bukti kejayaan seni dan budaya Nusantara.

Terkubur dan Ditemukan Kembali

Borobudur mulai ditinggalkan pada abad ke-10 ketika pusat pemerintahan berpindah ke Jawa Timur. 

Erupsi dahsyat Gunung Merapi sekitar tahun 1006 menyebabkan candi ini terkubur oleh abu vulkanik dan ditumbuhi vegetasi lebat.

Candi ini kemudian ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Jawa. 

Namun, sejarawan Peter Carey berpendapat bahwa keberadaan Borobudur sebenarnya sudah diketahui oleh VOC sejak akhir abad ke-18 melalui insinyur Carl Friedrich Reimer.

Setelah ditemukan, upaya ekskavasi mulai dilakukan, termasuk oleh HC Cornelius yang merekrut ratusan warga setempat untuk membersihkan area sekitar candi. 

Restorasi besar-besaran baru dilakukan pada awal abad ke-20 dan berlanjut hingga sekarang untuk menjaga kelestariannya.

Upaya Pelestarian Borobudur

Sebagai situs warisan dunia UNESCO sejak 1991, Borobudur terus mengalami konservasi untuk menjaga keasliannya. 

Langkah-langkah seperti pembatasan area kunjungan, penggunaan alas pijakan kayu, serta penerapan sandal khusus bagi wisatawan diterapkan guna mengurangi dampak keausan batu candi.

Pemerintah juga sempat merencanakan pembatasan jumlah pengunjung dengan menaikkan harga tiket, yang sempat menjadi perbincangan publik. 

Langkah ini dianggap perlu demi keberlangsungan monumen bersejarah ini agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Warisan Budaya yang Tak Ternilai

Candi Borobudur bukan hanya bangunan batu biasa, tetapi juga saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya Nusantara. 

Dari pusat ibadah, terlupakan dan terkubur, hingga menjadi ikon wisata dunia, Borobudur adalah bukti nyata kejayaan masa lalu yang tetap berdiri kokoh hingga kini. 

Pelestariannya adalah tanggung jawab bersama, agar keindahan dan nilai filosofinya tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.